Salah Kaprah Rawat Rantai Motor, Bukan Awet Malah Bisa Bikin Rusak
Ilham · 10 Nov, 2021 18:00
0
0
Motor bebek atau sport membutuhkan rantai sebagai sarana penyalur tenaga mesin ke roda belakang. Peran vital tersebut tidak serta merta membuat pemilik motor rajin untuk merawat peranti tersebut. Paling sering ditemui hanya mengencangkan atau memberi pelumasan berupa oli bekas saja.
Padahal ada langkah lain yang dapat memperpanjang usia pakai rantai. Termasuk kesalahan pengguna motor yang kerap dilakukan dalam merawat rantai. Seperti apa?
Memakai Oli Bekas Untuk Melumasi Rantai Motor
Tak sedikit pengguna motor yang melumasi oli bekas pada rantainya, namun Doni Harsoyo, Supervisor Service Training Suzuki 2W mengatakan jika hal tersebut merupakan kesalahan yang sering dilakukan. Sebaliknya, penggunaan oli bekas akan membuat rantai motor menjadi tidak awet.
"Oli bekas dari mesin kerap mengandung gram dan kotoran lainnya. Padahal selain melumasi, rantai juga perlu dibersihan. Sementara fungsi pembersihan tidak bisa didapat dari oli bekas tersebut. Bahkan oli bekas juga dapat menumpuk debu di rantai yang membuat usia pakainya lebih singkat," urainya.
Untuk itu, sebaiknya pengguna motor melumasi rantai dengan cairan (chain lube) yang direkomendasikan. Di mana saat ini sudah banyak cairan khusus rantai yang bukan hanya berfungsi untuk melumasi, tapi juga membersihkan peranti tersebut.
Menyetel Rantai Terlalu Kencang
Enggan menyetel rantai secara rutin membuat ada sebagian pengguna motor yang justru mengencangkan komponen tersebut melebihi batas toleransi kerenggangannya. Alhasil, rantai menjadi sangat kencang.
Bukan efek positif yang didapat dari penyetelan rantai yang terlalu kencang. Tapi justru ada bahaya mengintai dari perilaku salah kaprah tersebut. Ini karena setelan rantai yang terlalu kencang akan mempercepat keausan rantai yang bisa berujung putus.
Di sisi lain, penggunaan rantai yang terlalu kencang juga berefek pada berkurangnya kenyamanan berkendara. Karena akan menimbulkan getaran di bagian footstep.
Indikasi masalah pada rantai sebenarnya bukan cuma dapat dilihat oleh mata, namun tak jarang juga bisa didengar karena menimbulkan bunyi yang tak lazim. Nah, bunyi berisik dari rantai tersebut memiliki sederet penyebab.
Semisal jika rantai berbunyi di musim hujan seperti saat ini bisa saja ditimbulkan dari kotoran yang menumpuk. Seperti lumpur sisa hujan atau debu, bisa menempel pada rantai. Solusi untuk hal ini adalah mencuci motor dan dilanjutkan dengan memberi cairan khusus rantai, agar tetap terlumasi dan bersih.
Penyebab bunyi selanjutnya adalah karat yang terdapat di rantai atau gir. Karena kedua komponen tersebut terbuat dari logam, maka konsekuensi jika jarang terlumasi adalah karat. Jika didiamkan rantai bisa putus karena keropos. Sebelum putus, ada baiknya dilakukan pergantian terlebih dulu. Dan jangan lupa merawat rantai dengan benar untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Namun saat kedua gejala tersebut tidak ditemui, maka kemungkinan bunyi rantai disebabkan oleh setelannya yang kendor. Banyak efek negatif yang ditimbulkan dari rantai kendor. Mulai dari potensi tercopot dari gir, cepat aus hingga tarikan motor yang terasa lambat. Sehingga selalu pastikan posisi kekencangan rantai ideal yang berkisar di angka 2-3 cm.