Mengenal Karburator Keihin PE28, Banyak Dicari Banyak Pula Palsunya
Ilham · 21 Des, 2021 15:00
0
0
Dipakai di motor balap dan harian
Awalnya bawaan Honda NSR150 SP
Bagi penggemar kecepatan, melakukan upgrade pada komponen motor menjadi sebuah keharusan. Seperti porting polish, bore up hingga mengganti sistem pengabut bahan bakarnya.
Memang saat ini kebanyakan motor sudah bersistem injeksi, namun di model karburator, ada tipe karburator yang terbilang legendaris dan kerap dipakai bagi penggemar kecepatan. Peranti tersebut adalah karburator Keihin PE 28 yang sering menggantikan peran karbu standar.
Bukan tanpa alasan karburator ini diincar oleh penggemar kecepatan. Bukan hanya di lintasan balap seperti road race dan drag race tapi juga yang mau upgrade untuk harian. Hal ini pun membuat produk imitasinya membanjiri pasaran di Indonesia.
Ada sederet keunggulan yang ditawarkan oleh karburator yang aslinya merupakan produksi brand Keihin tersebut. Mulai dari kemudahan mendapat tenaga instan atau diameter venturinya yang terbilang besar dibandingkan kebanyakan karburator motor lokal. Lalu bagaimana detailnya?
Mungkin banyak yang bertanya, apa sih peran karburator? Kenapa begitu penting dan perlu diganti jika motor ingin lebih bertenaga. Perlu diketahui, fungsi karbu atau karburator di motor adalah untuk mencampurkan udara dan bahan bakar sebelum disemburkan ke dalam ruang bakar via manifold atau leher angsa.
Semakin besar kebutuhan akan asupan campuran tersebut karena mengincar performa lebih besar, maka dibutuhkan juga diameter venturi karbu yang lebih besar agar suplai udara dan bensin yang masuk lebih deras.
Hal ini diakomodir oleh karburator Keihin PE 28 yang punya diameter venturi hingga 28 mm. Bandingkan dengan rata-rata karburator motor standar yang punya venturi 17-18 mm saja. Sehingga pergantian karbu tersebut cocok untuk pengguna yang mengejar performa.
Karakter karburator ini sendiri yakni mampu membuat akselerasi motor jadi lebih gesit. Makanya untuk dipakai harian pun banyak yang suka karena karakternya tadi.
Awal Mula Karburator Keihin PE 28
Sejatinya, karburator Keihin PE 28 bukanlah produk aftermarket atau racing. Melainkan karbu OEM alias bawaan pabrik. Namun motor yang mengusungnya tidaklah sembarangan, yakni Honda NSR150 SP. Motor sport fairing bermesin 2-tak tersebut memang dikenal kencang dan mengusung karbu PE 28 dari Keihin.
Tapi setelah produk tersebut discontinue, bukan berarti karburator Keihin PE 28 ikutan punah. Bahkan sederet brand aftermarket seperti TDR, Sudco hingga Kawahara ikutan memproduksi karbu tersebut. Itu pun diluar pabrikan imitasi atau KW yang berjejer dari KW1 sampai KW3.
Beberapa hal yang membuat karburator PE 28 unggul diantaranya kemudahan untuk mencari settingan yang pas. Alternatif jetting bisa menggunakan produk lokal dari Honda GL-Pro atau Honda Supra.
Selain itu, harga jualnya pun terbilang cukup terjangkau jika dibandingkan karbu khusus balap seperti Keihin FCR dan Mikuni TM. Sehingga pengguna harian juga kerap mengandalkannya.
Dari sisi tampilan pun karburator Keihin PE 28 bisa mendongkrak gaya. Ini karena komponen tersebut memiliki ciri khas bentuk pada setting stationer yang menyerupai bintang berwarna kuning.
Kekurangan Karburator Keihin PE 28
Dirancang untuk memberikan asupan campuran udara dan bahan bakar lebih banyak membuat karbu PE 28 dikenal boros. Hal ini tak terlepas dari pengaturan skep yang dilakukan mekanis mengikuti gerak tuas gas, berbeda dengan karburator tipe vakum yang gerap skepnya mengikuti tingkat kevakuman mesin.
Kelemahan selanjutnya kalian harus lebih waspada dan awas, karena banyak penggemarnya hingga kini. Tak usah heran jika banyak PE38 tiruan dari beragam merek, dan juga yang berlabel Thailand, KW1, KW2 hingga KW3 yang kualitasnya semakin rendah dan terkadang sulit untuk diseting.
Saat ini di Indonesia ada tiga brand aftermarket yang menjual karburator ini dengan kualitas baik. Diantaranya PE 28 Racing keluaran Sudco. Harganya saat ini berkisar antara Rp 2,5-3 jutaan.
Kemudian ada brand TDR yang melepasnya seharga Rp 1,6 juta. Sedangkan merek lokal Kawahara menawarkannya dengan banderol Rp 700 ribuan. Sementara original Keihin sudah semakin langka didapatkan.