Radiator berfungsi mendinginkan mesin mobil supaya tetap dalam suhu kerja optimal. Untuk cairan pendingin, ada beberapa versi yaitu pakai coolant atau air aki dan air biasa. Jika komponen ini bermasalah, maka suhu mesin akan tak terkendali sehingga terjadi overheat.
Radiator merupakan komponen utama yang memegang peran krusial. Radiator mobil bekerja menstabilkan suhu dengan cara menyerap suhu panas dari mesin melalui cairan yang bersirkulasi. Artinya, sistem cairan dalam radiator juga berperan penting untuk mempercepat pendinginan dengan membuang panas mesin yang didinginkan melewati radiator.
Radiator memiliki beberapa komponen pendukung untuk memaksimalkan kerjanya. Komponen ini memastikan fungsi radiator memberikan sistem pendinginan mesin yang optimal. Berikut ini komponen penting dalam radiator sebagaimana dikutip dari laman Auto2000:
Lantas bagaimana cara kerja radiator dalam menjaga atau mendinginkan suhu mesin mobil? Cara kerja radiator sebagai pendingin suhu mobil dimulai dari mengalirnya air atau coolant bersuhu netral ke saluran yang mengelilingi mesin untuk menyerap panas.
Saat mengalir, cairan akan menyerap dan membawa suhu panas untuk kemudian dibawa kembali menuju upper tank radiator. Di sini, proses pendinginan akan terjadi, saat cairan masuk ke radiator core yang pendinginannya dibantu sirip radiator.
Kipas radiator membantu dalam mengisap udara dari luar agar terjadi aliran di antara sirip-sirip udara pada radiator core. Setelah suhu cairan kembali dingin, maka air tersebut akan dialirkan kembali bersirkulasi ke mesin untuk menyerap panas.
Dalam sistem pendinginan di radiator, cairan ini menjadi hal yang krusial. Pihak pabrikan mobil merekomendasikan untuk memakai coolant sebagai cairan pendingin. Namun demikian, karena harga coolant yang dianggap mahal dan sulit dicari, oleh sebagian pemilik diganti dengan air biasa.
Dalam pengertian sederhana, cairan pendingin pada sebuah mobil biasanya memiliki kandungan kalor yang tinggi, tidak memiliki racun dan tidak akan menimbulkan korosi. Nah, coolant ini
Dikutip dari laman resmi Wuling, coolant merupakan cairan yang terbentuk dari air yang sudah melewati proses deionisasi dan proses demineralisasi. Kedua proses tersebut membuat coolant menjadi terbebas dari kotoran yang ada di air dan juga mineral.
Adapun air biasa alias air sumur belum melewati proses deionisasi dan demineralisasi. Air biasanya masih memiliki mineral dan berbagai kandungan kimia lainnya, sehingga air bisa bereaksi dengan material baja mesin. Alhasil, kandungan mineral dalam air sumur ini berpotensi menyebabkan karat di saluran radiator.
Sementara itu, coolant sudah diberi tambahan bahan kimia khusus seperti corrosion inhibitor dan propylene glicol. Pada dasarnya, propylene glicol berguna untuk meningkatkan kualitas titik didih dari air dan corrosion inhibitor berguna untuk anti karat.
Cairan coolant hampir sama dengan oli mesin karena perlu diganti secara rutin. Periode penggantiannya bisa dilakukan sesuai dengan intensitas penggunaan mobil. Cairan ini bisa kita kenali karena warna warni yang pekat dan sedikit lebih kental dari air biasa.
Umumnya, water coolant diganti setelah mobil menempuh jarak 40.000 km. Jika kondisi coolant sudah memburuk, maka kemampuan mengikat panas mesin akan berkurang dan kemampuan menghindarkan korosi juga akan berkurang.
Lantas, adakah alternatif yang lebih baik dari air sumur tapi harganya lebih murah dari coolant? Ada kok, yaitu air aki demineralisasi.
Bagi yang masih bingung, air aki ini sering disebut sebagai air aki biru karena kemasan atau tutupnya berwarna biru. Jadi bukan air aki merah yang merupakan cairan kimia accu zuur. Air aki biru ini cukup mudah ditemukan, entah itu di toko sparepart mobil bahkan sparepart motor.
Sedikit disinggung di atas, proses pembuatan coolant ialah dengan deionisasi dan demineralisasi. Prosesnya sama seperti ketika membuat air aki biru, tapi bedanya kalau air aki biru ini tak mendapatkan tambahan bahan kimia seperti corrosion inhibitor dan propylene glicol.
Jadi risiko karat ini tak muncul bila memakai air aki biru karena sudah melewati proses demineralisasi. Namun, kemampuan melepas panasnya jelas tak sebaik coolant dengan propylene glicol yang punya titik didih lebih baik.
Berdasarkan pengalaman kami, masih ada sedikit risiko penguapan kalau kita pakai air aki biru. Namun, memang tak sampai terjadi karat sebagaimana kalau pakai air sumur biasa.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta