Sebab Kawasaki Ninja ZX-25RR Masih Belum Kompetitif di Balap Asia
Fariz · 2 Agu, 2024 14:30
0
0
Limiter hanya 16.000 rpm.
Jadi yang paling berat di kelasnya.
Mulai tahun 2024 ini tim Motul Sniper Kawasaki Manual-Tech menggunakan Kawasaki Ninja ZX-25RR untuk berlaga di balap Asia, yakni Asia Road Racing Championship (ARRC).
Motor tersebut dipakai pada kelas Asia Production 250 atau AP250, bersaing dengan Honda CBR250RR dan Yamaha R3.
Sudah menggunakan mesin 250 cc 4 silinder, ternyata tidak semena-mena membuat motor satu ini unggul.
Karena namanya balap roadrace ini tidak hanya bergantung pada mesin, tapi juga soal bobot, handling, dan masih banyak lagi.
Tim ini menurunkan 2 pembalap andalannya yaitu Aiki Iyoshi (37) asal Jepang dan M Diandra Trihardika (21) asal Indonesia.
Tim ini diketuai oleh Ibnu Sambodo seorang tuner handal asal Indonesia yang sudah melekat puluhan tahun dalam membuat motor balap Kawasaki.
Pencapaian tertinggi ada pada seri perdana ARRC 2024 yang digelar di sirkuit Buriram, Thailand karena Aiki berhasil finish posisi 2 pada race 2, selebihnya konsisten di grup depan atau barisan 5 besar.
Tenaga Besar Kawasaki Ninja ZX-25RR
Kalau bicara tenaga, tentu saja dengan dukungan mesin 250 cc 4 silinder rasanya punya tenaga yang sangat cukup.
Spesifikasinya pakai diameter piston 50 mm dan panjang langkah 31,8 mm, perbandingan kompresi 12,5:1, diameter throttle body 30 mm, DOHC 4 katup per silinder, dan pendingin cairan.
Dengan spesifikasi mesin tersebut, klaim tenaga maksimal ada di angka 50,2 PS di 15.500 rpm dan torsi 22,9 Nm di 14.500 rpm, ini hasil pengujian dyno pabrikan melalui metode on crank.
Namun untuk on wheel tenaga maksimal motor ini ada di kisaran angka 41,5 PS, Pakde Ibnu panggilan akrabnya menjelaskan kalau dibandingkan kondisi standar motor ini kurang lebih sudah naik 10 hp atau 10,1 ps, artinya ada di kisaran 50-an ps.
“Kalau dibanding ZX-25RR standar, tenaga yang dipakai ini sudah naik 10 hp. Kalau dibandingkan dengan Ninja 250 2 silinder yang sebelumnya kita pakai ini bedanya 7 hp,” ujarnya.
Naiknya tenaga ini ternyata hasil dari oprekan mesin yang tidak terlalu banyak, hanya mengatur soal rasio kompresi, knalpot, dan tentu saja otak dari motor yaitu ECU (Engine Control Unit) aRacer.
Sayangnya menurut regulasi, limiter dari ZX-25RR ini harus dipangkas dari yang awalnya 17.000 rpm hanya menjadi 16.000 rpm.
“Gak mungkin kan peak power pas di limiter, jadinya perlu geser powerband biar peak power bisa didapat di rpm lebih rendah,” tambah pria ramah ini.
Hal ini tentunya cukup merugikan ZX-25RR, terlebih karakter tenaga motor ini memang baru buas di atas 10.000 rpm sehingga butuh bermain di rpm atas untuk mendapatkan tenaga lebih besar.
Untuk menjaga suhu mesinnya tetap optimal, terlihat ada penggunaan radiator cukup besar.
Sehingga memiliki volume air radiator lebih banyak dan bisa menangkap udara lebih lebih besar berlabel Taleo Tecnoracing.
Agar dapat hasil tenaga optimal, knalpot pada ZX-25RR ini menggunakan kombinasi antara piping atau leher dari Cream-pie asal Yogyakarta, dengan silencer dari Yoshimura HeptaForce TSS berbahan titanium.
Bobot Lebih Berat
Penyelenggara ARRC memang melakukan penyesuaian pada beberapa motor agar jalannya balap bisa berlangsung sengit, selain pada mesin penyesuaian juga ada pada bobot.
Ninja ZX-25RR bisa dikatakan menjadi motor yang paling berat, karena berat total kombinasi motor dengan pembalap minimal harus 225 kg.
Sedangkan motor lain seperti CBR250RR dan R25 atau R3 hanya 205 kg. Selisihnya sampai 20 kg tuh!
Artinya terpaut beban cukup besar, jadi wajar deh kalau akselerasi Ninja ZX-25RR ketika keluar tikungan belum bisa secepat lawan-lawannya.
Di area suspensi, depan tetap pakai upside down namun ada penggantian catridge agar suspensi ini memiliki setelan lebih lengkap.
Jadi terdapat setelan preload, lalu compression di sebelah kiri, dan setelan rebound di sebelah kanan.
Kalau untuk suspensi belakang pakai Showa BFRC-lite dengan setelan lengkap, termasuk hydraulic preload adjustment agar dapat mudah mengatur tingkat kekerasannya.
Desain pelek yang digunakan cukup unik, karena punya desain palang yang tebal di tengah yang kemudian membentuk bintang.
Meski terlihat tebal dan terkesan berat, namun pelek asal Jepang berlabel JB-Power Magtan tipe JBK ini cukup ringan dan kuat.
Karena terbuat dari sebongkah aluminium billet yang diproses menggunakan mesin CNC.
Di area pengereman cukup minim ubahan, pada sisi atas hanya terlihat penggantian handle rem dari Sniper yang dilengkapi remote adjuster sehingga pembalap dapat dengan mudah mengatur jarak handle ketika balap berlangsung.
Berikutnya ada penggantian slang rem berbahan teflon yang dibalut rajutan besi atau braided, kaliper standar dengan kampas rem aftermarket yang lebih gigit, dan cakram floating dari Brembo.
Semoga ada perubahan regulasi, biar ZX-25RR bisa lebih kompetitif ya!
Mulai menjadi jurnalis otomotif & test rider sejak tahun 2015, ketertarikan terhadap dunia otomotif terutama sepeda motor jadi pemicunya. Berkendara, touring, hingga balap sepeda motor menjadi hal yang melekat dan dilakukan sampai saat ini.
Facebook: Fariz Ibrahim
Instagram: @farizibrahim17