Test Drive All-New Honda BR-V: Bukan Yang Paling Nyaman, Tapi Honda Sensing-nya Bikin…..
Budi · 7 Feb, 2022 15:00
0
0
Mesin All-New Honda BR-V paling bertenaga di antara rivalnya
All-New BR-V bukan LMPV crossover yang ternyaman
Honda Sensing memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan
Kesempatan untuk mencoba produk terbaru kembali hadir dari PT Honda Prospect Motor (HPM) yang awal tahun 2022 ini mulai mengirimkan All-New Honda BR-V kepada para konsumennya. Ya, setelah diluncurkan pada bulan September 2021 lalu, kini All-New BR-V sudah mulai mengaspal di jalanan Tanah Air, dan kami berkesempatan mencoba varian tertingginya, Honda BR-V Prestige CVT with Honda Sensing dalam perjalanan dari Jakarta hingga ke Solo, Jawa Tengah.
Hadir dari perwujudan mobil konsep Honda N7X, sosok Honda BR-V terbaru ini memang lebih dekat dengan sebuah LSUV atau MPV crossover. Saat pertama kali bertemu langsung dengan mobil ini, dimensinya yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya langsung terasa. Apalagi pada generasi pertama Honda BR-V, menggunakan platform serupa dengan Honda Mobilio dan Honda Brio yang secara dimensi bisa dibilang kecil.
Kini All-New BR-V menggunakan platform baru yang memang lebih menegaskan sosoknya sebagai sebuah LSUV. Hal ini menurut Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director, PT HPM, sejalan dengan selera konsumen di Indonesia yang saat ini lebih memilih mobil dengan ground clearance tinggi untuk mobil 7 seater.
"Karena itu kami lebih memilih untuk mengembangkan All-New Honda BR-V yang ada di segmen LSUV saat ini," ujar Billy. Nah, seperti apa rasa produk terbaru Honda All-New BR-V yang berbanderol Rp342,9 Juta (On The Road Jakarta).
Perjalanan menuju Solo dimulai dengan saya duduk sebagai penumpang di bangku baris kedua All-New BR-V. Kesan pertama, saya akui kenyamanan di baris kedua ini diberikan oleh keleluasaan kabin. Bangku baris kedua ini dapat dimaju-mundurkan cukup leluasa dan sandarannya dapat direbahkan dengan sudut yang cukup besar, sehingga posisi duduk ternyaman saat perjalanan jauh bisa didapatkan.
Selain itu, redaman suspensi yang disuguhkan All-New BR-V juga terasa lembut di belakang, tak ada “tendangan” kuat dari bagian roda yang mengganggu jika menghadapi lubang ataupun jalan tak rata. Kenyamanan peredaman suspensi ini jelas sebuah peningkatan dibandingkan BR-V generasi sebelumnya. Namun kontribusi kenyamanan ini juga diberikan berkat pemilihan ban berukuran 215/55 R17 yang memiliki profil tepat, sehingga tingkat kenyamanannya juga dapat dioptimalkan.
Kenyamanan di bangku baris kedua juga disuguhkan oleh kesenyapan kabinnya, meskipun mobil ini bukan yang paling senyap. Ada catatan terkait dengan kesenyapan kabin yang terutama terjadi saat berkendara di kecepatan lebih dari 100 km/jam. Suara angin yang mengganggu plus adanya suara dr bagian depan menjadikan kenyamanannya sedikit berkurang. Setidaknya, saya merasakan kesenyapan mobil ini tak sebaik Mitsubishi Xpander Cross yang menjadi rival terdekatnya.
Usai merasakan perjalanan sebagai penumpang di baris kedua hingga rehat makan siang di Cirebon, saya juga sempat merasakan duduk sebagai penumpang di bangku depan sejenak, sebelum kemudian berganti sebagai pengemudi. Posisi duduk di belakang kemudi dapat dengan mudah diatur karena dapat diatur ketinggian, posisi maju-mundur dan reclining. Sayangnya, lingkar kemudi hanya mendapatkan pengaturan tilt alias ketinggian, tidak mendapatkan pengaturan teleskopik atau jangkauan. Sebuah hal yang seharusnya sudah ada untuk sebuah mobil berbanderol di atas Rp300 juta!
Namun, soal posisi duduk ini tak mempengaruhi pada penilaian kami akan performa yang ditawarkan All-New BR-V. Berkat penggunaan mesin 4-silinder 1.5 Liter DOHC berteknologi i-VTEC, tenaga yang dihasilkannya mencapai 121 PS dan torsi puncak hingga 145 Nm. Angka-angka tersebut merupakan nilai paling besar jika dibandingkan dengan rival-rivalnya. Lihat saja Toyota Veloz 2022, tenaganya 106 PS dengan torsi 138 Nm dan Mitsubishi Xpander Cross dengan tenaga 105 PS dan torsi puncak hanya 141 Nm.
Alhasil, akselerasi dan performanya saat menjelajah di kecepatan tinggi terasa effortless, alias mudah untuk diajak berlari. Padahal, All-New BR-V ini tak menawarkan mode pengendaraan Power ataupun Sport seperti yang dimiliki oleh rival-rivalnya tadi. Cukup hanya dengan melakukan kickdown, maka All-New BR-V akan langsung berakselerasi dengan cukup mudah. Yang menarik, reaksi transmisi CVT-nya tak terasa agresif, namun tetap sigap untuk mengail torsi yang diinginkan dengan menaikkan putaran mesin.
Hal ini sedikit berbeda dengan karakter transmisi CVT milik Veloz ataupun Xpander Sport, terutama saat keduanya digunakan pada mode Power (Veloz) atau Sport (Xpander Cross). Pada kedua rivalnya ini, transmisi dengan agfresif akan menurunkan rasio gear dan segera meningkatkan putaran mesin untuk mendapatkan torsi dan berakselerasi. Rasanya lebih seperti terburu-buru, sementara pada All-New BR-V, mobil ini terasa lebih santai berakselerasi untuk mencapai kecepatan yang diinginkan.
Tak bisa dipungkiri, jika pengendaraan All-New BR-V varian tertinggi ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran Honda Sensing sebagai fitur Advance Driving Assistance System alias ADAS. Deretan fitur Honda Sensing yang dibawa All-New BR-V ini bisa dibilang memiliki level yang berbeda dibandingkan fitur ADAS milik Toyota Veloz dengan Toyota Safety Sense-nya.
Fitur Honda Sensing ini terdiri dari Lead Car Departure Notification System (LCDN), Collision Mitigation Brake System (CMBS), Lane Keeping Assist System (LKAS), Road Departure Mitigation (RDM), Adaptive Cruise Control (ACC) dan Auto-High Beam. Namun kombinasi ACC, LKAS, RDM dan CMBS bisa menjadi paduan paling tepat yang bisa menjadikan All-New BR-V ini layaknya mobil semi otonom.
Bagaimana tidak, dengan Adaptive Cruise Control sebagai “otak”-nya, maka saya dapat dengan santai mengendarai mobil ini tanpa perlu menginjak pedal gas dan rem sepanjang perjalanan di jalan Tol Trans Jawa dari Brebes hingga Ungaran, Jawa Tengah. Pintarnya fitur ACC pada Honda Sensing ini akan mengikuti kecepatan mobil di depannya secara otomatis dengan jarak aman sehingga pengemudi tak perlu lagi menginjak pedal gas dan memainkan pedal rem.
Semakin dekat dengan mobil semi otonom karena bersamaan dengan ACC, fitur Lane Keeping Assist System (LKAS), Road Departure Mitigation (RDM) mampu menjadikan All-New BR-V ini seakan berjalan sendiri di lajurnya. Ya, bahkan Anda tak perlu memegang lingkar kemudi, maka secara otomatis LKAS akan menjaga mobil tetap berjalan di tengah-tengah antara marka jalan. Dengan kehadiran kamera stereo di bagian atas kaca depan, Honda Sensing “membaca” marka di kedua sisi mobil dan berusaha mempertahankan mobil tetap di lajurnya, meski lingkar kemudi tak dipegang pengemudi.
