Honda Thailand rupanya mempertimbangkan untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di negara tersebut. Cara ini ditempuh guna mengurangi biaya importasi dari Jepang, sehingga produksi mobil listrik Honda di sana lebih optimal, demikian mengutip laporan Wapcar.
"Kami menyadari pasar mobil global bergerak menuju kendaraan listrik, jadi kami akan terus berinvestasi dalam teknologi untuk mengikuti tren," terang President & Chief Executive Honda Automobile Thailand, Noriyuki Takakura, namun tidak menjelaskan spesifik bentuk investasinya untuk apa.
Baca Juga: Selama GIIAS 2021, Puluhan Unit Honda BR-V 2022 Terjual per Harinya
Sebelumnya Honda memiliki rencana jangka panjang bahwa pabrikan menargetkan keseluruhan penjualannya pada 2040 merupakan kendaraan berbasis listrik, termasuk berdaya hidrogen fuel cell. Sehingga menambah fasilitas produksi baterai termasuk pengolahannya kembali adalah hal yang dibutuhkan Honda saat ini.
Terlebih di negeri Gajah Putih itu sudah ada beberapa pabrikan yang telah memiliki pabrik baterai mobil listrik, seperti Mercedes-Benz, BMW, dan Toyota. Nantinya Toyota akan menyuplai baterai untuk berbagai mobil hybrid dan listrik brand Toyota maupun Lexus.
Adapun Honda sendiri telah mengoperasikan pabrik baterai untuk kendaraan hybrid kecil di Malaysia. Khususnya saat ini untuk baterai yang digunakan di Honda City RS e:HV.
Baca Juga: Ini Dia Nasib Honda Mobilio Setelah All New Honda BR-V 2022 Meluncur
Bagaimana Investasi Honda di Indonesia?
Indonesia sejauh ini baru memiliki Hyundai yang telah berinvestasi membangun pabrik baterai di dalam negeri, dengan kemitraan bersama LG Energy Solution. Rencananya mulai 2024 sudah bisa memproduksi sel baterai untuk mobil listrik brand Hyundai.
Honda sejatinya tak mau ketinggalan. Awal tahun ini buktinya, pabrikan bahkan telah berkomitmen menambah investasinya sebesar Rp5,2 triliun sampai 2024. Fokusnya adalah untuk pengembangan produk baru dan optimalisasi produksi berorientasi ekspor.
"Juga untuk relokasi salah satu fasilitas produksi komponen (di India). Rencana ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kandungan lokal untuk produksi Indonesia di masa mendatang," terang Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada AutoFun Indonesia, Selasa (23/11/2021).
Billy sayangnya belum merinci lagi apakah ada opsi pembangunan pabrik baterai untuk mobil listrik Honda di Indonesia. Yang jelas investasi juga bertujuan memproduksi mobil hybrid, kemudian pada akhirnya bisa menambah negara tujuan ekspor dari awalnya 12 menjadi 31 negara dengan model all new Honda BR-V.
"Tentu saja Honda sangat mendukung inisiatif pemerintah dan mempelajarinya baik-baik, teknologi elektrifikasi yang tepat di Indonesia untuk menekan emisi karbon dengan penerapan berbagai teknologi secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat," katanya.
All new Honda BR-V juga berpeluang menjadi produk mobil hybrid Honda di Indonesia. Mengingat rancang bangunnya baru yang disebut-sebut memungkinkan untuk dijadikan hybrid. Terlebih ke depannya HPM juga lebih fokus pada pengembangan pasar gemuk yang saat ini mulai terjadi pergeseran tren, dari Low MPV ke Low SUV.
Hadirnya all new Honda BR-V disebut Billy akan mengakomodasi kebutuhan pasar di segmen Low MPV. Adapun Honda Mobilio nantinya bakal menyasar segmen fleet dengan menyisakan tipe tertentu.
Baca Juga: Ini Perbedaan Honda BR-V 2021 dan Honda BR-V 2022 alias N7X Concept. Pilih yang Mana?