Asyik Macet Jakarta Makin Berkurang, Tapi Sebaiknya Hindari Jam-jam Ini Kalau Mau Bepergian
Adit · 15 Feb, 2022 09:00
0
0
Tercatat jumlah macet Jakarta berkurang selama 2021 dibanding 2020.
Bahkan kondisi lalu lintas di Jakarta makin membaik sejak 2017.
Data juga menyebut, sebaiknya hindari jam sibuk 17.00-18.00 WIB karena sebagai waktu paling padat lalu lintas.
Perusahaan pengembang dan pembuat teknologi lokasi, TomTom, merilis data tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia dalam laporan TomTom Traffic Index 2021. Salah satu yang diteliti adalah macet di Jakarta. Bagaimana hasilnya?
Tingkat kemacetan Jakarta sepanjang 2021 rupanya menurun bila dibandingkan 2020. Jakarta turun peringkat dari posisi 31 ke 46, di bawah Gdansk, Gdynia, dan Sopot di Polandia. Data tersebut mengkompilasi 416 kota besar di dunia.
Padahal di beberapa tahun sebelumnya Jakarta masuk ke dalam 10 besar kota termacet di dunia. Misalnya pada 2019 lalu menempati posisi 10, adapun 2018 berada di peringkat 7. TomTom menakar, tingkat kemacetan Jakarta pada 2021 sebesar 34 persen, lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 36 persen.
"Pada 2021, penurunan tingkat kemacetan terlihat di Jakarta. Data menunjukkan waktu perjalanan rata-rata berkurang 2 menit per hari. Tingkat kemacetan 34 persen berarti rata-rata waktu perjalanan 34 lebih lama dibandingkan kondisi awal tanpa kemacetan," tulis TomTom di laman resminya.
Data juga menunjukkan, jam sibuk atau rawan macet besar selama 2021 terjadi pada pukul 17.00-18.00 WIB setiap hari kerja. Tapi khusus hari Senin, tingkat kemacetannya paling besar di waktu tersebut. Sementara dibandingkan 2020, jam macetnya juga sama tetapi terjadi di hari Jumat.
Adapun pada periode sebelum pandemi, tepatnya di 2019, tingkat kemacetan tertinggi juga terjadi di hari Jumat pukul 17-00-18.00 WIB. Hanya saja trennya terus bertahan hingga pukul 20.00 WIB, kemudian menurun terus sampai pukul 22.00 WIB ke atas.
Selebihnya bicara kota termacet di dunia pada tahun lalu jatuh kepada Istanbul, Turki. Kemudian Moskow di Rusia, lalu Kiev di Ukraina. Posisi empat dihuni Bogota di Kolombia, dan mengunci lima besar kota paling macet adalah Mumbai di India.
Sedangkan kota yang paling lengang di dunia jatuh ke pada Mekah di Arab Saudi, Greensboro serta Winston-Salem di Amerika Serikat.
Hasil Riset dari Penggunaan Sistem Navigasi TomTom
Data ini diperoleh dari penggunaan perangkat navigasi, ponsel pintar, maupun sistem posisi atau GPS besutan TomTom yang ada di mobil di seluruh dunia dan tercatat lebih dari 600 juta pengguna. Indeks Lalu Lintas TomTom 2021 meliputi 404 kota dari 58 negara di 6 benua.
Tingkat kemacetan tadi mewakili waktu tempuh perjalanan para penggunanya. TomTom memulai hitungan perjalanan dari awal saat tidak terjadi kemacetan di setiap jalan di kota yang diteliti. Kemudian waktu tempuh tersebut dibandingkan dengan lama perjalanan saat menghadapi kemacetan.
"Kami menghitung dengan menganalisis waktu tempuh tanpa kemacetan di seluruh kota selama 24 jam seminggu dan 365 hari setahun. Informasi ini memungkinkan kami menghitung: berapa banyak waktu tambahan yang akan dihabiskan pengemudi selama jam sibuk (macet)," tulis TomTom.
Secara total kondisi lalu lintas pada 2021 lalu di kota-kota besar mengalami penurunan atau lebih lancar dibanding 2019, yang dihitung sebelum wabah Covid-19 melanda. Tingkat kemacetan di dunia rata-rata turun 10 persen dibanding sebelum adanya pandemi, kemudian terjadi penurunan kepadatan 19 persen di jam sibuk.
"Dari 404 kota yang masuk daftar indeks, 283 kota mengalami kemacetan rata-rata lebih rendah dibandingkan 2019," lanjut TomTom. Jakarta termasuk di dalamnya yang disebutkan mengalami peningkatan yang besar sejak 2017. Tingkat kemacetannya selalu menurun dibanding tiga tahun lalu.