Mobil-mobil era modern hadir mengusung segudang teknologi yang mutakhir sehingga memanjakan penggunanya. Pabrikan kendaraan merancang segala fitur mulai dari sisi hiburan, teknis, maupun keselamatan agar memudahkan pengemudi dan memenuhi kaidah keselamatan berkendara. Konsekuensinya, teknologi lawas yang sudah kurang relevan di suatu mobil tak lagi digunakan.
Baca juga:
Memahami Posisi Pilar A, B dan C di Mobil yang Punya Fungsi Penting Sebagai Rangka Kendaraan
Kelebihan Mobil dengan Transmisi Manual, Walau Ribet Tapi Jadi Favorit Kebanyakan Orang Indonesia
Pernah Hits Jadi Fitur Ikonik Mobil, Ini Alasan Headlamp Pop Up Kini Dilarang
Dengan berjalannya waktu, segala evolusi teknologi di kendararaan pasti meninggalkan kenangan terutama bagi kalangan yang sempat merasakan masa mobil-mobil retro di dekade 1970-90an. Fitur jadul ini beberapa diantaranya telah ditinggalkan pabrikan.
Kita pun dituntut harus terus beradaptasi dengan hadirnya teknologi dan fitur baru di sebuah mobil. Ada kalanya teknologi tersebut bikin nyaman dan aman, tapi ada juga yang membuat sensasi berkendara jadi kurang berkesan. Penasaran? Berikut ini uraian singkat teknologi mobil yang mulai punah.
Lampu ini jadi suatu bagian mobil retro yang mengesankan. Headlamp tersembunyi di dalam kap dan baru muncul dan menyembul keluar ketika difungsikan. Pop-up headlights pernah menjadi tren di tahun 80-an hingga awal 90-an.
Lampu pop-up membuat penampilan sebuah mobil biasanya terlihat lebih sleek dan lebih aerodinamis saat kondisi tertutup. Pada era 80-an lampu pop-up semakin populer melalui mobil sport seperti Toyota Corolla Trueno, Chevrolet Corvette, Ferrari F40, dan lain sebagainya.
Namun demikian, segala keunikan lampu jenis pop up ini tinggal kenangan karena pabrikan kendaraan tidak lagi memakai teknologi tersebut. Alasannya, lampu pop up tidak aerodinamis, tidak memenuhi aspek keselamatan untuk pejalan kaki, hingga menghasilkan kebisingan suara angin.
Saat ini transmisi manual mulai ditinggalkan, dan berganti dengan model otomatis, entah CVT, DCT, atau otomatis konvensional dengan torque converter. Untuk transmisi manual dengan pedal kopling hanya tersedia di segelintir model saja, entah itu tipe terbawah atau juga mobil balap yang butuh akselerasi cepat.
Perpindahan gigi dengan memanfaatkan pedal kopling ini tampaknya kurang efektif dengan situasi modern yang serba praktis. Terlebih, kondisi lalu lintas di kota besar cenderung sering macet yang membuat orang ogah repot main kopling untuk stop and go.
Transmisi otomatis saat ini menyuguhkan efisiensi lebih baik serta lebih praktis dalam pengoperasiannya, Tidak heran bila semakin lama pembeli mobil meninggalkan transmisi manual.
Mobil sport masa lalu menggunakan rancang bangun pilar A yang ramping. Ini membuat pandangan pengemudi leluasa melihat sudut mobilnya. Mengacu pada peningkatan keselamatan, pilar A kemudian semakin tebal yang kerap menyebabkan blindspot.
Pilar A harus kokoh untuk memberikan perlindungan optimal penumpang di kabin saat terjadi kecelakaan. Selain itu pilar A juga sebagai tempat untuk memasang airbag pilar (curtain airbag) dan spion depan di beberapa mobil. Ini membuat pengemudi sedikit kesulitan saat melirik bagian sudut kendaraan.
Sadarkah kalian kalau evolusi desain suatu kendaraan ini membuat dimensi atau ukurannya terus membesar. Alasannya jelas untuk kenyamanan penumpang, dengan kabin dan ruang bagasi makin lega. Bisa kalian lihat evolusi BMW Seri 3 sejak jaman E30 yang ukurannya kecil hingga kini BMW F30 yang semakin panjang.
Konsekuensi lain dari membesarnya ukuran mobil yaitu bobotnya bertambah. Bobot ringan tentunya membuat mobil lawas menyenangkan saat dikendarai atau bermanuver di ruang yang terbatas, karena ukurannya yang lebih 'padat'. Selain itu, mobil juga lebih mudah didorong ketika tiba-tiba saja mogok.
Pabrikan mobil saat ini seringkali menyertakan ban serep dengan ukuran lebih kecil dari ban standarnya. Padahal, mobil-mobil di masa lalu ukuran ban serep sama dan sebangun dengan ban utama. Ini membuat mobil jadi sulit dipacu dengan kecepatan semestinya, karena ban serep jenis space saver hanya bisa digunakan pada kecepatan maksimal 80 km/jam.
Alasan semakin mengecilnya ban serep di mobil tak lain karena penghematan ruang penyimpanan. Pabrikan mobil di masa lalu tidak terlalu memusingkan ukuran keseluruhan mobil, sehingga bisa menyertakan ban serep ukuran normal.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta