Mobil LCGC kini menjadi primadona masyarakat karena harganya yang ekonomis dan mesinnya irit bahan bakar. Bahkan, kini LCGC telah berkembang ke segmen 7-seater yang memang jadi segmen terlaris. Untuk LCGC 7-seater bekas, pilihan yang tersedia yaitu Datsun Go+, Toyota Calya dan Daihatsu Sigra.
Untuk unit bekas, harga LCGC 7-seater tersebut kini cukup terjangkau. Pasarannya di marketplace banyak yang dijual di bawah Rp100 juta. Dengan demikian, LCGC 7-seater bekas menjadi pilihan ekonomis untuk masyarakat yang mencari mobil tahun muda.
Masyarakat kini cenderung memilih produk garapan Astra yaitu Toyota Astra dan Daihatsu Sigra karena alasan ketersediaan sparepart yang terjamin. Calon pembeli beranggapan kalau Datsun yang sudah hengkang membuat ketersediaan sparepart cukup sulit. Padahal, sparepart Datsun juga tersedia di jaringan bengkel resmi Nissan karena keduanya merupakan satu grup perusahaan.
Jadi, mana yang lebih oke antara Datsun Go+ dengan Toyota Calya/Daihatsu Sigra? Mari kita bandingkan Keduanya.
Datsun Go+, Unggul Dari Sisi Mesin yang Lebih Bandel
Meskipun sering dipandang sebelah mata, namun Datsun Go+ ini juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk rilisan Astra. Paling utama yaitu mesin dengan sistem pendinginan mesin dan kabin yang cukup bagus.
"Datsun radiator dan kondensor jauh lebih besar dari Calya jadinya lebih dingin dan nyaman. Datsun Go ini memiliki engine 1.200 cc Nissan, engine tergolong cukup kuat dan nggak gampang rewel. Getarannya jauh lebih sedikit dibandingkan engine 3 silinder lainnya," ucap Ko Lung Lung sebagaimana ditayangkan pada akun YouTube Dokter Mobil - Tune Up & AC Services.
Masih seputar mesin, Datsun Go+ ini punya karakter yang bandel dan jempolan pada versi manual. Datsun Go series ini menurut Ko Lung Lung cocok untuk dimodifikasi pada sisi performa.
"Memang mobil ini bisa dipakai untuk kenceng karena mesinnya oke dan bodynya enteng banget. Bagusnya Anda ngirit (bensin)," sebutnya.
Lebih lanjut, pemilik bengkel Dokter Mobil ini menyebut kalau kelemahan mesin Datsun ini ialah pada harga partnya. Mesin tersebut juga butuh pelumas yang tahan panas supaya tidak cepat menguap.
"Cuma, dengan pakai engine Nissan partsnya akan lebih mahal. Untuk engine dia agak panas, jadi Anda pakai oli yang tidak terlalu cepat menguap sehingga mesinnya tidak mengalami penguapan terlalu banyak," jelasnya.
Body Enteng, Jadi Kelebihan Sekaligus Kelemahan Datsun Go+
Datsun Go+ ini termasuk mobil yang terkenal enteng bodynya. Sebagai sebuah city car, hal ini tentunya cukup positif karena bisa menekan konsumsi bahan bakar. Namun di sisi lain, rancang bangun body yang ringan ini berdampak pada sisi safety mobil tersebut yang kurang kokoh.
"Datsun Go mobilnya sangat enteng sekali, itu ada bagus dan nggak bagusnya. Bagusnya Anda ngirit (BBM), nggak bagusnya itu safety factornya jelek misalnya terjadi tabrakan," sebut Ko Lung Lung.
Menurutnya sebagai pihak bengkel, tiang penyangga dashboard di tengah cuma setengah dan nggak sampai ke passenger side. Hal ini jelas sangat riskan saat terjadi tabrakan dari sisi depan.
