Segmen city car di Indonesia menjadi lahan yang begitu potensial dan menggiurkan untuk digarap. Renault yang notabene merek Eropa tertarik menggarap segmen city car dengan merilis Kwid Climber. Dengan penampilan ala crossover, apa sih kelebihan dan kelemahan Renault Kwid Climber ini?
Nama Renault sebenarnya bukanlah wajah baru di jagat otomotif nasional. Merek asal Prancis ini pernah membawa masuk deretan hatchback keren seperti Renault Clio dan Megane. Untuk segmen city car dan mobil entry level, Renault mendatangkannya dari pabrik mereka di India.
Lawan yang dihadapi oleh Kwid tidak tanggung-tanggung, yakni city car kenamaan asal Jepang seperti Suzuki Ignis, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, dan Toyota Agya.
Untuk bisa merebut hati konsumen, tentu Renault Kwid Climber harus memiliki daya pikat melalui kelebihan maupun keunikannya. Dalam hal ini, Kwid Climber yang bukan LCGC hadir dengan harga murah setara Daihatsu Ayla. Harga ekonomis ini tentu perlu didukung dengan fitur proporsional, agar value for money.
Renault Kwid Climber hadir di bawah naungan PT Maxindo Renault. Kwid Climber hadir sebagai model yang ditujukan pada segmen entry level.
Dengan merek anti mainstream, apakah Renault Kwid Climber bisa menjadi alternatif menarik daripada mobil LCGC? untuk itu, mari kita ulas kelebihan dan kelemahan mobil ini.
Kelebihan Renault Kwid Climber
Harga Murah Setara LCGC
Hadir mengisi segmen city car, tak membuat harga Renault Kwid jadi mahal. Bahkan, Renault Kwid harganya bisa setara LCGC walau tidak masuk ke segmen tersebut.
Sebagai informasi, Renault Kwid ini terbagi dalam dua tipe yakni Kwid MT Rp152,4 juta dan Climber seharga Rp161,4 juta. Bila dibandingkan, harga termahalnya yaitu Kwid Climber ini beda tipis dengan Daihatsu Alya tipe R AT.
Tanpa skema LCGC, harga Renault Kwid bisa tetap terjangkau kan?
Penampilan Maskulin Ala Crossover, Bergaya Macho dan Sporty
Semenjak kehadiran Suzuki Ignis, banyak pabrikan lain yang terilhami membuat city car sejenis dengan gays crossover, seperti Renault Kwid Climber ini. Kalau melihat eksteriornya, desain mobil ini sangat atraktif.
Awalnya, Renault Kwid ditujukan untuk pasar otomotif di India. Versi produksinya pertama kali muncul pada bulan Mei 2015 lalu setelah versi konsepnya hadir pada bulan Februari 2014.
Renault Kwid dikerjakan bersama tim insinyur asal Prancis yang menetap di India, yang dipimpin oleh Gérard Detourbet. Mobil ini masuk ke Indonesia pada bulan Oktober 2016.
Style Renault Kwid merepresentasikan mobil lansiran Eropa. Meski desainnya juga minimalis, tapi detail elegan dan maskulin yang disematkan mampu membuat mobil ini menjadi pusat perhatian.
Dengan taste Eropa, Renault coba menampilkan gaya stylish di mobil murah mereka. perpaduan warna yang diberikan juga begitu berani, kombinasi Biru dan orange yang menjadi color hero dari Renault Kwid Climber. Aksen ini membuatnya tak terlihat sebagai mobil murah.
Fendernya yang menonjol dengan aksen hitam matte mempertegas kesan maskulin yang dimilikinya. Penampilan menarik juga bisa kita nikmati saat masuk ke dalam kabin. Aura sporty dan stylish bisa kita lihat dari desain dashboard san pattern di kursi.
Pada bagian dashboard-nya terdapat AC, Speaker, serta layar sentuh sebagai penunjang hiburan. Ada pula panel instrumen digital untuk speedometer dengan odometer.
Kursinya di bagian depan bergaya captain seat dengan headrest menyatu. Sementara itu kursi belakangnya punya sandaran yang kemiringannya agak rebah lengkap dengan handrest model lipat.
Fitur Cukup Oke di Harga Rp160 Jutaan
Tidak banyak mobil yang menyediakan fitur menarik di kisaran harga tersebut. Hanya Agya-Ayla dan Calya-Sigra saja yang sudah memakai head unit model layar sentuh. Selain si kembar tadi, Renault Kwid Climber juga memiliki fitur serupa.
Mobil ini dibekali dengan head unit touch screen berukuran 7 inci yang dilengkapi dengan speaker dan radio, serta mendukung fungsi konektivitas bluetooth, port USB, dan AUX.
Untuk menunjang kepraktisan pengisian daya ponsel, Renault Kwid sudah menyediakan power socket 12V di depan dan area kursi belakang. Dengan begini, baik pengemudi maupun penumpang tidak perlu bingung ketika gadget yang dibawa kehabisan baterai.
Segitu saja? Oh masih banyak kok fitur menarik di mobil murah ini. Renault Kwid yang hadir di Indonesia telah dilengkapi dengan sistem pengereman Anti lock Braking System (ABS) yang memaksimalkan pengereman mobil dalam keadaan darurat. Kemudian, hadir fitur Traffic Assist Mode yang bisa membuat pengendaraan mobil tetap stabil meski melewati jalan yang licin.
Kelemahan Renault Kwid Climber, Si Mobil Murah Serba Nanggung
Tidak bisa dipungkiri kalau untuk memproduksi mobil dengan harga ekonomis ini tidak mudah. Sebab, konsumen ingin punya mobil keren dengan fitur proporsional tapi harganya terjangkau. Hal inilah yang membuat Renault Kwid Climber malah jadi serba nanggung soal fitur dan desainnya.
Ini membuatnya sulit untuk laris manis di pasar otomotif Indonesia yang ingin kamu punya mobil murah yang proper. Lantas apa saja sih kelemahan Renault Kwid Climber ini?
Desain Masih Kental Selera India
Karena dirancang dan dikembangkan di Indonesia, maka Renault Kwid Climber ini pasti mendapat banyak sekali masukan dari negeri Hindustan tersebut. Sebut saja wiper depan yang cuma satu berukuran besar.
Style ini jelas tidak begitu diminati oleh pasar Indonesia. Wiper besar ini malah menjadi identitas 'mobil murah' seperti dahulu digunakan oleh Datsun Go. Padahal bila memakai dua buah wiper mungkin desainnya lebih keren.
Demikian pula dengan pemakaian tiga baut di roda ini yang dinilai kurang lazim. Umumnya mobil mungil yang masuk ke Indonesia memakai empat baut roda. Insinyur Renault pasti sudah memperhitungkan kekuatan kaki-kaki walau memakai tiga baut.
Namun bagi orang Indonesia, hal ini dianggap kelemahan karena dianggap kurang kuat menahan roda. Tidak cuma itu, pemakaian tiga baut ini juga menyulitkan pemilik yang ingin modifikasi velg dengan yang lebih besar.
Fitur Keselamatan dan Keamanan Nanggung
Sementara itu untuk fitur keamanannya, Renault Kwid Climber ini hanya dibekali dengan sistem alarm anti-theft, serta Engine Immobilizer. Anehnya, airbag hanya ada satu saja di sisi pengemudi. Jelas cukup kontras di saat LCGC seperti Daihatsu Ayla atau Honda Brio maupun Toyota Agya sudah pakai dual SRS Airbag.
Performa Pas-pasan dari Mesin Kecil, Tenaganya Tidak Istimewa
Hal lain yang bisa membuat calon pembeli urung menebus Renault Kwid Climber ialah karena performa mesin yang tidak istimewa. Sebab kapasitas mesinnya hanyalah 1.0 liter. Di rentang harga segitu, rivalnya sudah memakai mesin 1.2 liter.
Renault Kwid ini menggendong mesin bensin tiga silinder dengan kapasitas 999 cc yang dikawinkan dengan dua jenis transmisi, yakni manual 5 percepatan, dan AMT 5 percepatan.
Dengan konfigurasi mesin tersebut, Renault Kwid bisa menghasilkan tenaga sebesar 67 hp dan torsi 91 Nm. Outputnya sedikit lebih besar dari Ayla 1.0 liter yang memiliki tenaga 66 hp.
Tapi sayangnya, segmentasi harga Kwid Climber sepadan dengan Ayla R AT bermesin 1.200 cc. Adapun Ayla 1.2 liter dibekali mesin 1.200 cc 4-silinder dengan output 88 PS dan torsi 108 Nm. Dengan harga Rp160 jutaan, jelas Kwid Climber spesifikasinya serba nanggung.
Kesimpulan
Dengan harga yang terjangkau, Renault Kwid Climber ini seperti bahan modifikasi yang menarik apabila fiturnya tidak setengah-setengah. Tapi sayangnya, pihak prinsipal hanya berfokus pada pasar India sebagai target utama mereka.
Sebenarnya tidak masalah kalau Renault menyediakan spesifikasi global yang berbeda dari versi India. Misalnya harga Renault Kwid Climber global ini di angka Rp180 juta asalkan pakai mesin 1.200 cc dan punya fitur lengkap. Spesifikasi yang proper membuat Renault Kwid Climber bisa lebih value for money daripada Suzuki Ignis.