Baru-baru ini Geely Auto Group meluncurkan baterai mobil listrik lithium iron phosphate dengan teknologi New Short Blade EV yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Baterai ini diklaim oleh perusahaan menawarkan masa pakai baterai terbaik di kelasnya dari segi keamanan dan pengisian daya cepat.
Generasi terbaru Short Blade EV Battery ini akan menjadi tolak ukur baterai untuk kendaraan listrik dengan ukuran kompak, kepadatan energi lebih tinggi, pemanfaatan volume lebih baik, dan peningkatan fleksibilitas dalam mengakomodasi desain kemasan yang ringkas, serta tingkat keamanan tinggi.
Baca juga: Geely Patenkan Desain Mobil Listrik di Indonesia, Jakarta - Semarang Non Stop Gak Perlu Ngecas
Dari sisi teknologi, New Short Blade EV Battery menggunakan diafragma berkekuatan tinggi, stabilitas termal tinggi, tahan panas tinggi, dengan pemisah sangat stabil yang dipasangkan dengan elektroda, sehingga menghasilkan kepadatan energi dan keamanan yang lebih tinggi.
Selain itu, Geely Auto telah menerapkan teknologi Self-Fusing pada baterai yang dikembangkan sendiri pada permukaan elektroda, untuk memutus arus pendek apabila terjadi kecelakaan.
Jika saat kecelakaan menyebabkan sel baterai bocor, lapisan aluminium foil akan menyatu ke dalam diafragma baterai untuk membuat lapisan isolasi.
Ada pula teknologi thermal management system yang mampu menjaga suhu baterai.
Hal ini dapat mencegah korsleting dan kejadian peningkatan suhu panas yang tidak terkendali.
Seperti teknologi Blade Battery yang dimiliki BYD, teknologi New Short Blade EV baterai yang diciptakan Geely Auto Group memiliki keunggulan pada penyusunan baterai yang tampak seperti susunan pisau.
Untuk pengetesan Blade Battery BYD sendiri antara lain dengan cara ditusuk satu jarum baja untuk melihat apakah ada atau tidak menimbulkan percikan api meski ada peningkatan suhu mencapai 60 derajat celcius.
Baterai ini juga mampu bertahan dalam kondisi uji ekstrem lainnya, seperti ditekuk, dipanaskan hingga 300 derajat celsius, dan tertindih beban yang kapasitasnya 260% dari berat baterai tersebut.
Berbeda dengan Blade Battery BYD, pengujian keamanan baterai New Short Blade EV Geely dilakukan dengan cara berkali lipat lebih ekstrim.
Misalnya dengan cara menggunakan delapan jarum baja yang ditusuk secara bersamaan untuk melihat dampak kerusakannya yang lebih parah.
Saat pengetesan, masing-masing jarum baja berdiameter 5 mm yang ditusukan didiamkan selama satu jam.
Tetapi hasil selama pengetesan berlangsung, baterai ternyata tidak menimbukan efek buruk yang dapat menyebabkan kebakaran.
Selain itu baterai mobil listrik New Short Blade EV juga menjalani uji pengetesan lain yang tak kalah seram, yakni ditembak menggunakan senapan infanteri dengan peluru berkaliber 5,8 mm (5,8×42 mm), untuk melihat apakah ada peningkatan termal di komponen tersebut.
Selain ditusuk menggunakan 8 jarum baja, pengujian lain juga dilakukan untuk mengetahui ketahanan dan keamanan dari baterai.
Geely menguji teknologi baterai New Short Blade EV dalam kondisi yang jauh lebih tinggi dari standar industri.
Pengujian dilakukan melalui uji serial 'Six Extremes', pengetesan beterai dengan cara ini merupakan pengujian pertama di industri yang mencakup perendaman korosi air laut, di kondisi yang sangat dingin, pengujian benturan dari bawah baterai, roll test dalam kondisi ekstrim, tabrakan samping, hingga baterai benar-benar dibakar dari sisi luarnya.
Dengan desain rangka dan kisi-kisi yang diperkuat, rongga penyerap energi, pelat pelindung bawah tiga lapis, integrasi CTB, sistem kontrol suhu panas tinggi, dan banyak lagi teknologi lainnya, dalam pengetesan ekstrim tersebut baterai berhasil melewati serangkaian pengujian.
Hasil menunjukkan bahwa baterai mobil listrik buatan Geely ini tidak menimbulkan suhu panas ekstrim, tidak mengeluarkan asap, dan juga api.
Selain itu, nilai resistansi isolasi elektroda baterai dan kondisi sel yang tersegel tetap normal, hasilnya menunjukkan baterai tetap aman dalam kondisi paling ekstrim sekalipun.
Baca juga: Intip Perjalanan Geely Sampai Diajak Luhut Bikin Mobil Listrik Nasional di Indonesia
Menggunakan bahan elektroda doped multi-elemen dikombinasikan dengan ukuran baterai yang lebih kecil dan resistansi internal yang rendah, telah memberikan New Short Blade EV pengurangan laju reaksi kimia internal secara signifikan, hal inilah yang memperpanjang masa pakai baterai.
Berdasarkan pengujian Geely, masa pakai baterai dengan teknologi New Short Blade EV dapat mencapai 3.500 pemakaian pengecasan, atau setara dengan berkendara sejauh 1 juta kilometer dengan minimal kerusakan.
Berdasarkan rata-rata pemakaian kendaraan dengan jarak tempuh 20.000 km per tahun, baterai dengan teknologi New Short Blade EV diklaim dapat digunakan hingga 50 tahun dengan hanya mengalami penurunan kualitas yang minim.
Dengan teknologi tersebut, secara signifikan memperpanjang masa pakai baterai, meningkatkan umur kendaraan listrik, sekaligus mengurangi emisi karbon lebih dari 80.000 ton per tahun.
Teknologi New Short Blade EV secara efektif mampu memecahkan masalah resistansi internal tinggi yang ditemukan pada baterai berjeniskan long blade, yang banyak beredar di pasaran.
Baterai terbaru Geely juga menggunakan tabung nano karbon yang panjang dan tipis untuk menciptakan perjalanan jauh serta aditif, untuk meningkatkan permeabilitas film sehingga memudahkan ion lithium berpindah antar elektroda.
Dengan teknologi ini dapat meningkatkan kinerja pengisian baterai dengan lebih cepat.
Data pengujian menunjukkan bahwa pada baterai blade dengan kapasitas yang sama, waktu pengisian rata-rata SOC 10-80% untuk baterai blade panjang adalah 26 menit.
Dengan kecepatan pengisian rata-rata 1,61C menggunakan New Short Blade EV, waktu yang dibutuhkan adalah 17 menit 4 detik dengan rata-rata kecepatan pengisian 2,45C.
Selain itu, dalam kondisi yang suhu dingin ekstrim, teknologi terbaru pada baterai BYD ini memiliki kapasitas pengosongan yang kuat dan jangkauan berkendara yang lebih jauh dibandingkan baterai long blade.
Pada suhu sekitar -30℃, tingkat retensi kapasitas baterai long blade rata-rata turun menjadi 78,96%, sementara teknologi Baterai New Short Blade EV mempertahankan 90,54% dari kapasitasnya.
Menurut Tatsuya Mikami, Chief Advisor BYD Auto Japan disampaikan dalam acara BYD Tech Auto Talks yang diadakan di IIMS 2024, terdapat 3 hal yang menyebabkan terjadinya kebakaran, yakni; sumber panas, oksigen, dan bahan bakar.
Dikatakan Tatsuya, di dalam baterai itu harus bebas tidak ada oksigen.
"Sementara itu baterai NCM (Nickel Cobalt Manganese) memiliki oksigen, dan saat ditusuk oksigen tersebut keluar kemudian mengembung dan terjadinya ledakan," katanya.
Keunggulan lain dari baterai LFP yakni biaya yang lebih murah, serta memiliki kinerja lebih baik dibanding baterai berbahan baku nikel.
LFP secara alami memiliki stabilitas termal yang sangat baik dan bebas kobalt secara substansial.
Teknologi Blade Battery sendiri punya lima kelebihan, yaitu; Super Safety, Super Strength, Super endurance mileage, Super lifetime, dan Super Power.
Baca juga: Merek Mobil China Geely dan Jetour Siap Panaskan Persaingan Otomotif di Indonesia
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}