- FUSO eCanter akan mulai digunakan di Pulau Bali bulan Agustus 2022 ini
- Dimensi eCanter serupa dengan FUSO Canter FE74HDSm tapi anti ODOL
- Pengendaraan eCanter sangat senyap, dengan jarak tempuh 100 km dan daya angkut hingga 4 ton
Dalam gelaran peresmian dimulainya EV Smart Mobility - Joint Project di Bali pada akhir Juli lalu, kelima pabrikan Jepang yang turut serta dalam project ini memamerkan masing-masing produk elektrifikasinya. Salah satu produk terbaru yang turut serta dalam proyek ini adalah Mitsubishi FUSO eCanter yang pada kesempatan itu dapat dirasakan performanya.
FUSO eCanter yang diuji di Bali ini adalah generasi terbaru yang juga baru saja diperkenalkan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) di Indonesia dan langsung akan diuji coba di Pulau Dewata Bali. Dalam keterangan resminya, KTB menyebut uji coba ini sebagai bentuk dukungan yang lebih besar dalam proses transisi menuju pengurangan emisi dalam industri transportasi Tanah Air, sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai karbon netral.
Rencananya, eCanter ini akan digunakan untuk mendistribusikan bahan baku ke pabrik dan mendukung berbagai aktivitas pengiriman dengan rute di sekitar Denpasar, Bali. Bagi KTB dan MFTBC (Mitsubishi FUSO Truck and Bus Corporation) uji coba ini juga sebagai usaha untuk mengumpulkan data dan masukan mengenai kebutuhan pelanggan dan tantangannya dalam tahap eksplorasi ini.
Dalam rangkaian EV Smart Mobility - Joint Project ini, kami juga sempat merasakan langsung bagaimana pengendaraan FUSO eCanter usai dipamerkan di Nusa Dua, Bali. Bagaimana kesan yang diberikan truk listrik ini?
Baca juga: 5 Pabrikan Jepang Sediakan 15 Unit Mobil Listrik, Bangun Ekosistem Ramah Lingkungan Di Bali
Dimensi Serupa FUSO Canter FE74HDS
Sosok FUSO eCanter jelas menunjukkan kemiripan dengan sosok Canter yang menjadi basisnya. Lampu kotak besar di bagian depan menjadi ciri khas salah satu truk paling laris di Indonesia ini. Bedanya pada eCanter ada sebuah aksen perisai berwarna hitam yang memanjang nyaris sepanjang fascia depan eCanter.
Dari sisi dimensi, eCanter memiliki kesamaan dengan FUSO Canter FE74HDS yang dijual di Indonesia. FUSO eCanter memiliki dimensi panjang total 5.940 mm, lebar 1.990 mm, dengan wheelbase sepanjang 3.400 mm. Sementara Canter FE74HDS memiliki dimensi panjang total 5.960, lebar 1.970 mm dan wheelbase 3.350 mm. Dari data spesifikasi juga disebutkan bahwa bobot kotor kendaraan (GVW) maksimal eCanter mencapai 7.490 kg, sementara Canter biasa mencapai 8.250 kg.
Baca juga: Mitsubishi Fuso Canter Spek Euro 4, Diyakini Bisa Asapi Hino Dutro dan Isuzu NLR
Spesifikasi FUSO eCanter
Di balik kabin dan boks besarnya, FUSO eCanter mengusung motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor BorgWarner yang mampu menghasilkan tenaga puncak hingga 135 kW atau 180 HP dan torsi puncak hingga 390 Nm yang disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis 1-speed (Gear Reduction).
Untuk mensuplai daya, FUSO eCanter mengusung enam paket baterai lithium-ion yang masing-masing berkapasitas 13,8 kWh, sehingga total kapasitas baterainya mencapai 82,8 kWh. Hal ini memungkinkan FUSO eCanter dapat menempuh jarak total hingga 100 km dengan asumsi muatan (payload) yang terisi 75% atau sekitar 3 hingga 4 ton.
Untuk pengisian baterainya, dengan sumber listrik AC dan pengisian normal dapat dilakukan selama 6 - 8 jam. Sementara dengan pengisian cepat DC, hingga 80% kapasitas baterai dapat dilakukan selama 1,5 jam.
Baca juga: Truk Listrik Fuso eCanter Segera Meluncur di Indonesia, Trayek Jakarta-Purwakarta Gak Perlu Ngecas Baterai
Kesan Berkendara bersama FUSO eCanter
Saat mencoba berkendara di dalamnya, kesan pertama adalah keheningan kabin eCanter yang benar-benar tak menggambarkan sebuah truk komersial. Di dalam kabin, dashboard dan panel-panel tampil sederhana, dengan panel instrumen yang hanya menampilkan kecepatan, kondisi baterai, dan petunjuk output tenaga. Ada juga MID yang menunjukkan sisa jarak yang dapat ditempuh, kecepatan rata-rata dan juga tripmeter.
Kabinnya mampu memuat 3 orang dengan saat leluasa, karena kabinnya yang bisa dibilang lebar. Pandangan ke depan relatif tinggi dan luas. Tuas transmisi menempel di dashboard yang membuat ruang kaki juga lapang. Pada bagian konsol tengah terdapat head unit dengan layar sentuh, dan tombol putar AC.
Sepanjang perjalanan tak ada suara yang masuk ke dalam kabin selain suara lalu-lintas sekitar yang bisa dibilang sangat minim. Saat berakselerasi pun tak ada suara raungan yang mengganggu sama sekali, apalagi aroma khas mesin diesel, semua sirna. Akselerasi yang dirasakan sangat spontan khas sebuah kendaraan listrik, meski hal berbeda mungkin akan didapatkan dalam kondisi beban terisi. Pada tabel spesifikasi yang kami dapatkan, disebutkan bahwa kecepatan maksimal truk ini dapat mencapai 80 km/jam.
Layaknya teknologi yang diusungnya, FUSO eCanter juga mendapatkan fitur-fitur modern yang menjadi kelengkapan standarnya, terutama terkait fitur keselamatan. Sistem pengeremannya sudah menggunakan ABS dan EBD, juga dilengkapi dengan ESP untuk membantu pengendaliannya. Masih ada juga Advanced Emergency Braking System (AEBS) dan Lane Departure Warning (LDWS) yang lebih menjamin pengemudi selama mengendarai eCanter.
Saat ini 350 FUSO eCanter disebutkan telah digunakan ke pelanggan di Jepang, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Secara kolektif, seluruh eCanter telah menempuh jarak lebih dari 4,5 juta km di seluruh dunia. Bayangkan seluruh dunia dengan truk listrik, tak hanya suasana yang lebih tenang, tanpa asap, tanpa polusi, tanpa aroma tak sedap.
Baca juga: Mitsubishi FUSO Canter FE 74 Vs Toyota Dyna 136HT Siapa Unggul dengan Standar Euro 4?