Setahun kemudian, Daihatsu Xenia sudah terjual hingga 100 ribu unit mobil, sehingga bersama dengan Toyota Avanza kedua mobil ini dinobatkan sebagai Mobil Sejuta Umat.
Pada generasi pertamanya, Daihatsu menawarkan Xenia sebanyak tiga tipe, yaitu Mi, Li, dan Xi.
Untuk tipe Mi dan Li menggunakan mesin 1.0 liter, dan mesin 1.3 liter untuk tipe Xi, dan semua varian ini menggunakan transmisi manual 5 percepatan.
Perlu diketahui juga, Daihatsu menawarkan Xenia dengan tambahan berbagai aksesoris Daihatsu Genuine Accessories (DGA) untuk tiap tipe utama yang terdiri dari paket-paket yang berkaitan dengan penampilan eksterior maupun interior.
Varian-varian yang mendapat tambahan aksesoris itu dinamai Plus, Deluxe, Family dan Sporty.
Pada tahun 2009, Xenia generasi pertama ini mendapatkan facelift perdananya sekaligus Daihatsu meluncurkan Xenia dengan transmisi otomatis 4 percepatan untuk pertama kalinya.
Facelift berikutnya yang diterima Xenia terjadi pada tahun 2008 dan 2009 dengan perubahan antara lain pada bagian eksterior dan interiornya.
Sebagai informasi, Daihatsu Xenia gen 1 bermesin 1.000 cc merupakan tipe paling terjangkau yang dihadirkan dalam dua tipe, yakni Li dan Mi.
Untuk diketahui, Xenia Mi merupakan varian paling basic yang minim akan fitur unggulan.
Pada dasarnya tipe ini dihadirkan untuk menyasar segmen fleet sebagai mobil operasional perusahaan yang butuh kendaraan bandel, murah biaya perawatannya, dan juga hemat bahan bakar, tapi masih cukup nyaman untuk transportasi harian maupun keluar kota.
Bicara harga bekasnya, melansir dari Mobil123, harga Daihatsu Xenia 1.000cc generasi pertama kini dibandrol mulai dari Rp70 jutaan tergantung kondisi.
Meskipun punya beberapa kelebihan, apabila kalian tertarik membeli mobil ini simak lebih dulu sejumlah kekurangan Daihatsu Xenia 1.000cc melalui ulasan berikut.
1. Getaran Mesin Daihatsu Xenia 1.000Cc Terasa di Dalam Kabin
Daihatsu Xenia 1.000 cc lansiran tahun 2004 hingga 2005 dibekali mesin mesin berkodekan EJ-DE 3-silinder segaris, 12 Katup DOHC, EFI.
Di atas kertas, jantung pacu berkapasitas 989 cc tersebut sanggup meletupkan tenaga hingga 57 PS di 5.200 rpm dengan torsi maksimal 89 Nm pada 3.600 rpm.
Untuk mendapatkan tenaga lebih besar sekaligus efisiensi dalam hal penggunaan bahan bakar, pada tahun 2006 Xenia mendapatkan mesin dengan teknologi baru yakni EJ-VE 989 cc.
Mesin 3-silinder segaris 12 Katup berteknologi DOHC dan VVT-i EFI tersebut mampu memeras tenaga sebesar 63 PS di 5.600 rpm serta torsi puncak 90 Nm pada 3.600 rpm.
Memiliki ruang bakar berjumlah ganjil, jantung pacunya menghasilkan getaran lebih besar dibandingkan mesin dengan 4 buah silinder.
Bahkan getaran yang dihasilkan terasa hingga ke dalam kabin ketika mesin menyala dalam posisi idle.
Bagi sebagian orang, getaran ini bakal menimbulkan ketidaknyamanan selama berkendara.
2. Kekurangan Daihatsu Xenia 1.000 Cc Masih Gunakan Timming Belt
Berbeda dengan Xenia bermesin 1.300 cc yang menggunakan timming chain, varian 1.000 cc nya masih mengandalkan timming belt guna menggerakan crankshaft dengan camshaft secara selaras.
Sebagaimana fungsinya timming belt bertugas menyesuaikan waktu pergerakan antara piston, intake valve dan exhaust valve guna didapat proses pembakaran yang sempurna pada mesin.
Sabuk karet dengan campuran benang dan kawat ini mempunyai pola waktu siklus 4 langkah, yakni langkah hisap, langkah kompresi, langkah tenaga dan langkah buang yang sejalan.
Buat mobil yang masih menggunakan timming belt, maka wajib perhatikan jadwal penggantian komponen tersebut sesuai usia pakainya.
Jangan sampai timming belt putus tiba-tiba sata kendaraan sedang melaju di jalan, yang pada akhirnya kerusakan bisa berimbas ke komponen mesin lainnya.
Pada Xenia 1.000 cc, timming belt wajib dilakukan penggantian setiap 100.000 km untuk menghindari sabuk karet putus secara tiba-tiba.
Putusnya sabuk karet sendiri dapat menyebabkan mesin mati dan tidak bisa dihidupkan.
Tidak seperti mobil dengan timming belt lainnya, jika Xenia 1.000 cc mengalami putus pada sabuk karetnya tidak akan membuat piston dan klep bertabrakan.
Hal ini dikarenakan piston Xenia dibuat cekungan untuk menghindari tabrakan antara kedua bagian tersebut.
Sebagai informasi, penggantian timming belt, tensioner dan ongkos pemasangan untuk Xenia 1.000 cc umumnya memakan biaya Rp800 ribuan.
Daihatsu Xenia 1.000 cc baik tipe Li maupun Mi hanya ditawarkan transmisi manual 5-percepatan yang kemudian diarahkan ke penggerak roda belakang (RWD) untuk membuatnya berjalan.
Untuk transmisi matic 4-percepatan, pada generasi pertamanya hanya bisa dijumpai di tipe Xi yang dipadukan mesin berkapasitas 1.300 cc.
Jadi jika kalian mencari mobil keluarga di bawah Rp 100 juta dari merek Daihatsu tapi mau yang transmisinya sudah matic, sebaiknya lupakan Xenia bermesin 1.000 cc ini.
4. Belum Dilengkapi Power Window
Sebagai varian paling murah, Daihatsu Xenia Mi memang snagat minim fitur dan teknologi, termasuk tidak dilengkapi dengan power window di semua jendelanya.
Bukan cuma itu, door trimnya juga sangat sederhana hanya bermodalkan papan kayu yang dibungkus dengan bahan karet dan kulit sintetis.
Oh iya, Xenia Mi juga minim akan laci penyimpanan barang maupun cup holder sehingga sedikit menyulitkan penggunanya ketika ingin meletakan barang secara ringkas serta botol minuman.
Selain itu, mobil ini juga tidak tersematkan power steering yang menyebabkan setir terasa berat ketika diputar terlebih saat melakukan parkir.
Untuk spionnya, Xenia Mi juga tidak dilengkapi fitur electric mirror sehingga untuk mengaturnya dilakukan dari luar, dan belum ada wiper di kaca belakang.
Sebagai tambahan, di baris keduanya Xenia Mi belum tersematkan head rest dan panel instrumentya ridak dilengkapi tachometer.
Kendati demikian, mobil ini sudah mendapatkan AC di bagian depan untuk memberikan udara sejuk terhadap penggunanya ketika berkendara.
Untuk diketahui, tipe satu tingkat diatasnya, Xenia Li sudah dilengkapi power steering, power window, serta beberapa laci penyimpanan dan cup holder.
Bahkan di beberapa sub variannya memperoleh electric mirror untuk mengatur posisi spion dari dalam melalui tombol.
Meskipun Daihatsu Xenia 1.000cc telah menjadi pilihan yang populer di kalangan konsumen Indonesia yang mencari mobil keluarga yang terjangkau, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
Kekurangan Daihatsu Xenia 1.000 cc yang pertama adalah mesin yang cenderung kurang bertenaga, terutama saat mobil dibebani penuh.
Hal ini dapat mengakibatkan akselerasi yang lambat dan kurangnya responsivitas pada saat melintasi jalanan berbukit atau saat melakukan overtaking.
Kemudian mesin ini juga punya getaran yang cukup kencang, sehingga membuat kurang nyaman bagi penumpang saat diperjalanan.
Selain itu, interior Xenia 1.000cc juga bisa dikritik karena kurangnya fitur-fitur modern yang menjadi standar di mobil-mobil lain dalam segmen yang sama.
Dalam hal ini, pengguna mungkin merasa kurang puas dengan kenyamanan dan kemudahan penggunaan mobil tersebut, terutama jika dibandingkan dengan pesaingnya yang menawarkan lebih banyak opsi fitur dan kualitas material interior yang lebih baik.
Meskipun memiliki harga yang bersaing, kekurangan ini menjadi pertimbangan penting bagi kalian yang mencari keseimbangan antara harga dan kualitas dalam sebuah mobil keluarga.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.