Sisi yang kurang nyaman juga ditunjukan dengan setang yang tidak terlalu rigid, efeknya setang kerap bergetar ketika melewati jalur rusak.
Begitu pula dengan karet handgrip yang kurang empuk jadi kurang nyaman saat digenggam dalam waktu lama.
Handling Nurut
Motor ini dibekali dengan lingkar pelek 12 inci di depan dan belakang, efeknya tentu bisa meredam guncangan lebih baik dibandingkan yang pakai pelek ring 10 inci.
Kelebihan lainnya tentu saja punya kestabilan lebih tinggi saat dibawa pada kecepatan tinggi.
Sayangnya ban ukuran 90/90-12 depan dan 100/80-12 belakang punya karakter karet yang tidak terlalu empuk.
Efeknya tentu saja sedikit licin ketika berjalan di jalur basah, namun efek positifnya rolling resistance dari ban ini bisa lebih jauh.
Sehingga harapannya bisa membuat jarak tempuh Yadea T9 tetap jauh, plus minus lah ya…
Suspensi depannya menggunakan teleskopik yang dilengkapi karet boot atau karet pelindung.
Sehingga as suspensi depan bisa lebih terjaga kebersihannya, sedangkan yang belakang pakai suspensi ganda.
Karakter redaman suspensi depannya sebenarnya cukup, hanya saja travelnya terasa kurang panjang sehingga kurang bisa menahan guncangan saat melewati lubang jalanan.
Ini berbanding terbalik dengan suspensi belakang karena karakternya sangat lembut dan minim bottoming meskipun dipakai boncengan.
Tapi efek negatifnya jadi sedikit limbung ketika menikung kencang dan ground clearance menjadi rendah ketika beban penuh sehingga rawan mentok.
Letak baterai yang berada di tengah dan rendah membuat handling Yadea T9 cukup menyenangkan, karena terasa ringan dan ‘nurut’ ke mana pengendara ingin meliuk.
Namun ketika memposisikan ke standar tengah atau ingin menggeser buritannya saat di parkiran barulah terasa kalau motor ini cukup berat, butuh tenaga lebih untuk melakukannya.
Yadea T9 dibekali dengan rem cakram yang diapit kaliper 2 piston baik di depan maupun belakang.
Uniknya rem depan justru masih menggunakan slang rem model karet sedangkan yang belakang model rajut atau braided.
Tentunya ini berpengaruh terhadap performa pengeremannya, untuk rem depan terasa empuk namun butuh tekanan lebih agar bisa menghentikan laju.
sedangkan yang belakang tidak terlalu butuh tekanan lebih terasa sudah mengigit.
Namun hal tersebut berlaku jika melakukan pengereman di kecepatan tinggi.
Kalau hanya kecepatan rendah di bawah 40 km/jam rasanya tidak akan ada masalah di sektor pengereman ini.