Kabar baiknya Yadea T9 (Spesifikasi | Berita) ini sudah memiliki TKDN (Total Kandungan Dalam Negeri) di atas 40%.
Dengan begitu bisa mendapatkan potongan subsidi Rp 7 juta sehingga harganya menjadi Rp 14,5 juta on the road Jakarta.
Motor yang ditenagai baterai SLE Graphene 72V 38Ah ini dibekali dengan mesin listrik model hub drive.
Yang artinya sekaligus menjadi pelek di roda belakang, punya spesifikasi rated power 2000 watt dengan 2 mode berkendara.
Kecepatan Maksimal 62 Km/jam
Pengendaranya disuguhkan dengan 2 mode berkendara, mode pertama bisa disebut sebagai mode berkendara irit karena kecepatan maksimalnya hanya dibatasi 48 km/jam.
Sedangkan mode kedua sedikit lebih tinggi karena bisa mencapai 62 km/jam.
Saat pertama kali memutar kunci kontak Yadea T9 akan muncul huruf P pada penunjuk kecepatan.
Maksudnya ini adalah Park mode yang mana motor belum bisa melaju meskipun gas diputar.
Untuk masuk ke mode berkendara hanya perlu menekan rem sampai switch rem aktif, maka logo P akan berganti menjadi angka penunjuk kecepatan dan motor dapat berjalan.
Asyiknya ketika selongsong gas diputar ternyata tidak langsung direspon oleh motor, ada delay sekitar 5-10% putaran gas awal yang mana ini menjadi salah satu unsur safety.
Karena kita tahu kalau motor listrik memiliki torsi instan sehingga bukaan gas menjadi sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan pengendara.
Selain delay di awal, ternyata keluaran tenaga Yadea T9 bisa dikatakan bertahap sehingga tidak langsung liar meskipun gas dibuka penuh.
Motor listriknya akan terus mendorong secara bertahap dan terus mengisi sampai top speed.
Untuk respon tenaga ketika sudah berjalan antara mode 1 dan 2 sebenarnya tidak berbeda jauh, hanya beda pada kecepatan puncaknya saja.
Yadea T9 hanya mengandalkan per pembalik pada modul selongsong jadi membuat putaran gas terasa ringan.
Efek negatifnya tentu kontrol gas menjadi lebih sulit terutama saat melewati jalur rusak, pergelangan tangan harus kuat menahan putaran gas agar tenaga motor tidak menghentak-hentak.
Oiya di motor ini tenaganya juga langsung terputus ketika switch rem aktif, artinya pengendara tidak bisa gas sambil rem secara bersamaan.
Memang menjadi sedikit merepotkan bagi yang tidak biasa terutama saat kondisi berhenti di tanjakan.
Fitur ini sebenarnya cukup baik, karena untuk memproteksi baterai juga mesin listrik agar tidak bekerja dengan beban berlebih.
Dengan lancarnya motor tanpa tertahan rem makan akan membuat komponen kelistrikannya menjadi lebih awet.
Salah satu karakter motor listrik dengan baterai SLA adalah performanya yang akan menurun seiring berkurangnya kapasitas baterai.
Jadi wajar kalau respon juga top speed akan terus berubah tergantung kapasitas baterai.
Yang agak ngeri Yadea T9 ini tidak dilengkapi dengan sensor standar samping, jadi motor tetap bisa melaju meskipun standar samping dalam posisi terbuka.
Dikhawatirkan ada pengendara yang lupa memutar gas saat sedang posisi standar samping sehingga bisa mengakibatkan kecelakaan.
Salah satu cara untuk mengantisipasinya bisa dengan menekan tombol P pada saklar kiri sesaat setelah membuka standar samping, tujuannya agar motor tidak bisa digas.
TTFAR
Motor ini dilengkapi juga dengan teknologi regenerative brake atau Yadea menyebutnya dengan TTFAR.
Memang ada perbedaan antara regenerative brake milik Yadea dengan merek lain yang pernah kami coba.
Teknologi ini memanfaatkan gaya deselarasi yang diolah kembali untuk mengisi ulang atau menjaga kapasitas baterai, agar jarak tempuh bisa lebih jauh.
Pertama cara kerja fitur ini langsung aktif ketika gas ditutup sehingga memberikan sensasi natural layaknya mengendarai motor bermesin bensin.
Sedangkan merk lain ada yang regenerative brake baru bekerja ketika switch rem aktif.
Regenerative brake pada Yadea T9 juga cukup pintar karena bisa menyesuaikan dengan kapasitas baterai, jika masih terbaca penuh maka deselerasi tidak terlalu kuat.
Namun ketika kapasitas sisa setengah atau bahkan lebih rendah maka regenerative brake akan lebih terasa, terutama ketika menyentuh kecepatan 45-25 km/jam
Tes Akselerasi Yadea T9
Tidak lupa untuk melakukan pengujian akselerasi menggunakan alat Racebox yang berbasis GPS sehingga data kecepatan juga catatan waktunya lebih akurat.
Motor berpenggerak listrik cenderung punya tenaga yang konsisten selama kapasitas baterainya penuh, jadi selama beberapa kali pengetesan catatan waktunya hampir serupa.
Data Akselerasi Yadea T9
0-60 km/jam
-
0-80 km/jam
-
0-100 km/jam
-
0-100 meter
10,16 detik @54,2 km/jam
0-201 meter
16,45 detik @58,4 km/jam
0-402 meter
28,85 detik @59,8 km/jam
Top speed spidometer
62 km/jam
Top speed Racebox
61,53 km/jam
Jarak 0-100 meter ditempuh dalam waktu 10,16 detik di kecepatan 54,2 km/jam, lalu untuk jarak 0-402 meter ditempuh selama 28,85 detik pada kecepatan 59,8 km/jam.
Deviasi spidometernya juga tidak terpaut jauh, kecepatan tertinggi di spidometer menunjukkan angka 62 km/jam sedangkan di Racebox terbaca 61,53 km/jam.