Periode ganti oli mesin mobil sering kali direkomendasikan setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Bahkan acuan ini sudah tertulis pada buku pedoman pemilik. Tapi apakah langkah ini wajib dilakukan atau malah sebaiknya ganti oli mobil tiap kurang dari 10.000 km?
Pertanyaan seperti ini tentunya muncul bukan hanya dari para pemilik mobil baru, namun mobil-mobil tua alias motuba juga pasti sering mempertanyakan perihal ganti oli setiap berapa kilometer.
Soal polemik interval ganti oli mesin ini pun dijelaskan oleh Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL). Menurutnya, beda jenis oli mesin maka beda pula periode panggantian oli tersebut.
Baca juga: Muncul Tanda Ini Maka Wajib Segera Ganti Oli Mobil, Jangan Tunggu Jadwal Servis Berkala!
Brahma menjelaskan untuk mobil-mobil baru, seiring dengan perkembangan teknologi, jarak antar komponen mesinnya dibuat lebih rapat. Oleh karena itu pula, mesin mobil keluaran anyar membutuhkan pelumas yang encer. Tentu saja tingkat viskositas demikian bisa didapat pada jenis oli full sintetik.
Bisa dikatakan oli sintetik lebih minim penguapan. Maka dari itu, penggantian oli mesin dapat dilakukan setiap 10.000 km. "Perlu diketahui juga, proses pembuatan oli sintentik lebih kompleks daripada proses pembuatan oli mineral," jelas Brahma.
Meski ada rekomendasi ganti oli mesin mobil tiap 10.000 km, namun ada pula anjuran bahwa pelumas sebaiknya berlangsung tiap 5.000 km. Terkait hal ini, Brahma menjelaskan jika itu berlaku untuk oli dengan kandungan mineral dan untuk kendaraan yang usianya di atas 10 tahun.
"Oli mineral berasal dari ekstrak penyulingan minyak bumi. Kandungannya pun tidak seperti oli sintetik dan umumnya punya tingkat viskositas lebih tinggi (kental). Makanya, oli ini biasa digunakan untuk mobil-mobil lama sesuai teknologi mesin saat itu," terangnya.
Brahma menjelaskan kalau teknologi terus berkembang dan 10 sampai 20 tahun yang lalu belum banyak oli sintetis yang memang bisa digunakan sampai 10.000 km. Itu sebabnya mobil dahulu selalu merekomendasikan penggantian oli setiap 5.000 km.
Baca juga: Hati-hati Oli Palsu Masih Banyak Beredar, Kemasan Makin Mirip Asli Harga Lebih Murah
Selain melihat jenis oli yang dipakai dan usia kendaraan, ada faktor lain yang mempengaruhi interval penggantian oli. Sebagai contoh apabila mobil rutin menghadapi kemacetan maka penggantian oli bisa lebih cepat.
"Apabila sering terjebak di kemacetan lalu lintas meski roda tidak bergulir, tapi mesin tetap bekerja menghasilkan tenaga. Ditambah dengan panasnya jalanan saat kondisi siang hari, serta sering lama berhenti di lampu merah, membuat beban kerja mesin jadi semakin berat," lanjut Brahma.
Tak dipungkiri, oli juga memiliki sifat menguap. Jadi bayangkan jika mobil acap kali bekerja keras menghadapi kemacetan atau jalan yang berat tadi, penguapan oli tentu akan lebih banyak lagi. Untuk mobil-mobil seperti ini, Brahma menyarankan kepada pemiliknya untuk rutin mengecek kondisi oli mesin melalui dipstick.
Brahma juga mewanti-wanti ketika terjadi penguapan oli, maka jangan tambahkan oli baru ke ruang mesin. "Jika kondisi volume oli pada dipstick sudah berkurang dari level minimum, ada baiknya segera ganti oli. Jangan cuma sekadar menambah oli baru," tukasnya.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta