Masih ingat dengan kejadian, mobil yang menabrak besi pembatas tetapi airbag tidak berfungsi. Atau beberapa produsen mobil melakukan recall karena mengalami permasalahan dengan airbag yang mereka gunakan? Apakah mungkin airbag tidak berkembang saat terjadinya tabrakan? Kita akan bahas apa fungsi airbag dan bagaimana sistem kerjanya.
Dapat dipastikan, mobil-mobil saat ini telah menggunakan airbag sebagai salah satu fitur keselamatan bagi pengemudi dan penumpang di dalam mobil. Airbag yang tidak mengembang saat terjadi kecelakaan dapat menimbulkan resiko besar. Hal terburuk adalah kematian, informasi yang terkini adalah sebanyak 27 korban meninggal dunia karena sistem airbag merek Takata pada Ford dan Mazda tidak berfungsi sehingga 3 juta unit mobil harus di recall.
Airbag merupakan Komponen keselamatan yang peletakannya tidak hanya untuk pengemudi maupun penumpang bagian depan. Saat ini banyak mobil yang telah menyediakan airbag untuk melindungi penumpang pada baris kedua maupun baris ketiga. Walau prioritas utama airbag pada awalnya adalah untuk melindungi pengemudi dari benturan saat kecelakaan.
Posisi untuk airbag telah disesuaikan dengan kebutuhan untuk melindungi bagian tubuh yang dianggap vital. Bagian tubuh yang menjadi prioritas untuk dilindungi adalah kepala dan leher, selanjutnya bagian kaki (lutut dan paha) dan kemudian badan.
Dengan prioritas tubuh yang harus dilindungi, paling tidak posisi airbag terdapat di depan pengemudi (kemudi) dan penumpang depan (dashboard), lutut, sisi samping kursi dan tirai (curtain airbag) .
Untuk posisi di samping, airbag dapat melindungi saat terjadi tabrakan dari samping sehingga dapat melindungi tubuh membentur body maupun dinding pintu. Bahkan dari hasil penelitian di Amerika Serikat, pelindung sisi samping dan curtain airbag dapat mengurangi resiko kematian hingga 45%.
Sistem kerja airbag sebenarnya cukup sederhana yakni saat terjadi benturan keras atau tabrakan maka sensor akan mengirimkan sinyal ke modul control yang kemudian akan membuat airbag mengembang. Namun komponen dari fitur airbag sebenarnya sangat komplek.
Ketika terjadi benturan, sensor akan mengirimkan data ke piranti kecil (modul control) dan kemudian melanjutkan mengirimkan sinyal ke pemicu agar airbag mengembang. Namun modul control harus memastikan data yang diterima merupakan benturan yang cukup besar sehingga airbag dapat mengembang. Tanpa modul control, rasanya dapat menjadi merepotkan karena airbag malah dapat mengembang dengan mudah akibat benturan kecil seperti tak sengaja terpukul oleh tangan.
Setelah mengevaluasi dan merespon dengan cepat, modul akan langsung mengirimkan sinyal ke pemicu atau igniter perangkat listrik yang berupa kawat tipis.
Arus listrik yang mengalir pada kawat akan menjadi panas sehingga dapat membakar propelan airbag (yang terdapat zat amonium nitrat). Hasil dari terbakarnya zat amonium nitrat menghasilkan gas nitrogen sehingga airbag dapat mengembang seketika. Setelah bagian tubuh membentur airbag, maka gas nitrogen akan keluar dan airbag mengempes.
Penempatan sensor cukup beragam, tetapi terkadang tidak dapat memicu airbag agar langsung mengembang, seperti pada kejadian mobil yang menghantam pembatas jalan raya. Besi pagar menerobos masuk hingga menyentuh bagian mesin, namun airbag tidak menyala. Hal itu disebabkan sensor airbag berada di sisi kiri-kanan bagian depan mobil.
Selain berada di sisi depan mobil, sensor airbag biasanya juga terdapat di pilar A, di samping body mobil. Bahkan ada sensor air bag yang terpasang langsung pada modul airbag.
Setiap sensor tentu bertugas mengirimkan data ke modul control airbag. Sensor depan biasanya hanya mengembangkan airbag di dashboard maupun kemudi ketika terjadi tabrakan depan mobil. Sedangkan airbag samping akan berfungsi ketika mengalami benturan dari samping, Setiap sensor memiliki tugas masing-masing sesuai dengan penempatannya. Jadi bila tabrakan terjadi pada sisi kiri maka airbag sisi kiri yang mengembang sedangkan airbag sisi kanan tidak mengembang. Begitu juga sebaliknya.
Untuk mengetahui air bags dalam kondisi normal sebenarnya sangat mudah. Saat anda menyalakan mobil pertama kali, maka indikator airbag akan menyala dan kemudian mati setelah beberapa detik. Namun jika lampu indikator tetap menyala dan baru dapat padam ketika mesin mobil dimatikan, maka dapat dipastikan airbag pada mobil anda mengalami kendala.
Airbag yang telah mengembang saat terjadi kecelakaan tidak dapat digunakan kembali, jika dipaksa untuk dapat tersimpan rapi biasanya lampu indikator airbag tidak akan berfungsi dengan baik. Biasanya hal ini terjadi pada mobil-mobil yang bekas mengalami kecelakaan dan diakali agar dapat dijual kembali.
Airbag yang telah rusak membutuhkan biaya besar dalam pengantiannya. Paling tidak sekitar Rp 25 juta lebih biaya yang harus dikeluarkan. Namun di bengkel ahli airbag lebih murah tetapi anda harus pastikan kembali bahwa bengkel tersebut dapat memberikan jaminan pada airbag mobil Anda.
Setiap airbag memiliki batas umur ketahanannya atau ada kadaluarsanya. Namun batas usia pemakaian airbag tergantung dengan sistem yang digunakan pada airbag. Hal itu disebabkan zat amonium nitrat akan alami kerusakan seiringnya waktu, apalagi saat berada di daerah beriklim panas dan lembab seperti di Indonesia.
Sesuai dengan hasil riset National Highway Transport Safety Administration (NHTSA), setelah berusia lebih dari 10 tahun maka inflantor dengan anomium nitrat mengalami kegagalan hingga 50% sehingga sangat mungkin airbag mengembang dalam waktu lama atau justru tidak mengembang.
Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan sabuk pengaman atau safety belt. Menggunakan safety belt jangan asal pakai. Jika hanya sekedar mengalungkan safety belt dapat dipastikan efek dari kinerja airbag tidak akan berfungsi maksimal, resiko cedera hingga kehilangan nyawa sangat mungkin terjadi.
Kecelakaan dengan kecepatan 25 km/jam saja sudah cukup kuat untuk membuat mobil kita rusak berat. Namun hal tersebut belum bisa membuat airbag dibutuhkan. Jika pengemudi dan penumpang menggunakan sabuk pengaman, yang memiliki fungsi pengunci, hal ini sudah cukup untuk memastikan tubuh tidak akan menghantam kemudi atau dashboard. Jika kecepatan lebih dari itu, maka di saat yang bersamaan, sabuk pengaman akan menahan tubuh agar tidak lebih jauh bergerak dan airbag akan memberikan bantalan pelindung bagi bagian tubuh agar tidak terlalu kuat saat menghantam bagian depan.
Airbag memang memberikan lompatan besar dalam hal perlindungan terhadap cedera akibat kecelakaan mobil. Meski begitu, bukan berarti fitur ini seakan memberikan jaminan keselamatan 100 persen terhadap diri Anda saat berkendara. Banyak hal yang membuat sebuah mobil dapat menjadi ruang yang melindungi Anda. Mulai dari desain mobil itu sendiri, teknologi pemrediksi kecelakaan yang canggih, fitur keselamatan aktif dan pasif yang dimiliki hingga kesadaran diri sendiri untuk selalu menggunakan sabuk keselamatan.
Faktor luar seperti kasus gagalnya airbag mengembang dan menjadikan sang produsen mobil harus merecall mobilnya juga jadi salah satu hal yang harus diantisipasi. Namun hal yang pasti jangan pernah 100 persen percaya bahwa mobil dapat melindungi Anda sepenuhnya, namun kecelakaan dapat dihindari dengan selalu waspada saat mengemudi dan selalu berhati-hati.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta