- Beberapa panel interior Honda All-New BR-V terasa kurang solid
- Segelintir fitur sederhana justru absen
- Road noise yang sedikit menganggu kenyamanan
Jelas, Honda BR-V kini menduduki pucuk tangga harga di kelas LSUV. Varian paling mahalnya, tembus Rp 346,6 juta (OTR Jakarta). Dan wajar jika pembelinya memiliki ekspektasi besar dalam banyak hal. Begitupun kami. Namun, ternyata ia masih memiliki kekurangan yang cukup terasa tanggung mengingat harganya terbilang mahal. Walau bukan perihal fundamental. Apakah kekurangannya terbayar dengan kecanggihannya?
Tak Memiliki Setelan Telescopic Steering
Jika melihat line up mobil Honda, rasanya bukan hal sulit untuk memasang telescopic steering. Sayangnya, pada BR-V baru hanya tersedia setelan tilt saja di palang kemudi. Padahal, rival sekelasnya mayoritas memiliki hal ini.
Memang, telescopic steering bukan hal fundamental. Namun alangkah lebih baik jika setelan itu dihadirkan. Demi membuat posisi duduk lebih variatif untuk disesuaikan postur tubuh. Agak sayang, sebab posisi mengemudi di BR-V terbilang sudah nyaman. Baik dari segi kualitas bangku dan genggaman setir, serta memiliki sudut pandang luas.
Simak video lengkapnya:
Konsol Tengah Kurang Solid, Meski Sisanya Terasa Sangat Berkualitas
Andai Anda berkesempatan untuk melihat langsung unit Honda BR-V, coba tengok ke bagian konsol tengah area bawah. Plastik yang membungkus area tuas transmisi, hingga soket-soket listrik. Area itu kami rasa kurang solid. Plastiknya agak lentur dan terasa murah.
Kembali lagi, hal ini bukan sesuatu yang sangat mengganggu. Juga tak berpengaruh pada kualitas mengemudi. Namun, agak sayang saja melihat hal ini seperti murahan. Karena di area lain, justru kualitas interior BR-V sangat baik. Dari mulai bangku hingga door trim atau dashboard. Tanggung.
Storage Tengah Kecil
Kalau bicara laci utama di sisi penumpang depan, serta saku-saku pada door trim BR-V memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup. Tapi kalau bicara storage konsol tengah, rasanya cukup kecil. Tidak banyak yang bisa masuk. Tutupnya pun – yang biasa digunakan sebagai arm rest pada LSUV lain – agak mundur dan sempit sehingga kurang menyangga tangan dengan nyaman.
Hal ini kami sadari, ternyata berasal dari lebar kabin yang cenderung sempit. Sehingga memangkas bagian tengah untuk mengoptimalisasi ruang duduk pengemudi dan penumpang. Wajar saja, toh kalau dipikir lagi, ia memakai dashboard Honda Amaze yang sejatinya seukuran Brio. Makanya kabin mobil terasa sangat kompak walaupun panjang.
Rem Tangan Masih Konvensional
Xpander Cross dan Veloz, yang menjadi rival BR-V, mampu menyediakan electronic parking brake (EPB) serta auto hold di varian termahalnya – yang notabene masih di bawah harga BR-V. Namun Honda memilih tak memberikan hal itu. Rem tangannya masih menggunakan sistem mekanikal biasa.
Entah karena sebetulnya mobil ini sudah dikembangkan bertahun-tahun lalu, atau ada alasan lain. Namun absennya EPB dan auto hold pada LSUV termahal, seperti ada yang kurang saja. Rasanya fungsi auto hold akan cukup nyaman ketika mobil digunakan saat bermacet-macetan.
Di lain sisi, rem tangan konvensional memang akan lebih murah dan mudah perawatannya. Terutama dalam jangka waktu panjang. Bagaimanapun, mekanikal sederhana lebih memiliki durabilitas tinggi.
Baca juga: Hasil Uji Konsumsi BBM All-New Honda BR-V vs Rival LSUV 7-Seater, Jadi Yang Paling Irit?
Belum Ada Blind Spot Monitor
Honda boleh saja membombardir perangkat keamanan aktif serba canggih dan fungsional. Dari yang dasarnya saja sudah lengkap. Begitu juga turunan dari Honda Sensingnya. Hampir tak ada rival yang bisa melawan kelengkapan fitur keamanan masa kini tersebut.
Sayangnya, justru yang sederhana malah tertinggal. Seperti blind spot monitor misalnya. Hal ini absen sama sekali baik di spion kiri maupun kanan. Untung saja ada LaneWatch yang bisa memberi sudut pandang lebar dari lensa spion kiri dan diterjemakan pada layar head unit. Namun, seperti tanggung saja sisi kanan sama sekali tak diberikan alert apapun. Sama halnya, Rear Cross Traffic Alert yang mulai umum diaplikasikan LSUV tak ada di BR-V.
Namun, Kekurangannya Terbayar dengan Hal Berikut
Dari segala hal tanggung yang dimilikinya, jujur saja semua terbayar dengan kualitas berkendara, fitur keamanan, serta paras elegan. Kami terkesan dengan kombinasi mesin paling bertenaga di kelasnya ini - dengan transmisi CVT miliknya. Power delivery terasa halus, secara bersamaan juga responsif.
Bahkan dari data kami, bukan hanya paling bertenaga. Bahkan ia berhasil jadi LSUV paling irit. Tenaga dan efisiensi bahan bakar dapat bersinergi baik. Handling mobil ini pun tak ragu kami bilang paling baik di kelasnya. Tidak terlampau limbung (Ukuran SUV), juga dapat meredam guncangan dengan lembut. Meski memang road noise cukup terasa ketimbang rivalnya yang menurut kami berasal dari kolong fender dan lantai.
Apalagi bicara Honda Sensing, rasanya tak perlu diragukan lagi fungsinya sangat relevan dengan keadaan kota besar. Fitur turunan di sini cukup detail membaca objek-objek selain mobil. Yang masing-masing sudah kami tes langsung respons radar dan sensor tersebut. Paling canggih!
Video Tes Honda Sensing All New BR-V: