Jangan Salah Beli, Ini Bedanya Honda Jazz GK5 Bekas Tipe S dan RS
Enda · 8 Jun, 2024 08:05
0
0
Honda Jazz GK5 diluncurkan di Indonesia pada tahun 2014 guna menggantikan Jazz model sebelumnya yang berkodekan GE8.
Di Tanah Air generasi terakhir Jazz ini sudah tidak lagi dijual sejak Februari 2021 yang kemudian posisinya diganti dengan kemunculan Honda City Hatchback.
Nama Honda Jazz di kancah otomotif Tanah Air memang begitu populer sejak era 2000-an awal bahkan sampai sekarang.
Meski kondisi barunya sudah tidak lagi dijual, secara popularitas Honda Jazz bekas masih banyak diburu khususnya mereka para kaula muda.
Di situs jual-beli mobil bekas CARSOME contohnya, nama Honda Jazz menempati urutan nomor dua model yang paling banyak dicari setelah Brio.
Di Indonesia mobil berjeniskan city car ini muncul pada Februari 2004 atau tiga tahun setelah diluncurkan di negara asalnya, Jepang.
Generasi pertamanya menggunakan kode body GD3 yang saat itu masih didatangkan secara utuh atau CBU (Completely Built Up) dari Thailand.
Jazz juga disebut-sebut sebagai pionir mobil hatchback bertransmisi CVT di Indonesia serta didukung dengan fitur steermatic untuk menaikan dan menurunkan gigi transmisi lewat lingkar kemudi.
Generasi pertama mobil ini ditawarkan dalam 2 tipe teknologi mesin meski sama-sama berkapasitas silinder 1.500 cc.
Pertama mesin L15A 4 silinder SOHC 4 silinder i-DSI (Intelligent Dual & Sequential Ignition) yang mampu menghasilkan tenaga 87 PS di 5.500 rpm dengan torsi 128 Nm pada 2.700 rpm.
Kemudian untuk tipe teratas menggunakan mesin L15A 4 silinder tapi berteknologi VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control) sehingga bisa memproduksi daya puncak sebesar 110 PS di 5.800 rpm dengan torsi maksimal 143 Nm pada 4.800 rpm.
Kemudian generasi kedua Honda Jazz diluncurkan pada tahun 2008 dengan kode bodi GE8 yang mengalami perubahan signifikan secara desain maupun dimensi.
Mulai generasi ini pula Jazz hadir dalam dua tipe yakni S dan RS (Road Sailing), secara penampilan jelas tipe RS jauh lebih sporty baik di sisi eksterior maupun interiornya.
Jantung pacu Jazz GE8 masih mengandalkan mesin L15A 4-silinder segaris SOHC i-VTEC berkapasitas 1.5L seperti generasi sebelumnya.
Namun untuk performa yang dihasilkan di atas kertas mampu merilis tenaga 120 PS di 6.600 rpm dengan torsi puncak 145 Nm pada putaran mesin 4.800 rpm.
Barulah di tahun 2014, Honda Jazz GK5 diluncurkan di Indonesia juga dengan membawa sederet perubahan eksterior serta interior yang erlihat makin agresif tapi sekaligus elegant.
Memiliki tampilan sporty yang membuatnya banyak disukai kaula muda, untuk pasar Indonesia Jazz mampu bertahan hingga 17 tahun lamanya.
Disuntik mati pada Maret 2021 yang kemudian digantikan oleh City Hatchback, sebenarnya peminat Honda Jazz hingga kini masih banyak.
Jika kalian tertarik membelinya, Honda Jazz GK5 bekas ditawarkan mulai dari Rp190 jutaan.
Memiliki kesan baik, secara penampilan Jazz generasi ketiga terlihat proper, sporty dan dinamis.
Dari segi gaya berkendaranya, mobil ini terasa nyaman, responsif serta irit bahan bakar. Guna menjawab akan kebutuhan konsumen, Honda Jazz GK5 awalnya hadir dalam varian A, S dan RS.
Karena kurang begitu dimnati pasar, tak selang berapa lama kemunculan pertamanya tipe A sudah tak lagi dijual dengan menyisakan varian S dan RS.
Jazz tipe S jadi tipe basic atau model paling bawah, sedangkan tipe paling atas, RS, varian ini tampak lebih sport dengan dilengkapi fitur yang kian komplit.
Agar tidak salah beli, ada baiknya simak perbedaan Honda Jazz GK5 tipe S dan RS berikut ini.
Honda Jazz GK5 RS Pakai Body Kit dan Sudah Dapat LED Projector
Perbedaan antara tipe S dan RS di Jazz GK5 yang pertama dan paling mudah dideteksi ada pada tampilan luar.
Tipe RS dari mobil ini menerapkan gaya desain yang mengedepankan konsep agresif, stylish dan gagah guna mendongkrak aura sporty yang lebih kental.
