Rancangan Stimulus GAIKINDO Agar Penjualan Mobil Bergairah Lagi

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau yang disingkat GAIKINDO telah mengumumkan laporan penjualan mobil dalam negeri terbaru. Sudah bisa ditebak, performa penjualan mobil domestik Indonesia satu sampai dua bulan ke belakang sedang terpuruk.

Sepertinya bukan Indonesia saja, berbagai negara yang tengah dilanda badai virus Corona sepertinya juga tengah mengalami keterpurukan penjualan mobil baru.

Begitu besarnya dampak virus Corona, sampai-sampai GAIKINDO melaporkan penurunan penjualan mobil pada periode bulan lalu (April) anjlok hingga 90 persen!

Sepanjang April 2020, GAIKINDO mencatat bahwa mobil baru yang terjual secara wholesale jumlahnya bahkan tidak sampai 8.000 unit. Wholesale sendiri merupakan perhitungan penjualan mobil dari pabrik atau Agen Tunggal Pemegang Merek ke dealer-dealer, bisa juga disebut grosir.

Sedangkan sebulan sebelum April, yakni periode Maret 2020 penjualan wholesales nasional masih di angka yang cukup baik, yakni 76.800 unit mobil baru. Sayangnya Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum GAIKINDO memprediksi bahwa periode Mei penjualan mobil domestik bahkan akan lebih rendah lagi.

Hal itu, menurut Yohanes Nangoi, dikarenakan masih berlakunya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar di kota-kota besar, penghentian sementara kegiatan produksi sejumlah pabrikan hingga lemahnya daya beli konsumen akan mobil baru.

Secara umum, Nangoi mengatakan penjualan mobil di Indonesia di tahun 2020 akan mengalami penyusutan hingga 40% persen. Kendati demikian, Yohanes Nangoi memprediksi akan ada kebangkitan penjualan pada mulai Juli mendatang.

Lantas apa saran maupun langkah GAIKINDO agar menggairahkan lagi penjualan domestik? Sebab tentunya industri dan semua insan otomotif tanah air tak boleh menyerah dengan keadaan.

3 Stimulus

Dalam sebuah paparan virtual yang disajikan GAIKINDO pada Jumat, 15 Mei 2020, setidaknya ada tiga hal yang disarankan agar dijalankan pemerintah. Tiga hal stimulus ini dirancang GAIKINDO sebagai rangsangan industri otomotif kembali bergairah dan harapannya mau dijalankan pemerintah.

Yang pertama adalah Relaksasi Pajak. Pajak Kendaraan Bermotor yang sekarang 10-12,5% diharapkan bisa di diskon 30 sampai 50 persen. Perusahaan yang memegang KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) juga diharap untuk bisa menjadwal ulang pajak penghasilan ekspor. Dan GAIKINDO juga berharap negara bisa secara signifikan mengurangi proses pengembalian pajak.

Kedua, dari sisi impor. GAIKINDO berharap Bea Cukai bisa menambah tambah tanggal jatuh tempo proses dokumen, bukan 1 sampai 3 hari, tapi menjadi 2 sampai 3 minggu. Ini karena sebagian besar negara asal menerapkan kebijakan lockdown.

Ketiga, ada hal-hal lainnya yang diharap GAIKINDO bisa didapat para pabrikan. Seperti penidiaan biaya penggunaan minimum untuk PLN dan Gas dan menggunakan mata uang Rupiah, bukan Dolar Amerika Serikat. Kemudian GAIKINDO juga berharap akan optimalisasi kapasitas produksi.