Era elektrifikasi kendaraan bermotor, dimulai saat semua orang merasa bahwa saat ini adalah waktunya menyelamatkan lingkungan. Tak heran jika kemudian muncul teknologi kendaraan hybrid dan mobil listrik untuk tujuan tersebut. Termasuk teknologi ban yang disebut-sebut semakin ramah lingkungan atau kerap disebut ban Eco Friendly.
Ban seperti ini, kerap disebutkan memiliki kemampuan menghemat bahan bakar serta dapat menempuh jarak lebih jauh sehingga lebih ramah lingkungan. Namun, kemudian banyak yang menyebutkan bahwa keunggulan ban "ramah lingkungan" tadi juga berbanding terbalik dengan performanya di jalan raya, terutama soal kemampuan pengeremannya.
Benarkan demikian? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, kami mencari tahu dan berbincang dengan Zulpata Zainal, OVT Manager PT Gajah Tunggal Tbk.
Pada dasarnya Bahan ramah lingkungan mengunakanbahan baku campuran antara karet dan silica untuk meningkatkan kekuatan pada karet. Kemampuan dari ban "ramah lingkungan" ini, membuat deformasi minimal. Dapat dikatakan hambatan pada ban seperti ini menjadi lebih kecil dibandingkan ban kebanyakan, atau memiliki Rolling Resistan Coefficient (RRC) yang lebih rendah.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ban ramah lingkungan dapat mengurangi hambatan gelinding hingga 20% dibanding ban mobil pada umumnya. Hasilnya menggunakan ban ramah lingkungan dapat menghasilkan penghematan konsumsi bahan bakar sekitar 4% - 5%.
Tentu dalam memproduksi ban diperhitungkan tingkat ekonomis pemakaian. Hal ini berlaku pula pada ban ramah lingkungan, “Ciri utama ban ramah lingkungan adalah memiliki usia pemakaian yang panjang dengan tujuan tidak terlalu sering melakukan penggantian ban. Jika terlalu sering melakukan penggantian ban karena telah aus, maka akan timbul banyak sampah ban bekas. Alhasil CO2 dari proses produksi ban, pemakaian karet ban akan meningkat sehingga akan sama saja dengan ban biasa,” ungkap Zulpata Zainal.
Ban ramah lingkungan dipastikan akan lebih ekonomis dalam penggunaannya, tetapi juga bergantung dengan pola mengemudi. Semakin lama pemakaian tentu makin terasa tingkat ekonomisnya dibanding ban pada umumnya.
Jika diperhatikan, telapak ban ramah lingkungan memang dirancang agar "lebih sedikit" menyentuh permukaan jalan dibandingkan ban konvensional, termasuk pada pengurangan ruang dan pola kedalaman.
Jika kontak lebih minim dengan jalan, mungkin saja jarak pengereman makin panjang. Hal ini pun tidak ditampik oleh Zulpata. Tetapi pabrikan ban telah menyikapi kekurangan ban ramah lingkungan ini untuk memastikan kemampuan ban dalam menunjang pengereman tetap prima.
“Tentu sangat berbahaya, bila tidak menyikapi dampak dari bahan maupun pola ban ramah lingkungan. Seperti pada ban GT Radial tipe Champiro ECO memiliki compound untuk daya pengereman yang lebih baik. Meskipun RRC rendah tetapi daya pengeraman ban tersebut lebih baik dibanding ban lainnya,” pungkas Zulpata.
Dengan menggunakan ban ramah lingkungan atau ban ECO tidak hanya membuat lebih hemat bahan bakar tetapi juga nilai ekonomis dapat dirasakan karena usia penggunaannya yang lebih panjang. Namun bagaimanapun juga, yang harus diperhatikan adalah gaya mengemudi dan kondisi jalan agar untuk memaksimalkan kemampuan ban ramah lingkungan.
Karena jika Anda pengemudi yang kerap melebihi batas kecepatan, membawa beban berlebihan atau bahkan tak pernah memeriksa tekanan angin ban sesuai dengan syarat pabrikan, maka konsumsi bahan bakar ataupun jarak pengereman tidak akan berpengaruh apapun jenis ban Anda.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta