Brand Mercedes-Benz menjadi simbol kendaraan mewah dan prestisius. Namun demikian, pabrikan otomotif Jerman ini juga pernah menghadirkan kendaraan dari segmen city car yaitu A-Class W168. Agak disayangkan, city car dengan penggerak roda depan pertama pabrikan tiga bintang ini gagal bersinar di Indonesia.
Sosok A-Class yang hadir dalam seri A140 ini rupanya hanya naik daun sesaat di kalangan berduit, sebagai mobil harian. Namun ternyata, kiprahnya tak bisa mengikuti jejak C-Class apalagi E-Class yang reputasinya cukup populer dan laris.
Mobil ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 di ajang Frankfurt Motor Show, hasil rancangan Steve Mattin. Desainer ini padahal punya reputasi mentereng saat menggarap model Mercedes-Benz lain seperti W210 (E-Class) dan W220 (S-Class).
Berbeda dengan versi sedan yang dapat sambutan hangat, A-Class malah banyak menuai kritik. Sederhana saja, mobil ini menghadirkan interior yang bukan 'Mercedes' banget. Bahannya plastik biasa, dengan setir berbahab polyurethane, mirip seperti city car Jepang kala itu.
Kita dipaksa melupakan wood panel yang sejak lama jadi ciri khas interior Mercedes-Benz. Jadi, inilah alasan mendasar kenapa A-Class gagal bersinar walau harganya paling murah di antara keluarga Mercedes-Benz. Lebih jauh lagi, mari kita bahas profil Mercedes-Benz A-Class W168 dalam artikel di bawah ini.
Desain Sandwich Ala Mercedes-Benz A-Class, Punya Penggemar Tersendiri
Tim desainer Mercedes-Benz merancang W168 dengan konsep sandwich. Sandwich body adalah skema rancang bangun mobil dimana mesin diletakkan pada sedikit titik dengan posisi rendah di bagian depan.
Konsep ini membuat kompartemen penumpang ada di tengah-tengah saat tabrakan dari depan. Rancangan tersebut membuat mesin langsung jatuh ke bawah saat ada benturan keras dari depan, supaya tidak menghantam ruang penumpang. Banyak orang yang lantas mengagumi desain A-Class dengan konsep ‘sandwich’-nya, termasuk dengan fitur yang dimiliki mobil ini.
Fitur yang tersedia pada mobil ini cukup lengkap. Wajar saja karena dijamannya W168 ini merupkan city car termahal di Indonesia. Mobil ini telah dilengkapi airbag, power window, central lock, dan rem ABS yang sudah menjadi standarnya.
Mercedez-Benz A-Class W168 terbagi dalam beberapa tipe dan varian. Dari paling bawah yaitu A140 Classic dan A160 Elegance dengan perbedaan pada mesin dan transmisi serta sunroof.
Untuk varian yang lebih tinggi dan langka yaitu A190 Avantgrade dengan panoramic roof dan mesin 1900cc. Varian paling jarang dari generasi W168 di Indonesia adalah A170 CDI dengan mesin turbo diesel common rail.
Mercedez-Benz A-Class W168, Mobil yang Melupakan Tradisi Mercedes
"A Mercedes-Benz must always look like a Mercedes-Benz" - Bruno Sacco. Kutipan itu secara gamblang langsung memberikan suatu identitas, dari sang desainer Mercedes-Benz dari tahun 1975 sampai 1999, termasuk diantaranya model W201 Baby Benz, W124 Boxer, dan W126 Barong.
Nah, filosofi ini tak diteruskan oleh Steve Mattin selaku desainer A-Class generasi pertama. Desain A class ini benar-benar berbeda dibanding desain Mercedes-Benz sebelumnya yang menonjolkan kemewahan.
Keseluruhan desain bergaya membulat yang dirancang kompak. Konsep A-Class W168 membuatnya terlihat tidak seperti sedan Mercedes-Benz pada umumnya yang terkenal memiliki bonnet panjang. Secara desain eksterior masih ada city khas Mercedes-Benz yang membulat, tapi tidak dengan interiornya. Kabin terasa sempit, dengan kualitas interior dan eksterior yang jauh dari harapan pengguna Mercy yang menginginkan material nomor satu.
Tak cuma itu, W168 juga gagal dalam moose test di kawasan Skandinavia, karena terjungkal saat bermanuver. Ini langsung memberikan citra buruk kalau mobilnya mudah terguling. W168 gagal melakukan test yang dilakukan oleh lembaga independen Swedia, Teknikens Varld
Mercedes-Benz pun segera memperbaiki masalah ini supaya W168 lulus moose test bagi kendaraan yang akan dipasarkan pada wilayah Eropa Utara. Test seperti ini sangat penting untuk warga negara Eropa Utara, karena manuver seperti ini cukup sering dipakai untuk menghindari hewan yang secara serampangan masuk ke jalan.
Terlepas dari masalah kualitas interior, A-Class sebenarnya cukup sukses sebagai sebuah city car mewah. Tak kurang dari 85% pelanggan kelas A di UK merupakan pelanggan yang pertama kali pakai Mercedes.
Berbagai Kelemahan Mercedes-Benz A-Class W168, Bikin Orang Menjauh
Desain yang cantik dan imut di luar rupanya menyisakan banyak sekali masalah teknis di dalam A-Class W168. Perawatan mobil ini cukup rumit dan disarankan untuk tidak melakukan servis mobil selain di bengkel resmi atau spesialis Mercedes-Benz. Misalnya saja pedal gas mobil ini sudah throttle by wire yang sensitif akan bensin berkualitas jelek.
"Kalau untuk yang Mercy hobbiest sih tipe ini nggak berasa Mercedesnya hanya seperti city car bermerk Mercedes. Ruang mesin juga sempit, sehingga menyulitkan jika mau ganti part ini itu," tulis akun yo2x di forum Seraya Motor.
Pada generasi awal A-Class ini bisa disebut sebagai produk gagal karena jauh dari kesan nyaman Mercedes-Benz. Banyak yang menyebut kalau A-Class W168 seperti Mercy jadi-jadian, dan kapok memelihara mobil ini
"Sekitar tahun 2005, pernah pakai A140 (beli bekas, tahun 2000), kesannya ini mobil keras banget. Kopling keras, suspensi keras, setir berat, interior sempit. Belum setahun akhirnya nggak tahan, dijual lagi deh," tulis akun refund di forum Seraya Motor.
Kesimpulan
Mercedez-Benz A-Class W168 menjadi produk yang gagal bersinar, walaupun jadi lini model termurah. Rumitnya rancangan mobil serta biaya produksi yang dipangkas membuat W168 ini tak ubahnya seperti mobil Jepang sejenis.
Jadi, harga bekas yang murah ini tak lain karena sulitnya merawat A-Class. Harga pasarannya kini cukup terjangkau, mulai dari Rp30 juta sampai Rp60 jutaan tergantung kondisi. Bila mencari city car di rentang harga segitu, menurut kami merek Jepang kondisinya lebih oke dan lebih bandel.