Seberapa terpukau Anda melihat hebatnya fitur mobil baru hari ini? Tiba-tiba jamak mekanisme menghidupkan mesin lewat remote. Bahkan dari genggaman ponsel pun dapat terkoneksi dan bisa menyalakan mobil, sekalipun titik lokasi Anda berjauhan dari kendaraan. Malah hal sesederhana smart key, kamera mundur dan koneksi gawai ke head unit saja dapat menjadi godaan.
Bagi sebagian kalangan, perangkat semacam itu sangat memungkinkan jadi daya tarik utama sebuah mobil. Seakan melihat teknologi masa depan. Padahal, tak benar-benar esensial. Dan malah perihal krusial terabaikan. Hal-hal meliputi safety alias keselamatan kerap tak diedukasi dan akhirnya dinomorduakan.
Setidaknya kami pernah menemukan kelompok orang, yang betul-betul tertarik pada suatu mobil berkat kelengkapan fitur hiburannya. Ya, setelah bentuk, mereka langsung mencari tahu “kecanggihan” apa yang bisa didapat? Dan rasanya hal ini juga bukan tak mungkin menjadi cerminan banyak orang, khususnya mereka yang awam.
Misal, mekanisme masuk mobil dengan sistem keyless. Secara fungsi memang sangat memudahkan. Namun seberapa repot kalau pun tak ada? Pada kenyataannya, ada saja orang yang “gatal” jika melihat mobil masih pakai anak kunci konvensional. Tak heran setidaknya dari lima tahun ke belakang pabrikan mulai menyematkan dan gembar-gembor perangkat ini sampai ke mobil murah.
Selanjutnya head unit dengan koneksi gawai. Atau sistem terbarunya adalah menghubungkan lewat sistem Android Auto dan Apple CarPlay. Kami juga mengakui saat ada memang berguna. Tapi apakah sesulit itu mendapatkannya di luar? Berbagai merek aftermarket menyediakan sistem hiburan seperti ini. Dan harganya pun tak mahal-mahal amat. Lengkap dengan kemampuan perintah suara. Teknologi dengan sistem operasi begini bukanlah “barang mahal”. Gawai Rp 2 jutaan Anda pun bisa melakukannya selama ada koneksi internet bukan?
Kamera mundur? Sensor parkir? Mau memasang setelah beli mobilnya juga mudah. Bukan aplikasi sulit. Tapi lagi-lagi, bisa jadi bahan jualan utama di mobil murah. Dan berhasil membuat orang terkesan. Remote start engine, serta main-mainan lucu dari koneksi gawai untuk mengoperasikan sesuatu di mobil juga potensial dalam merayu konsumen dan menjadikannya sebagai unsur paling diingat. Begitu pula hal seperti wireless charging. Meskipun, mayoritas mobil yang menyediakan ini sudah hebat dari segi keselamatan fundamental.
Bagaimana dengan keselamatan? Rasanya masih banyak yang menolerir. Coba saja tengok ketika marketing kendaraan menjual mobilnya, yang diucapkan terlebih dulu kemungkinan besar fitur hiburan atau perlengkapan terdengar canggih. Didukung pula oleh para konsumen yang juga memprioritaskan hal sama.
Padahal, adanya airbag jelas lebih penting untuk menghindari cidera saat terjadi kecelakaan. Dalam hal ini orang bisa saja tak menilai lebih ketika ada mobil yang menyediakan 7 buah kantong udara ketimbang hanya dua. Perasaannya mungkin bakal mengganjal kala membandingkan kunci pintar dan tidak keyless. Yang kalau dipikir-pikir, sebetulnya unsur keselamatan seperti airbag ini sulit ditambah pakai barang aftermarket.
Sadarkah Anda, bahkan sistem seperti VSC (Vehicle Stability Control) hingga hari ini belum menjadi syarat mutlak. Masih banyak mobil kelas murah, malah sepantar Avanza yang notabene segmentasinya tak bawah-bawah amat belum memilikinya. Padahal fungsinya krusial dalam menjaga mobil tetap dapat dikendalikan.
ABS dan EBD? Sama halnya. Perangkat sesederhana inipun bisa saja tak masuk paket sebuah mobil. Terutama di kelas murah. Fungsinya tak main-main, apalagi kalau digunakan sehari-hari – di mana risiko manuver rem mendadak sangat bisa terjadi. Dan pada dasarnya, fitur ini bukanlah satu hal baru di manufaktur otomotif.
Untungnya titik terang muncul ketika mobil-mobil mulai memperkenalkan safety assist. Bahkan di line up yang tak terlewat mahal. Seperti mulai munculnya blind spot monitoring, rear cross traffic alert, sampai intervensi pengereman otomatis ketika jarak objek terlalu dekat. Dan sistem canggih pencegah terjadinya kecelakaan. Dan hal ini semestinya semakin disadari konsumen dalam memilah kendaraan.
Bukan mau mengecilkan peran fitur hiburan atau perlengkapan advance yang bukan krusial. Tetap patut diapresiasi jika pabrikan bisa menyediakan. Maksud kami di sini, adalah pentingnya menempatan perspektif konsumen terhadap perangkat safety sebagai prioritas utama, paling tidak yang dasar. Agar merek-merek pun berlomba menyediakan ini, atau malah membuat standarisasi ke mobil termurah sekalipun. Ketimbang gembar-gembor soal alat tak vital.
Baca Juga: Fitur ADAS Bisa Bikin Pengemudi Wuling Almaz RS Lebih Nyaman dan Aman, Tapi Jangan Lakukan Ini
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta