Nama Chevrolet Trailbalzer kembali populer setelah General Motors Indonesia kembali memperkenalkannya pada tahun 2012. Menempati segmen Medium SUV 7-seater, saat itu Trailbalzer berhadapan langsung dengan Fortuner dan Pajero Sport yang sudah hadir lebih dulu. Meskipun gagah perkasa, banyak yang cemas melihat brand Amerika seperti Chevrolet Trailblazer yang dianggap banyak kekurangan.
Ketika diperkenalkan, Trailbazer ditawarkan dalam dua varian, yakni LT dan LTZ. Sebagai pembeda, yang paling signifikan dari keduanya yakni penggunaan mesin.
Yang mana tipe LT dibekali jantung pacu diesel 2.5L Duramax turbodiesel commonrail 4-silnder segaris 16 valve, dengan perolehan tenaga sebesar 150 PS pada putaran 3.800 rpm. Untuk torsinya sendiri mencapai 350 Nm di 2.000 rpm dengan transmisi manual 5-percepatan 4x2.
Pada tipe LTZ, saat itu Chevrolet Trailbalzer menjadi SUV ladder frame paling buas di kelasnya. Bagaimana tidak, jika pesaingnya menggunakan mesin diesel 2.5L, varian ini dibenamkan mesin diesel 2.8L Duramax turbodiesel commonrail 4-silnder segaris 16 valve.
Dengan begitu tenaga yang diperolehnya sebesar 180 PS pada 3.800 rpm dengan torsi puncak sebesar 470 Nm di putaran 2.000 rpm. Tipe ini dipadukan transmisi otomatis 6-percepatan dengan penggerak 4x4.
Namun pada versi faceliftnya yang meluncur pada 2017, untuk tipe LT dan LTZ sama-sama dibekali mesin 2.5L Duramax Diesel Common Rail Direct Injection, 4 silinder segaris, 16 valve, DOHC.
Menganut teknologi Variable Geometry Turbocharger dan Intercooler, secara data di atas kertas performa yang dihasilkan terbilang besar. Tercatat untuk tenaganya sebesar 180 PS di 3.600 rpm dan torsi puncak mencapai 440 Nm pada putaran 2.000 rpm.
Karena pajak untuk kendaraan 4x4 di Indonesia terbilang besar, Chevrolet memutuskan untuk versi faceliftnya hanya menggunakan penggerak 4x2 yang dikawinkan transmisi otomatis tiptronic 6-percepatan.
Sekedar informasi, Chevrolet Trailblazer dijual hingga 2019. Walaupun barunya sudah tak lagi dijual, kondisi bekas Trailbalzer menarik untuk dilirik. Bagaimana tidak, mobil yang dibangun menggunakan basis dari Chevrolet Colorado tersebut untuk harga bekasnya kini ditawarkan mulai dair Rp160 jutaan.
Sebelum kepincut Chevrolet Trailblazer, ketahui beberapa kekurangan mobil ini melalui ulasan berikut.
Kekurangan pertama yang ada di Chevrolet Trailblazer yakni tidak adanya fitur sliding pada jok baris kedua. Dengan begitu tentunya sedikit menyulitkan penumpang baris ketiga ketika ingin keluar-masuk kabin. Tak hanya itu, tidak adanya fitur ini penumpang baris kedua juga tidak bisa mengatur jarak posisi duduk dengan jok di depan.
Meski begitu kenyamanan terobati berkat headroom serta legroom yang terbilang luas, serta mekanisme pelipatan jok dengan fitur one touch tumble.
Selain jok baris kedua yang tidak dilengkapi sliding, untuk kursi paling belakangnya mobil ini memiliki ruang yang sempit. Jok baris ketiga yang kecil sebenarnya bukan cuma dialami Chevrolet Trailblazer, namun juga kompetitornya.
Hal ini lantaran untuk sasis dari mobil ini dibuat naik sehingga menyebabkan lantai kabin menjadi lebih pendek. Selain itu juga laci penyimpanan barang Sekaligus cup holder yang diletakan di samping dan tengah memiliki ukuran tebal sehingga memperkecil ruangan tempat duduk penumpang.
Seperti beberapa produk Chevrolet lainnya, untuk spare part Trailbalzer terbilang mahal. Faktor yang menyebabkan mahalnya suku cadang mobil ini selain brand, yakni jumlah populasinya yang tidak banyak.
Sebagai contoh untuk lampu utama dalam kondisi bekas, sepasang ditawarkan Rp3,5 juta.
Baca juga: Nggak Kalah Gagah dari Mitsubishi Pajero Sport, Ini Keistimewaan Chevrolet Trailblazer Pre-facelift
Secara teknologi mesin mobil Chevrolet lebih modern ketimbang mobil Jepangan, tak terkecuali Trailbalzer. Menggunakan teknologi common rail, untuk jantung pacunya lebih riskan rusak apabila sering mengkonsumsi solar dengan kandungan sulfur tinggi.
Berbeda dengan mobil Jepangan yang juga sudah menganut teknologi serupa, untuk kompartemen sistem pembakarannya sedikit lebih awet meski mengkonsumsi BBM yang memiliki kualitas rendah.
Sekelas SUV ladder frame, untuk bantingan yang dihasilkan Chevrolet Trailblazer terbilang lebih empuk bila dibandingkan langsung dengan kompetitor terdekatnya.
Namun untuk getaran mesinnya masih terasa hingga di dalam kabin. Untuk itu bagi kalian yang sedang mencari mobil keluarga namun lebih mengutamakan kenyamanan, ada baiknya menghindari Chevrolet Trailbalzer, terkecuali sekaligus sebagai kendaraan hobi.
Itulah 5 kekurangan Chevrolet Trailblazer, ada yang mau menambahkan?
Baca juga: Kisaran Harga Mirip, Kenapa Chevrolet Trailblazer Bekas Lebih Menarik Ketimbang Honda BR-V Baru?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5
12.742 km
2 tahun
Java East
2021 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.465 km
2,5 tahun
Banten
2021 Toyota RAIZE GR SPORT TSS 1.0
14.811 km
2 tahun
Banten