Harga Bekas Rp30 Jutaan, Ini 5 Kelemahan Opel Blazer yang Harus Diperhatikan Supaya Gak Mangkrak
Enda · 12 Mei, 2023 11:30
0
0
Mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) dengan harga bekas di angka Rp30 jutaan, Opel Blazer menarik untuk dimiliki. Selain harganya yang terjangkau, mobil dengan kapasitas 5 orang ini memiliki tampilan yang gagah serta durabilitas tinggi khususnya di bagian kaki-kaki. Lantas bagaimana dengan kelemahan dari Opel Blazer ini yang membuat harganya jatuh?
Sekedar informasi, mobil jenama asal Jerman tersebut hadir di Indonesia pada tahun 1996 berasing secara ketat dengan Nissan Terrano. Kiprah mobil ini mampu bertahan hingga tahun 2002, yang selanjutnya diteruskan oleh Chevrolet Blazer hingga 2005.
Jika kalian tertarik membeli Opel Blazer baik sebagi mobil hobi atau mobil keluarga, ada baiknya simak 5 kekurangannya berikut ini.
1. Spare Part Opel Blazer Mahal dan Jarang di Pasaran
Kelemahan Opel Blazer yang sering dirasakan pemiliknya yakni spare part yang mahal dan jarang ada di pasaran, terlebih komponen yang sifatnya slow moving. Meski harga suku cadangnya mahal, untuk masa pakai spare partnya terbilang awet.
Dengan Harga parts yang mahal serta sulit didapat, tak heran jika kalian sering melihat mobil ini teronggok di garasi menunggu kedatangan suku cadang yang dipesan.
2. Mesin Gampang Overheat dan Boros Bahan Bakar
Opel Blazer menggunakan mesin racikan pabrikan Holden, Australia. Informasi yang kami dapat, mobil ini hadir dengan dua pilihan mesin bensin, yakni SOHC dan DOHC yang keduanya memiliki kapasitas 2.200 cc.
Varian DOHC dengan mesin 2.2 liter GM Family II Z22XE 4 silinder segaris 16 valve yang digunakan dapat memeras tenaga sebesar 144 PS di 5.400 rpm dengan torsi puncak 205 Nm pada 4.000 rpm. Bicara varian SOHC, mobil ini mengandalkan mesin 2.2 liter GM Family II C22NE 4 silinder segaris 12 valve yang dapat memeras tenaga 140 PS dI 5.600 rpm serta torsi 195 Nm pada 3.400 rpm. Untuk kedua mesinnya menganut sistem kombusi injeksi yang dikawinkan transmisi manual 5-percepatan.
Informasi yang kami dapat, mesin Opel Blazer ini gampang overheat. Pada dasarnya hal ini bisa saja diakibatkan oleh radiator yang mampet serta adanya kerusakan pada sirkulasi air yang menuju ke mesin.
Selain itu, untuk konsumsi BBM nya terbilang boros. Memiliki total bobot kendaraan mencapai 2,2 ton, pemakaian dalam kotanya hanya dapat menempuh jarak 5-6 km per liter. Sedangkan pemakaian luar kota sanggup berjalan hingga 9-10 km per liter.
Memiliki tubuh bongsor serta wheelbase yang panjang, Opel Blazer sedikit repot ketika ingin memutar arah atau memarkirkan kendaraan. Karena selain dimensinya, radius putar yang dimiliki mobil ini juga terbilang besar. Dengan begitu Ketika kalian hendak berputar arah, sebaiknya mengambil ancang-ancang sedikit ke luar agar bisa langsung melanjutkan perjalanan.
4. AC Kerap Bermasalah
Tak sedikit pemilik Opel Blazer mengalami masalah pada sistem pendingin udara atau AC. Permasalahan yang kerap terjadi yaitu munculnya suara berisik dari kompresor yang sudah melemah sehingga menyebabkan suhu kabin menjadi panas.
5. Masih Menggunakan Timming Belt
Baik mesin SOHC maupun DOHC Opel Blazer masih menggunakan timming belt untuk dapat menggerakan crankshaft dengan camshaft secara selaras. Nah untuk kelemahan timming belt apabila putus secara tiba-tiba akan membuat mesin mati serta menyebabkan kerusakan peranti yang ada.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.