3 Ciri Mobil Capek Bekas Rental Atau Taksi Online yang Kurang Perhatian, Jangan Salah Pilih Karena Harga Murah!

Mobil capek, istilah ini kerap jadi sebutan bagi mobil dengan jarak tempuh sangat tinggi untuk usianya. Biasanya mobil capek ini bekas menjadi mobil operasional, entah taksi online atau offline, hingga rental mobil. Supaya tidak dapat unit yang busuk, kita perlu tahu ciri kerusakan dari mobil capek ini yang kerap disembunyikan.

Perlu diketahui jika batasan wajar jarak tempuh mobil adalah 10-20 ribu kilometer per tahunnya. Nah, di luar angka tadi, mobil dianggap sudah dianggap capek. Tanda-tanda umum mobil yang dikendarai capek seperti berkurangnya tenaga saat dijalankan, hingga tarikan yang terasa berat dan mobil kurang responsif.

Baca juga:

Perbandingan Toyota Transmover vs Honda Mobilio S Bekas Taksi, Mana yang Punya Fitur Lebih Oke?

Mobil Murah Bekas Taksi, Ini Kelebihan dan Kakurangan Toyota Etios Liva

Tips Merawat Mobil Capek, Jangan Lupa Rutin Cek 3 Hal Ini

Tidak masalah bila kalian berniat hunting mobil capek, karena harganya yang lebih terjangkau. Tetapi pastikan perawatan yang dilakukan terhadap mobil capek sebelum melakukan perjalanan sudah sesuai. Bila pemilik atau perusahaan yang memiliki mobil tersebut menjalankan prosedur perawatan dengan rutin dan ketat, bukan tidak mungkin performa mobil masih tergolong oke layaknya mobil bekas biasa.

Hal terpenting saat berburu mobil capek ialah memeriksa tentang riwayat perawatan mobil. Ambil contoh perusahaan taksi Blue Bird yang memiliki SOP ketat soal perawatan armadanya. Kita bisa mengetahui kapan terakhir kali mobil ini melakukan ganti oli mesin, transmisi, ban, radiator, dan lain sebagainya.

Berikut ini ciri mobil capek yang kurang mendapat perhatian dari pemiliknya.

Periksa Fisik Interior dan Eksterior Mobil Capek

Wujud fisik interior dan eksterior mobil yang jarak tempuhnya tinggi seringkali sudah kurang menarik. Mobil capek identik dengan mobil operasional yang digunakan sehari-hari. Mobil ini senantiasa digunakan setiap hari untuk aktivitas. Karena peruntukan mobil untuk digunakan sehari-hari maka kualitasnya dapat menurun karena terkena sinar matahari dan hujan.

Namun, bila perawatannya dilakukan dengan benar maka bisa saja kita mendapat mobil capek yang secara fisik interior dan eksteriornya tidak berantakan. Kondisi interior yang pudar dapat menunjukkan jika mobil capek dan digunakan sehari-hari. Misalnya kondisi setir yang licin dan pudar dan jok pengemudi yang ambles.

Apabila penampilan eksteriornya masih cukup oke dengan cat tidak usang, serta warna interior belum pudar, tak ada salahnya memeriksa bagian mesin dan komponen lainnya. Tujuannya untuk meyakinkan diri mengambil unit yang terlihat segar itu.

Suhu Kerja Mesin Di Atas Normal

Mobil yang capek dapat dicirikan dengan suhu mesin yang diatas normal dan indikator mesin yang terlalu tinggi. Mesin yang overheat akan membuat laju mobil berkurang dan mobil akan terasa panas.

Biasanya, ini disebabkan karena kipas radiator tidak berfungsi normal. Kipas radiator berfungsi untuk menjaga AC agar tetap dalam suhu yang normal. Oleh karena itu kipas radiator yang putarannya lambat apalagi sampai mati juga menunjukkan jika mobil sudah dalam kondisi capek.

Overheat ini kalau dibiarkan bakal berdampak pada suhu AC yang jadi ikut panas. Mobil yang overheat karena adanya kebocoran pada tutup radiator. Hal ini tentunya akan membuat ruang mesin menjadi panas sehingga tidak mengeluarkan udara dingin.

Waspadai Bunyi Aneh Pada Mobil

Biasanya mobil capek akan mengalami penurunan kualitas dengan menunjukkan bunyi-bunyi abnormal, sehingga perlu mewaspadai jika bunyi mobil terasa aneh dan kasar. Bisa dari bagian mesin, metal duduk atau metal jalan, pangkon mesin, bushing oblak, hingga kaki-kaki.

Dikutip dari laman Dokter Mobil, pengecekan dapat dilakukan saat mobil hendak dijalankan, saat mesin dihidupkan amati apakah muncul bunyi abnormal dan kasar. Tidak hanya suara mesin, pastikan AC juga tidak mengeluarkan suara mendecit.

Lakukan perjalanan singkat dengan kecepatan yang relatif rendah lalu lakukan pengereman untuk mendeteksi bunyi saat pedal rem diinjak. Tidak lupa dengan berkendara di jalan yang memiliki polisi tidur atau jalan rusak untuk mengecek suara yang keluar dari bagian kaki-kaki saat melintas.

Kesimpulan

Membeli mobil bekas, terutama mobil capek tentunya harus konsekuen dengan risiko biaya perawatan yang cukup tinggi karena mobil yang sering perjalanan jauh dan rutin. Merawat mobil capek sebaiknya dilakukan secara berkala untuk menjaga fungsi komponen bergerak supaya tidak semakin parah keausannya.

Kita harus siap apabila terjadi kerusakan di kemudian hari akan membutuhkan biaya yang lebih besar dan mengganti dengan suku cadang asli.