Penjualan Masih Minim, Berikut Penyebab Mobil Listrik Kurang Diminati di Indonesia
Dhoni · 26 Nov, 2020 09:53
0
0
Indonesia memang berharap besar dapat menjadi bagian dalam perkembangan mobil listrik secara global. Namun jika melihat harga mobil listrik maupun hybrid masih terlalu tinggi dibanding mobil bermesin konvensional, tentu penjualannya akan sulit mencapai target.
Terlebih bukan hanya harga yang lebih tinggi, namun perawatan mobil listrik hingga hybrid yang masih dianggap lebih tinggi dan sulit mencari dealer resmi karena masih berada di perkotaan.
Hal tersebut membuat penjualan mobil listrik masih terlalu jauh dibanding mobil konvensional. Hal ini terbukti dengan penjualan mobil listrik di tahun 2019 hanya mencapai mobil hybrid sebanyak 685 unit, plug-in hybrid 20 unit dan mobil listrik berbasis baterai 0 unit. Sedangkan total penjualan mobil konvensional mencapai 1.032.202 unit.
Lexus UX 300e membutuhkan 5-6 jam pengisian di listrik mode AC
Sedangkan pada periode Januari-Oktober 2020, memag terjadi peningkatan terhadap penjualan mobil listrik di Indonesia yang sesuai data dari gaikindo. Untuk mobil listrik (BEV) telah terjual sebanyak 250 unit. Untuk mobil plug-in hybrid 6 unit. Penjualan tertinggi pada mobil listrik yang tertinggi dari model mobil hybrid sebanyak 785 unit. Jika dibanding dengan penjualan mobil konvensional yang mencapai 420.048 unit, tentu masih lebih banyak dari mobil listrik yang terjual hanya 1.041 unit saja.
Dengan jumlah yang telah terjual selama 10 bulan menjadi cermin akan kurang diminatinya mobil listrik di Indonesia. Mungkin saja harga dapat dijangkau, namun tariff listrik yang kerap melambung atau tiba-tiba terjadi pemadaman listrik dapat menjadi alasan masyarakat Indonesia.
Proses pengisian daya pada baterai mobil listrik membutuhkan waktu (adobestock)
Bahkan dalam melakukan pengisian daya pada mobil listrik, kapasitas listrik rumahan yang mayoritas masih 1.300 watt, dianggap kurang mencukupi karena membutuhkan listrik dengan daya 2.200 watt dalam mengisi daya pada baterai mobil listrik. Mungkin saja dapat dilakukan tetapi membutuhkan waktu lebih lama sehingga dianggap kurang efisien.
Telah menjadi jurnalis sejak 2008 dengan mengkhususkan diri ke dunia sepeda, namun mulai 2015 mulai menjalani karir sebagai wartawan di dunia otomotif. Namun lebih memilih motorsports sebagai prioritas. Dia tertarik pada teknologi mobil - mobil 4WD.
Instagram: dhoni_bima