Meski begitu, dalam hitungan 10 – 15 detik, mobil akan kembali meminta pengemudi untuk memegang kemudi dengan adanya bunyi alarm, agar kendali sepenuhnya kembali pada tangan pengemudi. Sementara itu, fungsi fitur RDM lebih kepada peringatan bagi pengemudi. Saat mobil terdeteksi mulai meninggalkan jalanan. RDM akan secara aktif menggetarkan setir, membunyikan alarm dan menyalakan lampu peringatan di panel instrument untuk mengingatkan pengemudi. Langkah terakhir yang dilakukan oleh RDM adalah membelokkan kemudi untuk mengembalikan mobil kembali pada lajurnya.
Patut diakui jika mengendarai All-New BR-V sepanjang jalan tol dari Jakarta hingga Solo semakin ringan berkat kehadiran Honda Sensing ini. Karena sebagian besar kerja kaki kanan akan digantikan oleh fitur ACC dan lingkar kemudi sesekali dapat dilepaskan tanpa khawatir arah mobil tak terkendali. Meski begitu, tentu saja, prioritas keselamatan tetap ada pada diri pengemudi, sehingga fitur-fitur keselamatan dan pembantu pengemudi ini tak bisa 100% diandalkan oleh Anda.
Bukan sebuah kebetulan jika saat saya mencoba Honda All-New BR-V ini, saya juga telah mencicipi kedua rival terdekatnya, Toyota Veloz 2022 dan Mitsubishi New Xpander Cross yang telah mendapatkan sedikit perubahan. Keunggulan yang ditawarkan oleh All-New BR-V diberikan oleh sensasi berkendara semi-otonom berkat kehadiran Honda Sensing. Pengalaman menggunakan Veloz 2022 dengan TSS jelas menyuguhkan sensasi yang berbeda. Kehadiran Cruise Control konvensional pada Xpander Cross juga hanya membantu sesaat, bahkan perlu konsentrasi lebih saat diaktifkan di kecepatan tinggi.
Soal kenyamanan berkendara, All-New BR-V unggul dibandingkan Veloz berkat pemilihan ban yang tepat, bahkan sedikit lebih nyaman dibanding Xpander Cross. Namun kenyamanan BR-V terhambat kabin yang kekedapannya tidak sebaik Xpander Cross, hampir mirip jika dibandingkan Veloz. Kekedapan kabin BR-V kurang hening di kecepatan tinggi, sementara kekedapan kabin Veloz, terutama di baris depan adalah soal raungan mesin saat berkendara lebih agresif.
Secara keseluruhan, pengendaraan All-New BR-V ini sebuah peningkatan dibandingkan generasi pertamanya. Pengendaliannya semakin baik dan performanya juga menjadi yang terbaik di antara rival-rivalnya. Untuk melakukan perjalanan jarak jauh, All-New BR-V menjadi pilihan paling menyenangkan. Kekurangan yang kerap disebut oleh para netizen seperti rem parkir konvensional dan tak adanya pengaturan kemudi teleskopik bisa menjadi sebuah hal minor yang tak mengganggu.
Tapi perlu diperhatikan, dengan banderol harga yang mencapai Rp340 Jutaan, maka Honda All-New BR-V memang menjadi pilihan paling mahal di antara rivalnya. Namun jika Anda memandangnya BR-V kini berada di segmen berbeda dengan Veloz dan Xpander Cross, bisa saja Anda menganggap banderol harga itu wajar. Namun perlu diingat, bahwa segmen yang diincar oleh All-New BR-V, Veloz maupun Xpander Cross adalah konsumen yang sama.
Berpengalaman sebagai jurnalis otomotif sejak lebih dari 15 tahun, Ia telah mencicipi berada di beberapa sisi industri, PR, agency dan media, baik cetak maupun online. Kegemarannya berkendara membawa Ia mencoba berbagai jenis mobil, mulai single seater di lintasan sirkuit hingga off-road di lintasan salju bersuhu -15 derajat Celsius.
Facebook: budityas
Instagram: budityasbebe