Pemerintah terus mendorong percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.
Salah satunya dengan cara pemberian insentif atau subsidi mobil listrik kepada konsumen yang sudah diberlakukan April 2023.
Hanya saja, penjualan kendaraan listrik ternyata tidak sesuai harapan, yang bisa langsung laku banyak.
Bahkan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengakui penjualan kendaraan listrik baik mobil maupun sepeda motor masih berjalan lambat.
Baca juga: Resmikan PEVS 2023, Moeldoko: Indonesia Jadi Pengungkit Perkembangan Kendaraan Listrik Global
"Kemarin kita evaluasi, dimana letak atau salahnya dari kebijakan tersebut. Ini sedang kita evaluasi karena antara insentif dan subsidi, berikutnya prosesing atau mekanisme, selanjutnya insentif seperti apa," ungkap Moeldoko saat membuka acara gelaran PEVS 2023, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Kendati demikian, Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) tak menampik, salah satu alasan pemberian insentif atau subsidi mobil listrik berjalan lambat, karena tidak bisa dinikmati semua kalangan.
Baca juga: Penjualan Mobil Listrik Diklaim Meroket Berkat Program Subsidi dari Pemerintah
Maka dari itu, kata Moeldoko ada dua evaluasi yang penting, yaitu penjualan kendaraan listrik yang masih berjalan lambat bisa saja karena tidak semua subsidi bisa dinikmati, dan dikhawatirkan jadi timbul masalah baru, yaitu restitusi atau penggantian kerugian.
"Jadi pajak 10 persen dan 1 persen ditanggung pembeli, tapi diler menanggung restitusi. Nah dikhawatirkan dengan restitusi setahun baru dibayar pemerintah maka itu akan menjadi beban bagi diler-diler itu," ujarnya.
Baca juga: Ratusan Unit Mobil Listrik Dikirim ke KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo, Ada Apa Saja?
"Untuk itulah, kemarin ini menjadi bahan diskusi kita, pertanyaannya kita, apakah bisa restitusi itu dijalankan satu bulan atau dua bulan. Untuk itu kita tunggu saja kebijakan pemerintah berikutnya, kalau payung hukumnya sudah ada dari Kementerian Keuangan bagaimana mensiasati agar lebih meringankan, lebih simpel dan sederhana," ujarnya.
Oleh karena itu, Moeldoko berharap setelah dilakukan evaluasi, maka kebijakan yang ditawarkan pemerintah, di masa depan tidak menyulitkan siapapun, khususnya para pembeli.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mencatat penjualan mobil listrik pada April 2023 mencapai 1.345 unit atau naik 44 persen dari periode Maret yang hanya tercatat 928 unit.
Kenaikan penjualan mobil listrik digadang-gadang tak lepas dari pemberian implementasi program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) atas pembelian kendaraan listrik roda empat dan bus.
Namun begitu, penjualan mobil listrik sendiri faktanya masih tergolong kecil, apalagi jika dibandingkan mobil jenis hybrid yang tidak mendapatkan insentif seperti mobil listrik murni, yaitu lebih dari 2.800 unit pada April 2023.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5
12.742 km
2 tahun
Java East
2021 Toyota RAIZE GR SPORT TSS 1.0
14.811 km
2 tahun
Banten
2021 Toyota RAIZE GR 1.0
16.422 km
2 tahun
Jakarta
2022 Toyota RUSH S GR SPORT 1.5
14.366 km
1,5 tahun
Jakarta