Suzuki Carry Masih Rajanya Pick Up, Daihatsu Santai Siapkan Amunisi Lain
Prasetyo · 31 Agu, 2022 09:06
0
0
Suzuki Carry vs Daihatsu Gran Max PU seperti jadi rival abadi.
Daihatsu Gran Max pick up nyaris tak pernah ungguli Suzuki Carry.
Daihatsu andalkan harga murah dan paket kredit untuk gaet konsumen Gran Max.
Pertarungan disegmen Low Commercial Vehicle (LCV) memang cukup sengit khususnya untuk tipe mobil pick up. Duel Suzuki Carry PU dan Daihatsu Gran Max PU seakan tak punya lawan sepadan.
Padahal sebenarnya di kelas pick up ringan bukan cuma Carry serta GranMax PU, namun ada juga DFSK Super Cab dan Tata Super Ace. Sayangnya kedua mobil ini tak semoncer rivalnya dari brand Jepang.
Dalam catatan wholesales GAIKINDO, untuk periode Januari-Juli 2022, penjualan DFSK Super Cab hanya 1.233 unit. Adapun penjualan Tata Super Ace untuk periode yang sama lebih parah lagi, yakni cuma 2 unit.
Coba bandingkan dengan wholesales Daihatsu Grand Max PU di periode serupa yang menyentuh hampir 25 ribu unit. Tetapi sayangnya, meskipun terlihat sangat banyak, Grand Max sulit sekali menyalip Suzuki Carry PU dalam hal penjualan. Mengapa hal ini terjadi?
Kembali kita lihat dari data GAIKINDO, secara pengiriman dari pabrik ke dealer (wholesales), periode Januari - Juli tahun ini untuk Gran Max 24.935 unit. Adapun tipe paling banyak permintaannya yakni Gran Max PU 1.5 STD disusul Gran Max PU bermesin 1.3L.
Lantas bagaimana dengan Suzuki Carry? Ternyata penjualan pick up andalan Suzuki ini sudah mencapai 30.002 unit di rentang waktu yang sama. Tapi sebenarnya Carry tak selalu jadi Rajanya Pick Up. GAIKINDO juga pernah mencatat kalau Gran Max pernah mendapati mahkota ini di September 2021.
Tipe Pick Up Masih Jadi Varian Daihatsu Gran Max Terlaris
Walaupun mengalami kekalahan dari Suzuki Carry, namun pihak Daihatsu mencatat terus adanya peningkatan penjualan untuk Gran Max. Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) menjelaskan, sejak 2021, total penjualan Gran Max naik 55% dibanding tahun 2020. Kemudian di periode Juli 2022 penjualannya kembali naik 20% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Ketika pasar kendaraan niaga naik 46%, Gran Max naiknya 55% di 2021, dan pada Juli tahun ini pasar naik 19%, Gran Max naik sedikit lebih tinggi yaitu 20%," ucapnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (30/08/2022).
Ia juga menuturkan, tipe Pick Up (PU) masih menjadi volume terbesar penjualan Gran Max di Indonesia. Komposisinya bahkan sampai 70 persen, sementara 30% lainnya dibagi antara tipe Blind Van dan Minibus.
Adapun pola penyebaran penjualannya 47 persen masih di pulau Jawa-Bali hingga Nusa Tenggara. Diikuti Sumatera dengan 21% lantas Indonesia Timur (Sulawesi, Maluku, Irian Jaya) dengan 19%. Terakhir konsumen dari Kalimantan yang menyumbang 13% dari total penjualan Gran Max. "Tapi permintaan dari Kalimantan sedang tumbuh pesat," kata dia.
Strategi Daihatsu Hadapi Suzuki Carry
Jika memang penyebaran Gran Max sudah merata di seluruh Tanah Air, lantas mengapa penjualannya masih kalah dengan Suzuki Carry PU? Apakah memang konsumen lebih suka dengan Carry ketimbang Gran Max.
"Ibaratnya itu harkat dan harga diri mereka, jadi apapun akan mereka lakukan mati-matian, sementara di segmen komersial kita bukan cuma punya pick up," sebut Hendrayadi. Sebab meski kalah di kelas pick up, kata dia, namun Daihatsu mengklaim memimpin untuk segmen blind van dan minibus kelas commercial car.
Dirinya juga menambahkan, satu dari beberapa strategi yang selama ini dilakoni Daihatsu untuk merebut hati konsumen Gran Max adalah dari sisi harga dan paket penjualan. "Di pasar komersial itu harga sangat sensitif, kunci utama kami di paket kredit, yaitu harus tetap memberikan yang paling pas sesuai kebutuhan konsumen," jelasnya.
Ia menuturkan, profil konsumen Daihatsu Gran Max memang mungkin lebih dari 90 persen pembelian secara kredit. Sebab para konsumen ini harus memikirkan biaya pengeluaran bidang usahanya secara ketat ketika akan membeli kendaraan operasional. "Beda dengan passenger car yang masih banyak beli cash," tutup hendrayadi.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.