8 Kekurangan Chevrolet Spin yang Perlu Diketahui, Bikin Harga Bekasnya Anjlok?
Enda · 4 Mar, 2024 15:10
0
0
Kekurangan Chevrolet Spin berikut ini adalah hal yang wajib kalian ketahui sebelum membeli mobil tersebut, mengingat harga unit sekennya kini sangat menarik.
Chevrolet Spin telah menjadi ikon mobilitas keluarga di Indonesia sejak diperkenalkan pada tahun 2013.
Awalnya mobil ini diproduksi di Brazil pada tahun 2012 dan posisinya menggantikan Chevrolet Zafira yang juga berjenis MPV compact 5-7 seater.
Namun mulai 2013, General Motors Autoworld Indonesia (GMAI) memproduksi mobil tersebut di pabriknya yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Tapi sayangnya, pabrik yang juga merakin Spin untuk kebutuhan ekspor di Asia Tenggara itu dihentikan di tahun 2016 menyusul hengkangnya GMAI selaku Agen Pemegang Merek (APM) Chevrolet di dalam negeri.
Meskipun GM Indonesia tak lagi melancarkan bisnisnya, tetapi merek Chevroelt rupanya tetap memikat hati para konsumen di Tanah Air.
Tak terkecuali Spin yang dianggap sebagai perwujudan mobil MPV yang luas, fleksibel, tapi punya harga cukup terjangkau demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Saat berkiprah di dalam negeri, Chevrolet Spin hadir dalam beberapa varian yang mencakup opsi bensin dan diesel, ada yang pakai transmisi manual dan otomatis, serta beberapa varian tipe demi memberikan pilihan kepada konsumen sesuai dengan preferensi mereka.
Namun, seperti banyak kendaraan lainnya, Chevrolet Spin juga tidak luput dari tantangan dan persaingan di pasar otomotif Indonesia.
Meski mengutamakan kenyamanan, ruang kabin, dan durabilitas mesin yang baik, Spin saat itu rupanya masih kalah dengan duet LMPV buatan Astra Group yakni Avanza dan Xenia.
Untuk pasarannya saat ini, Spin ditawarkan mulai dari Rp80 jutaan. Angka ini bahkan setara dengan Daihatsu Ayla tipe X manual lansiran 2014.
Padahal dari segi berkendara Spin gak kalah oke dibanding pesaingnya.
Mobil ini cukup nyaman dikendarai saat dibawa pergi baik sendiri atau muatan full berkat kabinnya yang lapang, senyap, serta tenaganya yang responsif.
Oh iya, pada ulasan sebelumnya kami berhasil membahas kelebihan Chevrolet Spin tetapi melalui artikel ini, mari kita simak beberapa kekurangan Chevrolet Spin bekas sebelum kalian memutuskan membelinya.
2014 Chevrolet SPIN LTZ 1.3
Rp 101,80 Juta
Rp 1,84 Juta
/bulan
121.965 km
9 tahun
Jawa Barat
2015 Chevrolet SPIN ACTIV 1.5
Rp 131,00 Juta
Rp 2,37 Juta
/bulan
82.353 km
8,5 tahun
Banten
2014 Chevrolet SPIN ACTIV 1.5
Rp 117,00 Juta
Rp 2,38 Juta
/bulan
85.171 km
10 tahun
Java East
1. Kekurangan Chevrolet Spin Bekas Ada di Harga Suku Cadang
Hanya bertahan 3 tahun (2013-2016) ditambah hengkangnya brand Chevrolet dari Indonesia membuat Spin terkena dampaknya.
Untuk ketersediaan suku cadangnya mobil ini kini mulai sulit dijumpai terlebih di daerah pelosok Nusantara.
Demi mendapatkan suku cadang original dari General Motors (GM), konsumen harus menunggu (inden) dari negara tetangga seperti Thailand.
Kalau pun tersedia harganya juga lebih mahal bila dibandingkan dengan mobil Jepangan sekelasnya.
Meski begitu, masa pakai suku cadangnya cenderung lebih awet.
Dan perlu diketahui juga mayoritas spare parts yang dijajakan oleh toko onderdil Chevrolet adalah orisinil alias minim versi KW-nya, walau terkadang komponen itu copotan dari unit lain.
Guna mengatasi kelangkaan suku cadang ini, sebenarnya beberapa parts Chevrolet Spin memiliki persamaan dengan Wuling Confero.
Dengan begitu pemilik bisa melakukan substitusi dengan mobil jenama Tiongkok tersebut, kalian tinggal tanyakan ke montir atau pihak toko spare part yang dipercaya untuk mencari komponen persamaan dari keduanya.
Kekurangan Chevrolet Spin bekas berikutnya yang bisa kalian temukan yakni tidak adanya pilihan transmisi otomatis di Spin bensin 1.2L dan diesel 1.5L.
Spin tanpa pedal kopling hanya bisa kalian jumpai di varian teratas mesin bensin 1.5L.
Sebagai informasi, gearbox maticnya memiliki 6 tingkat percepatan tiptronic yang bisa diatur naik atau turunnya gigi secara manual sesuai keinginan pengemudi.
Perlu diperhatikan juga, untuk yang tipe transmisi manual, beberapa pemilik mobil ini ada yang mengeluhkan pedal koplingnya mulai terasa keras seiring usia pakai kendaraan tersebut.
Walaupun kasus seperti ini tidak semua meimpa pemilik Chevrolet Spin bekas, jadi ada baiknya sebelum membeli, lakukan pengecekan tekanan pedal kopling mobil tersebut.
3. Karakter Turbo Lag Pada Varian Mesin Diesel
Varian diesel Chevrolet Spin dibekali mesin berkapasitas 1.248 cc 4 silinder common rail direct injection with turbocharger yang mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 75 PS di 4.000 rpm dan torsi 190 Nm pada 1.750 rpm.
Karakter yang dihasilkan, mesin diesel ber-cc kecilnya timbul gejala turbo lag pada tarikan bawahnya sehingga sering dikeluhkan oleh beberapa pemiliknya.
Meski begitu tarikan atasnya terasa cukup responsif meski tidak terlalu spesial.
Oh iya, konsumsi BBM mesin diesel Spin terbilang irit.
Menurut beberapa pemilik, pemakaian di dalam kota sanggup menempuh jarak 16-18 km untuk tiap 1 liter solar.
4. Waspadai Blind Spot Saat Hendak Berbelok
Untuk pilar A Chevrolet Spin cukup tebal.
Hal ini sedikit menyulitkan pengemudi saat berbelok akibat blind spot.
Guna menghindari titik buta akibat pilar A yang tebal, tak jarang pengemudi harus memajukan atau memundurkan badan saat berbelok.
5. Belum Pakai Electric Power Steering
Tidak seperti generasi kedua Avanza-Xenia, Ertiga dan Mobilio yang sudah menggunakan EPS, untuk power steeringnya Spin masih mengandalkan teknologi jadul bermodelkan hidrolik dengan pompa dan oli.
Mengenai putaran yang dihasilkan, lingkar kemudinya terasa lebih berat bila dibandingkan kompetitornya.
Power steering model hidrolik juga butuh perawatan tidak seperti EPS yang free manitnance.
Secara berkala pemilik diharuskan mengecek ketersedian oli pompa power steering serta mengurasnya untuk menjaga keawetan serta performa.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.