Salah satu komponen penunjang kenyamanan penumpang dan kestabilan mengemudi di mobil adalah shockbreaker. Komponen yang satu ini umumnya awet dan tidak akan rusak jika kita mengedarai mobil dengan normal.
Namun seiring usia pakai dan jarak penggunaannya, kinerja shockbreaker mobil pun akan mengalami penurunan. Hal ini berefek pada bantingan mobil yang tak optimal meredam guncangan saat kendaraan melewati jalan dengan permukaan bergelombang atau tidak rata.
Ini karena daya lumas oli sokbreker berkurang. Padahal, oli shock tidak hanya berfungsi sebagai fluida hidrolik namun juga sebagai pelumas. Kondisi itu membuat pergerakan pantulan akan semakin terhambat. Atau untuk shock tipe gas, gas di dalam komponen ini sudah berkurang akibat bocor.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Deretan Fungsi Fitur TSS dan T Intouch di Toyota Veloz 2022
Untuk mengetahui kondisi shockbreaker, ada sejumlah ciri yang bisa dilihat dari bentuk fisiknya. Seperti munculnya cairan yang keluar pada tabung shock.
Jika muncul tanda ini maka bisa disimpulkan, kondisi shock tersebut sudah mengalami kebocoran. Kebocoran oli ini akan tampak di batang as, menjadi lebih lembab dan bagian sil juga akan terlihat basah.
Jika pergerakan shock sudah tak optimal, ternyata nggak perlu langsung diganti kok. Shockbreaker yang bocor masih bisa diperbaiki, tapi dalam kerusakan yang terbilang ringan.
Misalnya saat oli bocor. Untuk kerusakan tersebut, solusi yang bisa dilakukan adalah oli bisa disuntikan lagi untuk menambah volumenya. Namun kita harus pastikan dulu apa penyebab utama kebocoran. Kalau oli bocor karena karet seal yang rusak maka komponen itu juga harus diganti.
Baca juga : Perhatikan Penyebab Kerusakan Suspensi Mobil Ini, Agar Anda Tetap Nyaman
Ada juga kerusakan yang mewajibkan Anda untuk mengganti shockbreaker lama dengan yang baru. Misalnya shock 'mati' yang umumnya terasanya jika di jalan gelombang akan muncul bunyi jeduk-jeduk, lalu ada guncangan layaknya naik perahu.
Keadaan ini terjadi akibat daya redam kejut yang sudah berkurang dan hanya bersisa di komponen pernya saja. Jika kerusakan ini terjadi maka kecil kemungkinannya untuk bisa diperbaiki kembali ke kondisi semula.
Kerusakan ini kerap dialami oleh mobil yang kelebihan muatan. Hingga soknya amblas. Jika terlalu sering menopang banyak muatan, gesekan-gesekan antar komponen di shock lama-lama akan panas.
Sehingga bisa melelehkan plastik, merusak klep-klep di dalam, dan menghambat redam kejut. Saat posisi ambles, shock tak mau balik lagi ke posisi awal. Hal ini yang kerap disebut dengan istilah shock mati.
Baca juga : Ini Alasannya Bumper Mobil Kekinian Dirancang Gampang Penyok dan Ringsek
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta