Nama Haval Jolion mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Maklum, mobil ini memang baru resmi dipamerkan empat bulan lalu, tepatnya di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 lalu.
Meski masih anak baru, namun sosok Jolion ini ternyata cukup menarik perhatian, karena menyasar segmen Sport Utility Vehicle (SUV) Compact, yang kini banyak pesaingnya.
Ya, setidaknya Jolion harus menghadapi para senior SUV Compact yang sudah lebih dahulu dipasarkan, seperti Chery Omoda 5, Honda HR-V, Hyundai Creta, Mazda CX-3, MG ZS, Suzuki Grand Vitara, Kia Seltos, Toyota Yaris Cross, hingga Wulig Alvez.
Baca juga: Harga GWM Haval Jolion Turun Jadi Rp405 Juta, Ini Penyebabnya
Namun jika dikerucutkan, Jolion yang dibenamkan mesin 1.5 liter ditambah mesin hybrid, maka dia akan jadi penantang Yaris Cross HEV. Akan tetapi, kali ini AutoFun tidak akan menjelaskan perbandingkan Jolion dengan para kompetitornya, melainkan mengulas keunggulan dari mobil tersebut.
Menurut Senior Technical & Quality Manager GWM Indonesia, Triyono, salah satu keunggulan dari Jolion adalah adanya enam mode operasional.
Baca juga: 5 Fakta GWM Haval Jolion HEV, SUV yang Siap Tantang Yaris Cross hingga Almaz Hybrid
"Enam mode operasional yang dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan pengendara di berbagai situasi. Mungkin yang lain sama, tapi disini lain, kita ada combine," ungkap Triyono saat ditemui disela acara media workshop Haval Jolion, di dealer GMW Pondok Indah Mall, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Kata Triyono, enam mode operasional ini tak lepas dari L.E.M.O.N. DHT (Dedicated Hybrid Transmission) sehingga bisa memberikan efisiensi tenaga yang lebih baik sesuai kebutuhan penggunanya. Dengan sistem dual motor yang canggih, Haval Jolion memastikan transisi berkendara yang mulus dan efisien.
Baca juga: Haval Jolion HEV Resmi Meluncur di GIIAS 2024, Apa Saja Kehebatannya?
Adapun enam mode operasional yang dirancang dan bisa digunakan oleh pengguna Haval Jolion di berbagai situasi, yaitu:
1. EV Mode (Berkendara dengan motor listrik)
Mode ini menggunakan tenaga listrik sepenuhnya dari baterai untuk menggerakkan kendaraan, ideal untuk lalu lintas perkotaan dengan kecepatan rendah. Mode ini memberikan pengalaman berkendara yang sunyi, hemat bahan bakar, dan bebas emisi.
2. Serial Mode (0-35 km/jam: Pengisian Daya Baterai dengan Mesin, Roda tetap Ditenagai oleh Motor Listrik)
Dalam mode ini, mesin pembakaran dalam (ICE) berfungsi sebagai generator untuk mengisi ulang baterai hybrid sambil memberikan daya ke motor penggerak. Mode ini aktif pada kecepatan rendah, yang biasanya terjadi di kemacetan di jalanan perkotaan.
3. Parallel Mode (35–65 km/jam: Efisiensi Perkotaan)
Pada kecepatan menengah, sistem menggabungkan daya dari ICE dan baterai untuk memastikan efisiensi bahan bakar optimal, cocok untuk perjalanan lancar di wilayah perkotaan.
4. Parallel Mode (>65 km/jam: Efisiensi Kecepatan Tinggi)
Mode ini mengandalkan ICE sebagai sumber tenaga utama, dengan motor penggerak siap memberikan daya tambahan jika diperlukan. Mode ini memberikan efisiensi bahan bakar yang baik sekaligus performa tinggi di jalan tol.
5. Dynamic Performance Mode (Tenaga Maksimal)
Mode ini diaktifkan saat membutuhkan tenaga besar, seperti saat menyalip atau melewati tanjakan curam. Dengan menggabungkan tenaga dari ICE, baterai, dan motor, mode ini memastikan performa maksimal.
6. Regenerative Braking Mode (Pemulihan Energi)
Selama deselerasi atau berkendara menurun, sistem mengubah energi kinetik menjadi listrik untuk menjaga performa baterai tetap optimal. Fitur ini meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.
Triyono juga menyatakan, bahwa Haval Jolion juga dilengkapi dengan empat mode berkendara yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengemudi dan kondisi jalan. "Hal ini dilakukan untuk mendukung fleksibilitas dalam berkendara," sebutnya.
Adapun empat mode berkendara yang ada pada mobil ini yaitu:
Mode standar untuk penggunaan harian dengan keseimbangan optimal antara efisiensi dan performa.
Mode ini dirancang untuk efisiensi bahan bakar maksimal, terutama dalam kondisi lalu lintas padat atau perjalanan jarak jauh.
Mode ini memberikan akselerasi yang lebih responsif untuk pengalaman berkendara yang dinamis dan menyenangkan.
Untuk Snowfield Mode, meskipun dinamakan Snowfield mode berkendara ini tetap penting digunakan untuk membantu menjaga stabilitas dan traksi di permukaan jalan licin, memastikan keamanan berkendara di segala cuaca.
Kata Triyono, untuk Snowfield Mode, tidak hanya bisa digunakan di kondisi jalanan salju, namun sebalik jalanan di Indonesia juga bisa memanfaatkan mode tersebut. "Snowfield sangat bermanfaat buat kita apalagi hujan, licin, kendang jalanan terjal, sering spin, snowfiled jadi traksi yang digunakan," ucapnya.
Usai mendapatkan pengetahuan akan mode-mode berkendara yang ada di Jolion, tidak ada salahnya untuk menguji bagaimana kenikmatan mobil tersebut.
Nah, dalam kesempatan ini AutoFun sempat menjajal bagaimana kencang singkat dengan Haval Jolion pulang pergi dari Pondok Indah Mall di Jakarta Selatan, menuju dealer GMW Tomang di Jakarta Barat.
Benar saja, padatnya beberapa ruas jalan membuat EV mode bereaksi, bahkan suara raungan mesin terasa tetap halus. Usut punya usut, mobil ini memang memiliki kelebihan Noise, Vibration, Harshness, khas mobil elektrifikasi, sehingga menciptakan pengalaman berkendara yang lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, mobil ini jadi mampu meminimalisir kebisingan, getaran, dan kekasaran yang ada di jantung pacu. Tarikan mobil saat kondisi jalanan macet di kota Jakarta masih terasa enak, lingkar kemudi terasa ringan, sehingga mudah untuk melakukan manuver.
Menariknya, kami mencoba menggunakan menggunakan EV mode, yang biasanya selalu digunakan mobil untuk kecepatan sangat rendah. Akan tetapi, saat kami coba EV mode ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 60 km per jam. Bahkan di perwakilan media lainya, bisa tembus lebih dari itu.
Karena Jolion ada mobil yang mengkombinasikan mesin bensin dan hybrid, ternyata konsumsi bahan bakar untuk mengemudi di kondisi padat jalanan Jakarta cukup irit. Ya, perjalanan yang menempuh jarak hingga 10 km ini, mampu melaju 15,8 km per liter.
Seperti diketahui, Jolion HEV ini sudah dibenamkan mesin 1.5 liter, 4 silinder, segaris, dan didukung baterai berkapasitas 1.6 kWh yang dilengkapi motor listrik tunggal.
Dengan mesin tersebut, tenaga yang dimuntahkan bisa mencapai 190 PS dan torsi 375 Nm, serta mesin hybrid ini membuat konsumsi bahan bakarnya bisa mencapai 20 km per liter.
Selain performa mesin yang cukup mumpuni karena mobil hybrid, Jolion ini sejatinya dilengkapi berbagai fitur keselamatan
Adapun fitur tersebut diantaranya:
Julion juga sudah dijejali fitur keselamatan ADAS yang diantaranya adalah;
Untuk fitur keamanan diantaranya adalah Smart Keys, Keyless Entry System, hingga Push Start Button System.
Fitur-fitur yang dibenamkan ini membuat Jolion, mendapatkan sertifikasi keamanan tertinggi bintang lima dari Australasian NCAP (ANCAP).