Ini Bedanya Perhitungan Dalam Simulasi Kredit Mobil di Leasing Konvensional dan Syariah

Untuk membeli sebuah kendaraan, terutama mobil, agak berat rasanya bila membayar secara cash. Pilihan mudah yang sering diambil masyarakat ialah beli secara kredit, dengan bayar cicilan setiap bulan. Namun, kalian perlu mengetahui bedanya dalam menghitung simulasi kredit di leasing biasa ataupun syariah.

Di masa sekarang ini kebutuhan masyarakat akan kepemilikan mobil pribadi kian meningkat. Kredit mobil memberikan kamu kesempatan untuk bisa membawa pulang mobil impian tanpa harus menghimpun dana yang begitu besar untuk membelinya. Sekarang ini cukup banyak opsi lembaga pembiayaan yang bisa mengakomodir kebutuhan finansial kita untuk membeli kendaraan. 

Memang, membeli mobil secara kredit terdapat beberapa keuntungan bagi calon pembelinya, antara lain:

• Suku bunga kompetitif.
• Proses cepat dan mudah.
• Tenor atau jangka waktu pelunasan hingga 5 tahun.
• Sistem pembayaran ringan dan mudah.
• Mobil dapat digunakan meskipun pembayaran belum lunas. 
• Jaminan asuransi terhadap mobil.
• Pembayaran cicilan terencana dan disesuaikan dengan kemampuan nasabah.

Namun dalam memilih leasing, ada perbedaan mendasar pada perusahaan pembiayaan konvensional dan syariah. Jadi, kalian mesti tahu bagaimana simulasi kredit mobil di kedua jenis pembiayaan tadi. 

Cara Menghitung Simulasi Kredit Mobil di Leasing Konvensional 

Umumnya dealer mobil bekerja sama dengan leasing konvensional. Ada beberapa skema yang ditawarkan dari leasing ini, yaitu bunga flat dan bunga mengambang. 

Untuk bunga flat biasanya tersedia bagi konsumen yang ingin mengambil tenor cicilan pendek, antara 1-2 tahun. Sementara bunga mengambang biasanya tersedia untuk tenor kredit jangka panjang. 

Suku bunga flat ini adalah suku bunga yang paling banyak digunakan oleh lembaga pembiayaan kredit mobil. Dikutip dari laman Cermati, sistem ini menerapkan besaran suku bunga yang sama dari awal hingga akhir masa cicilan. Dengan begitu, besarnya cicilan yang harus dibayar akan selalu sama jumlahnya.

Kemudian untuk bunga mengambang ini biasanya digunakan ketika debitur memilih masa pelunasan yang panjang. Sistem bunga ini menerapkan besaran bunga yang disesuaikan dengan naik-turunnya suku bunga di pasar.

Cara menghitung cicilan di simulasi kredit mobil di leasing konvensional

Dalam kredit kendaraan konvensional, pihak leasing biasanya menerapkan suku bunga yang mengacu dari Bank Indonesia. Hal ini cukup menguntungkan karena bisa memilih kapan waktu yang tepat untuk mengambil kredit, bila suku bunga sedang rendah.

Sebagai contoh, Wahidin membeli mobil seharga Rp200.000.000 secara kredit dengan tenor selama dua tahun. Leasingnya memberikan syarat DP sebesar 25% dan suku bunga sebesar 6% per tahun, secara flat. 

Biaya administrasi sebesar Rp 500.000,- dengan asuransi 5% dari harga mobil, dan provisi 0,5% dari plafon kredit. Polis Asuransi dikenakan Rp 50.000,-. Begini cara menghitungnya:

• Harga Mobil OTR: Rp 200.000.000,-
• Uang Muka: Uang Muka: Rp 50.000.000,- (25%)
• Tenor: 2 tahun (24 bulan)
• Bunga (flat): 6% per tahun (0,5% per bulan)
• Plafon pinjaman: 200.000.000 – 50.000.000 = 150.000.000
• Asuransi: Rp 10.000.000,-<
• Provisi: Rp 750.000,-
• Polis asuransi: Rp 50.000,-
• Administrasi: Rp 500.000,-

Cicilan per bulan:

• Rp 150.000.000,-: 24 = Rp 6.250.000,-
• Rp 150.000.000,- x 0,5% = Rp. 750.000,-
• Total cicilan per bulan: Rp 6.250.000,- + Rp 750.000,- = Rp 7.000.000,-

Adapun total pembayaran pertama rumusnya sebagai berikut:

Uang muka + cicilan pertama + asuransi + provisi + polis asuransi + administrasi = Rp 68.300.000,-

Perhitungan Simulasi Kredit Mobil di Lembaga Syariah

Cara yang dilakukan oleh lembaga syariah ini skemanya mirip dengan bunga flat dan bunga tetap. Bedanya, besaran margin sudah diberitahukan sejak awal kepada calon pembeli mobil. 

Dalam lembaga pembiayaan syariah ini, konsepnya nasabah akan diberitahukan berapa margin atau keuntungan yang akan diambil selama periode kredit. Pihak lembaga pembiayaan terlebih dahulu sudah menghitung harga mobil baru yang ingin dibeli debitur berikut dengan margin secara keseluruhan. 

Kemudian, pihak nasabah dan petugas dari leasing melakukan penghitungan uang muka dan cicilan berikut lamanya tenor. Setelah mencapai kesepakatan, maka akad pun dilaksanakan. 

Untuk beberapa lembaga seperti BCA Syariah punya cara tersendiri supaya tidak terkena dampak kenaikan suku bunga Bank Indonesia. Caranya yaitu tenor yang panjang dan berjenjang. 

Contohnya untuk tenor 5 tahun itu dibagi dua periode, 3 tahun pertama angsurannya fix dengan margin rendah. Kemudian 2 tahun berikutnya angsuran juga fix namun dengan margin lebih tinggi. 

Kenaikan ini tentunya tidak dilakukan secara mendadak di tengah jalan, tapi sudah berdasarkan kesepakatan di awal.

Contoh Skema Kredit Mobil Syariah

Sebagai contoh, Wahidin mengajukan kredit kendaraan bermotor syariah untuk mobil seharga Rp200 juta. Kemudian, berdasarkan asas murabahah atau kesepakatan bagi hasil, bank menambahkan margin pada harga mobil tersebut sebesar Rp10 juta. Total kredit untuk harga mobil yang diberikan oleh perbankan syariah kepada Wahidin menjadi Rp210 juta.

Apabila masa tenor kreditnya selama 2 tahun maka total kredit Rp 210 juta dibagi 2 tahun atau 24 bulan. Sehingga cicilan yang harus dibayarkan Wahidin setiap bulannya sebesar Rp 8,75 juta hingga masa akhir kredit tanpa ada perubahan jumlah cicilan.

Apabila Wahidin membayar uang muka sebesar 25% atau Rp the 50 juta, maka sisa cicilannya yang harus dibayarkan setiap bulan yaitu Rp 160 juta dibagi 24 bulan. Jadi, setiap bulannya harus membayar sekitar Rp 6,67 juta. 

Kesimpulan

Bila melihat skema simulasi kredit yang ditawarkan, maka simulasi kredit secara syariah lebih mudah dan tidak berbelit-belit. Kita bisa langsung melakukan cicilan pertama, apabila memang tidak memakai uang muka.

Namun, semua pilihan kembali lagi ke kamu. Untuk kredit di leasing konvensional juga bisa tetap menguntungkan bila memilih opsi bunga flat. Jadi, perhitungkan baik-baik secara matang benefit dari tiap skemanya.