Mobil keluaran terbaru disebut-sebut gampang penyok, utamanya bagian bumper baik depan maupun belakang. Umumnya penyok terjadi saat terbentur kendaraan atau material lain.
Kendati begitu kalau tidak sampai pecah atau patah, bumper yang penyok bisa dengan mudah dibetulkan kembali pakai teknik tertentu.
Biasanya disiram air panas supaya lunak dulu kemudian didorong dari arah dalam, atau juga ditarik dari luar pakai komponen vacuum. Setelah itu bumper yang tadinya penyok bisa kembali seperti sedia kala.
Tapi apakah itu artinya bahan bumper mobil sekarang dirancang tipis? Kemudian pakai material yang tidak tahan benturan sehingga mudah deformasi?
Baca juga: Tanpa AC dan Minim Fitur, Daihatsu Ayla 1.0 D Si Mobil Termurah di Indonesia Layakkah Dibeli?
Untuk menjawab itu, Pengamat Otomotif yang juga akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu memberikan alasannya. Dirinya mengamini bahwa bumper mobil sengaja dibuat lebih gampang berubah bentuk untuk tujuan keselamatan. Sebab mobil-mobil terbaru dituntut memiliki konstruksi pedestrian protection atau perlindungan terhadap pejalan kaki.
"Bumper yang cepat penyok ketika berbenturan itu untuk menyerap sebanyak mungkin energi kinetik akibat tabrakan frontal. Utamanya dari bagian depan dan belakang yang biasa disebut sebagai crumple zone atau zona kendaraan yang dirancang remuk saat terbentur dengan kekuatan tertentu," ujarnya.
Crumple zone berada di depan dan belakang di antara passenger cell, atau rangka yang dibuat untuk melindungi penumpang termasuk pengemudi di dalam mobil. Zona remuk dirancang menggunakan material serat fiber atau plastik yang disebut polypropylene sehingga lebih lunak dan lentur.
Makanya bahan tersebut lebih 'ramah' ketika berbenturan dengan anggota badan, ketimbang material berbahan pelat baja yang keras dan bisa memberikan efek cedera yang lebih parah karena energi kinetik benturan diserap oleh tubuh.
Baca juga: Sudah Agustus, Kapan Penggolongan SIM C Motor Diberlakukan?
Supaya lebih bisa menjaga keselamatan pejalan kaki, kap mesin juga dirancang tipis sehingga mudah remuk dan landai. "Demi mengurangi tingkat cedera pejalan kaki, saat terjadi tabrakan frontal," lanjut Yannes.
Jadi begini mekanismenya. Saat pejalan kaki tak sengaja tertabrak mengenai betis atau pahanya, bumper mobil akan penyok kemudian membuatnya terpelanting dan jatuh di atas kap mesin. Nah energi benturan saat terkena kap mesin itu juga diserap material pelat baja yang tipis.
Untuk mengurangi cedera pada bagian kepala karena benturan di area kap mesin atau kaca, maka kelandaian kap mesin diatur sedemikian rupa agar energi kinetik yang mengenai orang terguling ke atas dan berputar ke atas kaca.
"Makanya energi benturan tidak diserap penuh oleh bagian tubuh orang yang ditabrak, melainkan dibuah menjadi gerakan berputar atau rolling, orang tersebut berputar ke atas kap mesin yang sekarang relatif lunak atau gampang remuk," lanjutnya.
Baca juga: Tampilan Toyota Rush GR Sport Makin Keren, Tambah Fitur dan Harga Naik Rp 5 Jutaan
Tak melulu untuk melindungi pejalan kaki, ternyata bagian eksterior mobil yang dibuat mudah remuk juga semata-mata untuk melindungi penumpang di dalam mobil dari dampak tumbukan. Terutama ketika mobil mengalami tabrakan frontal yang lajunya cenderung cepat. Crumple zone tadi digunakan sebagai penyangga yang membantu meredam benturan, dengan memperpanjang waktu deselerasi sehingga lajunya berhenti perlahan, bukan tiba-tiba untuk meminimalisir hentakan.
Sebab secara teknis apabila kendaraan melaju dalam kecepatan 80 km/jam kemudian menabrak sesuatu dan berhenti, siapa pun penumpang di dalanya akan terus bergerak dengan kecepatan yang sama sampai ada sesuatu yang menghentikannya. Misalnya kantung udara atau airbag, sabuk pengaman, juga dashboard mobil.
Jadi bayangkan apabila mobil tetap pakai material keras wilayah di crumple zone, tak dilengkapi airbag, serta sabuk pengaman tanpa pretensioner dan force limiter. Tubuh akan ikut maju ke depan secara mendadak dan cepat, kemudian dada terhimpit karena ditahan sabuk pengaman yang kencang. Sudah barang tentu cedera serius tak terhindarkan.
Baca juga: Ini Dia Wujud Toyota Veloz GR Limited, Edisi Perpisahan Sebelum Kehadiran Avanza Model Baru?
Produsen mobil menggunakan bahan yang relatif lunak juga seiring perkembangan teknologi dunia otomotif. Bumper yang jadi penghias serta penguat identitas mobil tak lagi menggunakan material besi, juga untuk menghemat biaya produksi.
Biji plastik sebagai komposisi utama pembuatan bumper relatif lebih murah dan mudah diperoleh industri otomotif. Alasan kedua, plastik atau serat fiber juga mudah dibentuk.
Yannes menambahkan, mobil zaman dulu cenderung pakai pelat besi karena keterbatasan teknologi membuat panel bodi mobil. Memang lebih kuat dan tidak mudah penyok, tapi konsumsi bahan bakarnya besar karena bobotnya berat. "Itulah kenapa mobil dulu juga disematkan mesin dengan kapasitas yang besar supaya bisa cepat bergerak dan melaju kencang," katanya.
Bentuk mobil pertama kali dibuat belum meiliki bumper. Oleh karena itu untuk melindungi pejalan kaki yang tak sengaja tertabrak, dipasang seperangkat 'perangkap'. Pemikiran ini didasarsi saat terjadi kecelakaan mobil pada 1896, sejumlah produsen mobil mulai merancang produknya lebih aman.
Beberapa tahun berikutnya tercetus inovasi pedestrian catcher yang sesuai namanya menangkap pejalan kaki yang berada di depan mobil. Dengan cara itu dipercaya bisa menyelamatkan nyawa manusia yang tertabrak.
Ada dua mekanisme pedestrian cather yang saat itu diciptakan. Pertama perangkap yang sudah terbuka sendiri, pakai kain yang membuat pejalan kaki saat terjatuh akibat tertabrak mobil, tidak mengalami cedera yang serius. Kedua, adalah pedestrian catcher model lipat. Hanya saja mekanisme yang satu ini membutuhkan kejelian dan kesigapan si pengemudi.
Sebab perangkap pejalan kaki baru bisa terbuka ketika tuasnya diaktifkan oleh pengemudi. Bila tidak cepat, maka akan terjadi tabrakan, membuat korban luka hingga bisa mengakibatkan nyawa melayang. Tapi seiring berjalannya waktu komponen tersebut seperti hilang bak ditelan bumi. Seiring perkembangan pemikiran dan inovasi, komponen penyelamat itu mulai digantikan.
Sekarang dalam bentuk bumper yang lunak supaya menghindari cedera serius. Bahkan mobil terbaru ada yang ditambahkan fitur keselamatan aktif pakai Advanced Driver Assistant System (ADAS) berupa sistem radar dan kamera pintar, yang bisa mencegah terjadinya tabrakan karena mampu menginterupsi kendali dengan pengereman mendadak.
Baca juga: Begini Cara Melepas Emblem Mobil yang Benar, Jangan Sampai Meninggalkan Bekas Ya!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta