Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor memang salah satu jenis kecelakaan yang paling sering terjadi di Indonesia. Menurut data dari Korlantas Polri, sepanjang tahun 2018 saja, ada 196.457 kejadian kecelakaan lalu lintas, dan 73,49% di antaranya melibatkan sepeda motor.
Angka yang bisa dibilang cukup tinggi tersebut membuktikan memang tingkat kecelakaan yang melibatkan sepeda motor ini cukup tinggi. Seiring bertambahnya populasi kendaraan bermotor di Indonesia, masalah ini semakin sulit untuk diatasi. Belum lama ini juga, telah terjadi kecelakaan serupa yang melibatkan sepeda motor di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis, 11 Maret 2021 lalu.
Kronologis Kecelakaan Sepeda Motor Tabrak Suzuki Ertiga di Bima
Berdasarkan informasi yang dilansir dari inews.id, seorang pengendara motor di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tewas setelah menabrak sebuah mobil Suzuki Ertiga. AKP Indra Killa selaku Kapolsek Sanggar menyatakan bahwa kecelakaan ini terjadi pada Kamis (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Ketika itu, korban tewas yang diketahui bernama Silaturrahmi Herman (22) mengendarai sepeda motor Honda Vixion dari arah Desa Kore menuju Desa Sandue. Pengendara sepeda motor ini melaju dengan kecepatan tinggi.
Naas, ketika berada di jalan umum tikungan Tanjung Gunung, Desa Sandue, tiba-tiba datang mobil Suzuki Ertiga dari arah yang berlawanan. Akibat sepeda motor yang dipacu dengan kecepatan tinggi, tabrakan pun tidak terhindarkan dan pengendara motor jatuh ke aspal.
Akibat dari tabrakan tersebut, korban meninggal dunia. Sebelum meninggal, korban sempat dilarikan ke PKM Sanggar untuk mendapatkan perawatan medis. Sayangnya, setiba di sana, korban dinyatakan meninggal dunia oleh petugas medis PKM Sanggar.
Seusai kecelakaan tersebut terjadi, anggota Laka Polres Bima segera mengamankan TKP beserta barang bukti serta pengemudi mobil Suzuki Ertiga ke Polres Bima. Penyelidikan kasus kecelakaan ini akan diserahkan ke Unit Lakalantas Polres Bima untuk ditinjau lebih lanjut.
Sepeda Motor Penyumbang Tertinggi Kecelakaan Lalu Lintas
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sepeda motor terlibat dalam 73,49% dari seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada tahun 2018 lalu. Berdasarkan data yang tercatat dalam Buku Potret Lalu Lintas di Indonesia tahun 2019, 81,58% populasi kendaraan bermotor di Indonesia merupakan sepeda motor. Hal ini meningkatkan faktor resiko keterlibatan sepeda motor pada kecelakaan lalu lintas.
Sementara itu, populasi kendaraan terbanyak berada di pulau Jawa, dengan 72.329.662 unit kendaraan bermotor atau sekitar 51,14 persen dari seluruh populasi kendaraan bermotor. Sedangkan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kendaraan bermotor terbanyak di Indonesia, dengan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 20.770.538 unit.
Menurut WHO dan Korlantas Polri, ada sembilan faktor dominan yang menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas, yakni penggunaan helm, diabaikannya keselamatan anak-anak di jalan, melawan arus, penggunaan handphone saat berkendara, melanggar batas kecepatan, minuman beralkohol, kelelahan mengemudi (ngantuk), tidak menggunakan sabuk keselamatan, dan penggunaan angkutan barang untuk angkutan orang.
Menurut Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan RI, kecelakaan berkendara atau lalu lintas merupakan penyebab kematian terbanyak kedua di dunia setelah stroke. Yang mengejutkannya lagi, bukan hanya angka kecelakaan yang cukup tinggi melibatkan sepeda motor, tetapi sekitar 80% kelompok usia yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah kelompok usia remaja, usia SMP-SMA. Budi juga mengimbau masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan berkendara dan hendaknya menjadikan keselamatan berkendara sebagai budaya.
Berdasarkan data kecelakaan di dunia, 90% kematian akibat kecelakaan lalu lintas terjadi di negara berpenghasilan rendah, dengan korban meninggal terbanyak berada dalam rentang usia 15-29 tahun. Hingga tahun 2018 saja, tercatat ada lebih dari 95% kejadian kecelakaan justru terjadi pada kondisi jalan yang baik. Pada kondisi jalan yang baik, kendaraan bermotor terlebih sepeda motor memiliki kecenderungan untuk berkendara dengan kecepatan tinggi sehingga meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan.
Tentunya sudah jelas bahwa untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, kita harus menyiapkan diri agar tetap aman berkendara di jalan. Apabila mengendarai sepeda motor, kita harus memastikan kita menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm dan jaket.
Menhub Budi Karya Sumadi juga menyebutkan bahwa menggunakan helm dengan benar dapat mengurangi 40 persen risiko kematian akibat kecelakaan. Ia juga mengimbau agar masyarakat menurunkan kecepatan lima persen ketika berkendara, karena dapat mengurangi potensi maupun dampak kecelakaan fatal hingga 30%.