Mengenal Silikat Pada Rangka eSAF Honda, Beneran Bukan Karat?
Fariz · 27 Agu, 2023 08:30
0
0
Bercak kuning pada rangka bukan lah karat.
Kuning di rangka merupakan silikat sisa proses pengelasan.
Silika dibutuhkan saat pengelasan namun cat tidak bisa menempel.
Pembahasan rangka eSAF korosi, karat hingga patah tengah memenuhi hampir seluruh jagad media sosial. Ini pun membuat PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan klarifikasi dalam bentuk video yang diunggah pada akun Instagram @welovehonda_id.
Tanpa basa-basi, pembahasan langsung mengarah kepada bercak kuning pada rangka motor Honda. Di mana ini yang dianggap sebagai sumber permasalahannya.
Namun, sosok misterius dalam video tersebut membeberkan kalau warna kuning yang menempel pada las-lasan rangka bukan lah karat.
Sebagai pembuktian, sang pelakon pun mempraktikannya pada sebuah Honda Vario 160 yang terdapat bercak kuning pada las rangkanya. Ketika dilap, tidak ada bekas debu kuning seperti halnya mengelap besi berkarat.
Dirinya menjelaskan kalau bercak kuning pada las-lasan rangka itu adalah silikat yang berfungsi untuk melapisi hasil pengelasan dari oksidasi.
Akan tetapi, khalayak tampaknya tidak dalam satu pemahaman dengan AHM. Pasalnya, di luar sana karat justru muncul pada motor-motor Honda milik konsumen.
Beragam komentar pun bermunculan selepas video klarifikasi Honda itu diunggah. Tak sedikit yang menyebut jika AHM melakukan kesalahan dalam mengaplikasikan silikat pada rangka eSAF.
Kontroversi Silikat pada Rangka eSAF
Silikat atau Silicate merupakan hasil reaksi silicon dengan oksigen pada proses pengelasan. Pada dasarnya silicon ini dibutuhkan dalam proses pengelasan MIG (Metal Innert Gas) pada rangka.
Silicon sendiri punya kemampuan mencairkan las-lasan. Diperlukan untuk mengisi permukaan yang perlu diisi agar permukaan las lebih halus. Fungsi lainnya adalah melindungi proses pengelasan dari kontaminasi oksigen penyebab hasil las berlubang.
Menyoal klarifikasi, Video AHM yang ditayangkan pada 24 Agustus 2023 lalu pun menuai perhatian sekaligus tanggapan dari netizen setidaknya hingga 44 ribu komentar.
Salah satunya dari akun bernama @ayam_speciall ini. Dirinya yang mengaku bekerja sebagai welding inspector, coba meluruskan beberapa miskonsepsi dalam video tersebut.
“Saya ingin meluruskan beberapa miskonsepsi di sini; 1. Silicon/Silica memang digunakan untuk deoxidizer, yaitu pencegahan terjadi oksidasi dan memperkuat strength dari sambungan las, dalam hal tersebut silica harusnya berada dalam logam panduan las, bukan di permukaan las seperti dalam video tersebut.”
“2. Silicon pada vidio tersebut terdapat dalam permukaan (Silicon Island) yang tidak dibersihkan menggunakan finishing brushing/grinding/chipping, alias mengelupas saat pemberian coating (cat), sama saja mengekspos permukaan material dengan karat.
“3. Saat ini saya belum tahu aplikasi surface coating menggunakan silica pada permukaan logam las, yang saya tahu menggunakan media cat (blasting-top coat-painting) TLDR; klarifikasi tersebut justru mengekspos ketidaktelitian dan kelemahan pada QC, flow process, work instructio/procedures, dan acceptance criteria (standar),” jelasnya berkomentar.
Respons lain juga diutarakan akun @vanellan_syah. Ia berkomentar kalau silicate adalah kotoran oksidasi dalam proses pengelasan yang harusnya dibersihkan terlebih dulu sebelum pengecatan.
“Silicate itu semacam kotoran hasil dari proses oxidasi dari proses pengelasan semacam kotoran pada las stick yang harus dibersihin sebelum masuk proses pengecatan.”
“Dilihat dari semua merek motor pasti masih menggunakan las MIG, tapi mereka sebelum masuk proses cat pasti di bersihkan hasil oksidasinya atau silicate. Contoh pada rangka Kawasaki Ninja yang jelas rangkanya keliatan tapi gak ada bekas silicatenya. Jadi bisa dinilai sendiri,” tulisnya.
Permasalahan silikat ini juga pernah dibahas oleh salah satu video milik akun YouTube Lincoln Electric, selaku salah satu produsen alat serta komponen untuk pengelasan.
Non-Konduktif & Tampak Karat
Dalam salah satu videonya menjelaskan kalau silikat ini bersifat non-konduktif. Silikat juga tidak mudah untuk dibersihkan saat proses pencucian sebelum lanjut ke pengecatan.
Silikat yang bersifat non-konduktif tersebut membuatnya tidak tertutup oleh cat. Pasalnya, proses pengecatan rangka eSAF dilakukan dengan metode Electro Deposition Painting atau ED Painting.
Proses pengecatannya menggunakan bantuan arus listrik dengan menyambungkan kutub positif dan negatif pada rangka eSAF. Lalu, rangka dimasukan ke dalam bak berisi cairan elektrolit berupa pigmen cat.
Disebutkan oleh Tim Hurley selaku Lincoln Electric Global Segment Director for The Automotive & Transportation Industry, bakal ada masalah yang ditimbulkan dari silikat ini jika tidak dibersihkan terlebih dulu.
Pertama, bentuk silikat yang khas akan tampak seperti karat bagi mata 'telanjang' sebagaimana terjadi saat ini. Kedua, silikat akan menyebabkan pembentukan karat lebih dini atau karat sebelum waktunya.
“Silikat bersifat non-konduktif, jadi saat komponen melalui proses pengecatan dengan metode elektro maka area yang terdapat silikat tidak akan terlapisi dengan baik,” ujarnya dalam video tersebut.