"Dari sudut pandang saya yang sering bongkar dashboard Datsun Go, itu tiang penyangga di tengah cuma setengah dan nggak sampai ke passenger side, terus turun ke bawah. Itu kalau tabrakan crumplenya akan lebih parah, jadi hati-hati kalau bawa mobil ini," jelasnya.
Beragam Kelemahan Datsun Go, Pantaskah Untuk Dibeli?
Itu tadi ulasan soal kelebihan dari Datsun Go+ yang perlu kalian ketahui. Kini kita ulas seluruh kelemahan yang bakal kalian rasakan saat memiliki mobil murah 7-penumpang tersebut.
Kelemahan yang paling sering muncul pada Datsun Go+ yaitu pada bagian kaki-kaki. Kualitas bushingnya kurang awet dan rentan jebol karena kondisi jalanan yang bergelombang.
"Kaki-kaki Datsun nggak seawet yang lain, Anda akan sering ganti karet bushing. Akan sering bunyi koplak2 krn jalanan di Jakarta juga parah ya," sebut Ko Lung Lung.
Masalah lainnya yang juga bakal dihadapi oleh pemilik Datsun Go yaitu sistem AC yang harus sering diservis karena problemnya di evaporator.
Serba Serbi Toyota Calya dan Daihatsu Sigra Sigra Bekas, Apakah Terbukti Bandel?
Khusus untuk pasar otomotif Indonesia, Astra International melalui PT Toyota Astra Motor dan PT Astra Daihatsu Motor menyiapkan duo LCGC yaitu Calya dan Sigra untuk kalangan first buyer.
"Soal engine, Toyota dan Daihatsu kalau bikin engine didesain tidak terlalu ribet dan tidak rewel selama Anda pakai oli yg bagus. Kalau pakai oli murah lebih cepat penguapannya," beber Ko Lung Lung.
Rancangan Toyota Calya bekas ini termasuk user friendly untuk perawatan. Namun, mesin ini memiliki kelemahan soal suhu kerja yang cukup tinggi. Ini ternyata berpengaruh pada kerja AC yang jadi kurang optimal.
"Engine dual VVT-i di Calya saya kurang suka karena radiatornya terlalu kecil. Mesin ini bekerja di temperatur yang agak tinggi jadi kita juga susah untuk menurunkan temperatur karena ukuran radiatornya imut-imut," katanya.
Pemilik bengkel Dokter Mobil ini menjelaskan bila kondisi tersebut memang tidak sampai membuat overheat. Hanya saja ketika engine running di temperatur yg lebih tinggi membuat spare parts akan lebih cepat rusak, oli lebih cepat nguap krn oksidasi dan AC nggak cepat dingin.
"Kalau mau ekstrim diganti radiatornya dengan yang lebih besar karena radiator didesain untuk mendinginkan. Lebih besar lebih bagus. Anda bisa ganti dengan organic coolant dan thermostat bisa dicabut supaya jauh lebih dingin running temperature-nya. Pasang extra fan juga membantu banget karena running temperature-nya yang panas," bebernya.
Sistem Pendinginan Jadi Kelemahan di Calya/Sigra
Sebagai dampak dari sistem pendinginan mesin yang kurang optimal berdampak membuat pendinginan kabin juga tidak maksimal. Adanya air circulator tak banyak membantu untuk menyejukkan baris kedua dan ketiga.
"Interiornya besar tapi double blower cuma ngipasin angin doang karena ACnya kurang dingin. Ini karena radiator kekecilan, bikin mesin panas otomatis kondensor panas. Di dalam tidak seoptimal untuk mendinginkan ruangan," ungkapnya.
Kesimpulan
Kalau kalian mencari mobil murah 7-seater untuk harian, tetap perlu melihat secara detil kebutuhan dari tiap model. Datsun unggul dari sisi pendinginan kabin dan mesin. Hanya saja, harga sparepart Datsun ini tak ubahnya seperti Nissan, mahal.
Di sisi lain, Calya dan Sigra unggul dari sisi rancangan mesin yang sederhana. Harga sparepart juga tak semahal Datsun Go+ dan jaringan bengkelnya lebih meluas.