Seperti yang terlihat varian teratasnya mendapat tambahan difusser, spoiler, body kit pada bumper depan dan belakang, serta side skirt di bagian samping.
Untuk sistem pencahayaan juga telah menganut teknologi LED projector dengan mode Auto-leveling, dan DRL LED untuk memberikan tingkat visibilitas yang baik terhadap pengemudi ketika berkendara di malam hari.
Berbeda dengan varian RS, untuk lampunya tipe S masih mengandalkan bohlamp halogen biasa.
Perbedaan lain ada pada lingkar rodanya dimana Jazz RS menggunakan velg alloy ring 16 inci dengan finishing Two-tone model multi-spoke yang dibungkus ban berprofil 185/ 55.
Sementara untuk tipe S, lingkar rodanya mengandalkan velg alloy R15 yang dilabur warna silver serta berbalut dengan ban ukuran 175/65R15 .
Untuk diketahui, tipe RS pada bagian spionnya juga sudah mendapatkan fitur retractable yang memudahkan pemiliknya ketika ingin melipat spion dari dalam mobil secara elektrik.
Tak hanya eksterior, untuk tampilan interior tipe S juga terlihat sederhana.
Seperti yang bisa dilihat pada gambar ini, untuk sistem hiburannya hanya mengandalkan head unit 2-din 6,2 inci serta belum tersedia tombol pengaturan pada lingkar kemudinya.
Selain itu pada pengaturan AC juga terbilang jadul masih menggunakan model knob putar meski memiliki beberapa arah semburan.
Oh iya, untuk menyalakan atau mematikan mesinnya pun masih model putar melalui kontak di bawah kanan setir.
Untuk pengaturan setirnya juga hanya bisa dilakukan naik turun atau tilt steering.
Lalu bagaimana dengan varian RS? Secara penampilan untuk interiornya tipe teratasnya terlihat lebih sporty dan prestisius.
Hal ini dikarenakan untuk beberapa bagian seperti setir dan shift knobnya dibungkus menggunakan bahan kulit.
Tampilan dashboardnya pun terlihat lebih mewah, terlebih sistem hiburannya sudah menggunakan head unit layar sentuh 8 inci yang mendukung format radio, MP3/WMA + USB Port + HDMI Port + AUX Input +Bluetooth + Smartphone Connection yang ditambahkan tweeter.
Diferensiasi lainnya terlihat antara tipe S dan RS dimana varian teratasnya untuk pengaturan AC sudah menggunakan tampilan digital.
Terasa ergonomis, untuk menyalakan atau mematikan mesinnya sudah menggunakan tombol di sebelah pengaturan AC nya, dan sistem hiburannya tersambung dengan switch audio control steering pada lingkar kemudi.
Tak hanya tombol audio, pada setirnya tipe RS juga berhasil dilengkapi tombol cruise control yang berfungsi membantu pengendara mengatur kecepatan konstan jika kondisi jalan memungkinkan.
Tidak ketinggalan khusus varian RS mobil ini sudah mendapatkan fitur tambahan berupa paddle shift untuk transmisi matic di balik lingkar kemudinya.
Oh iya, selain tilt, pengaturan setirnya juga sudah dilengkapi telescopic yang bisa disetel maju mundur.
Sebagai informasi, untuk fitur keamanannya tipe teratas Honda Jazz berhasil tersematkan smart key dan keyless entry.
Selain mudah dioperasikan fitur ini tentunya juga dapat meminamilisir dari tindak pencurian.
Dalam jagat otomotif Nasional, Honda Jazz GK5 memunculkan dua varian yang sering menjadi pilihan , tipe S dan RS.
Meskipun keduanya berasal dari basis yang sama, terdapat perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya.
Salah satu perbedaan utama terletak pada desain eksteriornya lantaran varian RS hadir lebih sporty dan agresif, dengan aksen bodi yang lebih tajam dan spoiler belakang yang mencolok, sementara tipe S cenderung memiliki tampilan yang lebih sederhana.
Perbedaan lainnya terletak pada fitur-fitur interior dan teknologi yang ditawarkan.
Honda Jazz RS seringkali dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti sistem infotainment yang lebih canggih, serta interior dengan bahan-bahan yang lebih premium.
Di sisi lain, tipe S mungkin lebih fokus pada kenyamanan dan kepraktisan, dengan fitur-fitur dasar yang tetap memadai namun tidak sebanyak varian RS.
Tak ketinggalan, perbedaan yang cukup signifikan terletak pada harga, karena varian RS cenderung lebih mahal dibandingkan dengan tipe S, mengingat adanya tambahan fitur-fitur premium dan desain yang lebih sporty.
Namun, bagi kalian yang mencari mobil Honda Jazz GK5 bekas dengan harga yang lebih terjangkau tetapi tetap memiliki kualitas yang handal, tipe S bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis tanpa harus mengorbankan banyak fitur dan performa.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.