Pada awal kemunculannya, mobil asal Korea ini cukup kontroversial. Mulai dari inisasi masuknya ke Indonesia hingga soal kualitasnya yang semenjana. Tapi mobil Korea kini kabarnya lebih bagus dari sisi build quality dan kelengkapan fiturnya dari mobil Jepang yang setara, benar demikian? 

Mobil-mobil buatan pabrikan Korea Selatan pada dekade awal 2000-an sempat dipandang sebelah mata. Tapi kini mobil-mobil dari negeri ginseng justru menarik perhatian. Bahkan beberapa di antaranya ada yang terpilih sebagai mobil terbaik dunia.

Tidak berlebihan memang, karena industri otomotif Korea Selatan begitu ulet demi memperbaiki kualitas produk mereka. Hal ini sempat terjadi juga pada dekade awal 1970-an waktu mobil Jepang pertama kali masuk ke Indonesia melawan dominasi merek Eropa dan Amerika.

Sepeninggal merek Amerika, mobil Eropa bertransformasi mengisi segmen mobil mewah. Untuk mobil sejuta umat dikuasai merek asal Jepang yang sering disebut-sebut lebih kuat, tahan lama, serta hemat BBM.

Faktor-faktor tersebut yang menjadi pertimbangan orang Indonesia sebelum membeli mobil. Image buruk mobil Korea di masa lalu membuat masyarakat ragu untuk membeli produk keluaran terbaru. 

Padahal, dua pabrikan otomotif raksasa Korea Selatan, yakni Hyundai dan KIA, bahkan telah berkibar di pasar Eropa dan Amerika Serikat. Mereka bersaing ketat dengan merek-merek Jepang dan bahkan Jerman. Melalui penilaian dari  QS JD power, posisi nomor 1,2,3 diisi oleh Genesis (sub brand Hyundai), Kia, dan Hyundai.

Genesis merupakan merek mobil mewah buatan Hyundai berhasil mengalahkan merek-merek mobil papan atas seperti Porsche dan Lexus. Genesis sendiri baru diluncurkan Hyundai pada tahun 2016 setelah sebelumnya sedan-sedan Genesis dijual bersama di showroom Hyundai.

Dalam kurun waktu dua tahun saja Genesis berhasil merangsek ke posisi puncak dengan catatan paling sedikit soal kerusakan mobil. Melansir Forbes, dari data milik J.D Power 2018, kerusakan mobil Genesis tercatat hanya 68 masalah dalam 100 mobil. Angka itu merupakan yang paling sedikit dibandingkan para kompetitor.

Lantas, mengapa kita kini perlu melirik mobil Korea? Berikut ini beberapa alasan yang membuat brand Korea tidak bisa lagi dipandang brand murahan.

Mobil Korea Punya Standar Setara Mobil Eropa

Hyundai menjadi brand kedua asal Asia setelah Toyota yang menjadi anggota resmi European Automobile Manufacurer’s Association (ACEA). Lembaga tersebut tentunya mensyaratkan kepada pabrikan otomotif sebagai anggotanya agar membangun mobil sesuai kebutuhan dan persyaratan negara maju Eropa. Hal ini membuat kualitas mobil Hyundai berstandar industri otomotif Eropa.

Sementara itu merek KIA belum menjadi anggota resmi ACEA. Namun soal fitur keselamatan, produk-produk KIA sudah melalui standar uji keselamatan di Eropa melalui Euro NCAP.

Bicara soal standar mutu kendaraan, masyarakat terutama konsumen otomotif di Eropa sangat terkenal paling kritis di dunia kalau soal kualitas produk. 

Dengan standardisasi yang diterapkan oleh Hyundai dan KIA sesuai standar otomotif Eropa, maka kedua pabrikan ini bisa jadi alternatif pilihan mobil dengan value tinggi. Sebagai contoh, ada Kia Seltos di rentang harga Rp300 sampai 360 juta dengan spesifikasi tak kalah menarik daripada Honda HR-V.

Mobil Korea Punya Desain Fresh yang Elegan dan Gagah

Soal desain, sebenarnya bicara soal selera individu. Namun tidak bisa dipungkiri kalau mobil Korea kini desainnya semakin keren.

Brand Korea Selatan mulai berubah sejak tahun 2006. Mobil buatan Korea Selatan memiliki kombinasi desain yang sporty dan elegan. Alasan pemilihan konsep ini karena mereka sangat mempertimbangkan selera Eropa dan Amerika sebagai pasar utama di dunia. 

Desain Tiger Nose ala KIA kini terus berevolusi dengan gaya yang elegan dan terkesan mewah. Apabila emblemnya dicopot, mungkin orang awam melihat sosok Seltos atau Sonet adalah keluaran merek Eropa, bukan dari brand KIA. Ini karena KIA membajak desainer asal Audi dan Bentley untuk memberikan kepuasan desain terhadap pelanggan mereka.

Kemudian desain Hyundai yang memiliki konsep desain Fluidic Sculpture 2.0 pada Hyundai Tucson generasi ketiga. SUV ini memberikan kesan gahar di bagian depan dan belakang. Rahasianya, Hyundai mempekerjakan desainer yang pernah bekerja di BMW sebagai pemimpin utama bagian desain perusahaan mereka. 

Kedua brand Korea ini tampaknya telah belajar dari kesuksesan desain mobil eropa sekelas BMW, Audi, hingga Bentley. Desain lampu, garis dan lekukan badan, hingga desain yang lebih ramah performa membuat mereka menjadi salah satu dari produsen otomotif yang memiliki desain terbaik.

Kinerja Engineering di Mobil Korea Semakin Memuaskan

Jangan samakan mobil Korea yang sekarang dengan yang dulu. Tidak ada lagi mobil overheat, lemot dan hujatan lain yang biasa dilayangkan ke mobil Korea.

Kini mobil Korea kualitas engineering-nya patut diacungi jempol. Bukan karena performa tinggi seperti supercar, tapi karena bisa memadukan soal efisiensi bahan bakar, durabilitas mesin, serta hasil tenaga yang semakin baik.

Buktinya, pada akhir tahun 2018 lalu, Hyundai mendapat penghargaan WardsAuto 10 Best Engine sebagai mobil dengan mesin terbaik lewat mobil All new NEXO FCEV 2019 dan Kona Electric 2019.

Sementara itu Kia Motors dinobatkan sebagai No. 1 oleh J.D. Power dalam Initial Quality Study (IQS) tahun 2016. Merek Korea ini menyingkirkan 33 produsen mobil lain di pasar Amerika, dan membuat gebrakan karena perusahaan otomotif non premium seperti Kia yang bisa mengalahkan merek mewah seperti Porsche dan Lexus.

Mobil Korea Tidak Pelit Fitur, Bikin Harganya Terasa Murah

Mungkin brand asal Korea Selatan tidak semewah atau secanggih kelas macam BMW atau Lexus. Namun nyatanya mobil Korea dapat dibilang terjangkau karena tidak pelit dalam fitur di mobil mereka.

Untuk merek asal Jepang atau Eropa, biasanya memberikan tambahan fitur yang terpisah membuat harganya lebih mahal. Brand Korea Selatan memberikan banyak fitur menarik pada tipe yang terbatas. Artinya, setiap tipe akan mendapat fitur yang lebih lengkap dengan merek lain di tentang harga yang sama. 

Bila adu soal fitur dan teknologi, merek Korea mampu menyaingi kelengkapan pada mobil sekelas Mercedes-Benz dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Brand Korea Selatan kini semakin berani membuat mobil kaya fitur dan harga murah. Mereka melihat kesempatan atau celah antara rivalitas brand Jepang dan Eropa. 

Mobil Korea Selatan mengambil kesempatan ini di posisi tengah sehingga jadi alternatif yang menguntungkan. Kapan lagi kita bisa mendapat mobil Asia kualitas dan teknologi berstandar Eropa.