Penjualan mobil di Indonesia masih tergolong menarik untuk para produsen otomotif. Tetapi ada saja produk yang gagal laku di Indonesia karena berbagai faktor. Mobil apa saja yang gagal laku di Indonesia?
Selama ini mobil-mobil yang laris di pasaran umumnya model MPV. Mulai dari Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga dan sejenisnya.
Namun dibalik mobil laris tersebut ada beberapa mobil dari pabrikan ternama yang gagal laku. Padahal mobil ini tidak kalah menarik baik dari sisi rasa berkendara maupun fitur yang berlimpah.
Daihatsu Sirion
Sebagai city car andalan Daihatsu, Sirion terakhir kali dijual hanya ada satu varian dengan harga berkisar Rp 200 jutaan. Dua tahun lalu hatchback ini mendapat penyegaran dari sisi eksterior dan fitur hiburan.
Tampilannya lebih keren dengan tambahan aerokita di depan dan di samping. Mobil yang menyasar jiwa muda ini juga mempunyai fitur hiburan yang mumpuni.
Baca juga : Lebih Murah Dibanding Daihatsu Rocky, Ini Keunggulan Daihatsu Sirion Untuk Kaum Hawa
Seperti layar sentuh sebesar 7 inci yang sudah memiliki fitur Mirror Link. Cukup sambungkan dengan smartphone maka bisa menikmati musik dari gadget selama perjalanan.
Mesin yang digunakan juga paling bertenaga dibanding rival sekelasnya. Berkapasitas 1.329 cc dengan teknologi VVT-i membuatnya mampu mengeluarkan tenaga maksimum 93,7 PS. Sementara torsi puncaknya mencapai 119 Nm.
Sayangnya Daihatsu Sirion gagal laku karena beberapa faktor. Salah satunya ialah belum diproduksi di Indonesia melainkan masih diimpor dari Malaysia.
Baca juga : 5 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Meminang Daihatsu All New Sirion 2020
Ditambah fitur-fitur yang ada di Indonesia banyak dipangkas dibandingkan versi negara tetangga tersebut. Harganya pun kalah saing dengan para rivalnya.
Toyota Etios Valco
Merek Toyota tidak menjamin suatu produk bisa diterima di pasaran. Seperti yang terjadi pada Toyota Etios Valco, hanya 4 tahun bertahan di industri otomotif Indonesia.
Padahal mobil ini mempunyai rasa berkendara yang fun to drive. Terlebih performa yang diberikan tergolong cukup untuk sebuah small hatchback.
Dibekali mesin 3NR-FE DOHC 4-silinder, kapasitasnya mencepai 1.197 cc. Tenaga maksimumnya mencapai 80 PS di 5.600 rpm dengan torsi puncak 104 Nm pada 3.100 rpm.
Setidaknya ada 2 alasan mengapa Toyota Etios Valco gagal laku. Pertama ialah desain interior yang aneh. Seperti meter cluster yang terletak di tengah dasbor.
Meski ini baik untuk visibilitas pengemudi tetapi secara penampilan bukan banyak selera orang. Ditambah letak kisi-kisi AC yang ditumpuk sebelah kiri head unit membuatnya terlihat aneh.
Baca juga : Kelebihan dan Kekurangan Toyota Etios Valco, Lebih Fun To Drive dari Agya-Ayla!
Alasan lainnya ialah material interior yang digunakan tergolong murahan dan terasa kosong. Peredaman pun menjadi kurang baik karena suara dari luar masih terdengar berisik masuk ke kabin.
Namun faktor krusial yang membuat Toyota Etios Valco gagal laku ialah tidak adanya transmisi otomatis. Padahal animo saat pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 cukup baik.
Ketika berjalan 2 hingga 3 tahun, Toyota hanya menambah varian namun tidak kunjung hadir tipe transmisi otomatis. Sehingga konsumen pun enggan memilih Toyota Etios Valco sebagai pilihan berkendara.
Honda City
Honda City boleh dikatakan gagal laku karena Toyota Vios yang menjadi rivalnya saat itu masih terjual cukup banyak. Lantas apa yang membuat Honda City gagal laku?
Baca juga : Komparasi Honda City Sedan 2022 vs Honda City Hathcback RS, Selisih Rp53 Juta Apa Lebih Menarik?
Alasan utama ialah harganya yang terlalu mahal. Selisihnya dengan Toyota Vios varian tertinggi saja mencapai Rp 9 jutaan.
Harga yang lebih mahal tersebut karena PT Honda Prospect Motor (HPM) saat itu masih mengimpornya secara utuh (CBU). Sehingga kalah dengan Toyota Vios yang sudah diproduksi lokal (CKD).
Terlebih HPM saat itu hanya menjual Honda City dalam satu varian saja, yakni New City E CVT. Tidak ada varian lain seperti transmisi manual misalnya.
KIA Picanto
Tidak hanya pabrikan Jepang yang merasakan pahitnya produk gagal laku di pasaran. KIA Picanto besutan produsen asal Korea Selatan ini juga gagal laku di Indonesia.
Padahal sebagai sebuah city car cukup mumpuni dan kompetitif di atas kertas. Namun ada beberapa kelemahan yang membuatnya kalah bersaing dengan para rivalnya.
Baca juga : Sempat Jadi Citycar Favorit, Kia Picanto 2021 Kini Tenggelam
Seperti head unit yang masih single din, sementara para rivalnya sudah ada yang layar sentuh atau minimal 2-DIN. Sehingga terasa kuno KIA Picanto ini.
Beberapa konsumen juga mengeluhkan peredaman kabin yang kurang senyap. Khususnya pada bagian ban yang masih terdengar berisik ketika berjalan kencang membuat kenyamanan berkurang.
Hal terakhir yang juga menjadi kendala KIA Picanto gagal laku adalah pedal kopling yang terasa keras. Dengan transmisi manual yang sama dengan rivalnya, pedal kopling KIA Picanto tergolong keras.
Hyundai i10
Dahulu pabrikan banyak berharap saat menjual produk city car. Salah satunya ialah Hyundai i10 yang diekpektasikan bisa menjadi senjata ampuh untuk meningkatkan penjualan mereka.
Padahal dari gaya desain eksterior cukup menarik. Ruang kabin pun terasa cukup luas untuk sebuah city car berkapasitas 5 penumpang.
Kemampuan mesinnya juga bisa diandalkan. Mesin Kappa dengan kapasitas 1.248 cc bisa mengeluarkan tenaga maksimum 69 PS pada 5.5500 rpm. Sedangkan torsi puncaknya mencapai 101 Nm di 4.500 rpm.
Sayangnya rasa berkendara kurang fun to drive. Rasa mengemudinya terasa kurang presisi antara setir dengan ban. Ada beberapa jeda tipis saat mobil berputar balik atau bermanuver tajam.
Selain itu material interior pada Hyundai i10 juga tidak semewah para rivalnya. Ada beberapa material yang kurang solid dan kokoh. Namun hal ini bisa saja diperbaiki dengan modifikasi kosmetik.
Baca juga : Layak Disebut Baby Palisade, Hyundai Alcazar Siap Meluncur di India Dengan Beragam Fitur Premium