Terus meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM), hampir seluruh pabrikan mobil telah melengkapi indikator ‘Eco Driving’ agar mengemudi mendapatkan acuan dalam berkendara yang dapat mengoptimalkan penghematan bahan bakar.
Namun, sebenarnya teknik berkendara Eco Driving dari kepanjangan Economial Driving, bukan hanya cara menghemat bahan bakar. Beberapa hal yang memberikan efek bagus dengan adanya Eco Driving adalah mengurangi tingkat polusi agar lebih ramah lingkungan, meminimalisi kecelakan karena berkendara tidak ugal-ugalan. Mobil lebih awet dengan kinerjanya tidak dipaksakan dan yang pasti hemat dalam pengeluaran biaya.
Beragam hal terkait dengan teknik ‘Eco Driving’ sehingga menjadi pembahasan menarik seperti yang dilakukan Daihatsu bersama Sony Susmana - Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia), dan Zulpata Zainal, Proving Ground On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal.
window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_fourthp_under_pc', [
728,
90
], 'div-gpt-ad-1685589129084-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589129084-0'); });
Selain mengandalkan indikator ‘Eco Driving’ yang tersedia pada seperti Daihatsu Terios, Xenia, Sirion, Sigra dan Ayla. Menurut Sony Susmana, ada faktor yang harus perhatikan yakni:
1. Tujuan dan rute
Tentunya kita wajib mengetahui tujuan sebelum melakukan perjalanan. Setelah tujuan maka harus menentukan rute untuk dapat menuju tujuan, tidak ada salahnya menggunakan aplikasi peta pada ponsel agar tidak terjebak kemacetan panjang.
2. Cara berkendara
Dalam berkendara dengan teknik ‘Eco Driving’, kecepatan harus stabil antara 60 – 80 km/jam dan menjaga putaran di 2.000 Rpm. Menjaga jarak agar saat kendaraan melambat dapat mendahului tanpa harus menekan gas lebih dalam. Cara berkendara pun sehalus mungkin, bukan ‘stop n go’. Lebih baik mematikan mobil jika harus menunggu lebih dari lima menit.
3. Perawatan kendaraan
Performa mesin kendaraan hingga bagian lainnya wajib dalam keadaan prima. Jika mesin tidak dalam kondisi baik, tidak menutup kemungkinan bahan bakar yang diasup akan lebih boros. Perawatan secara berkala wajib dilakukan agar menjaga performa mobil.
4. Bahan Bakar wajib sesuai
Setiap mesin mobil telah dirancang sedemikian rupa dan bahan bakar yang digunakan pun wajib sesuai ketentuan dari pabrik. Jika mencoba menurunkan oktan seperti mobil seharusnya mengkonsumsi jenis BBM dengan RON 92, tapi malah menggunakan RON 90 atau bahkan RON 88. Padahal menurunkan RON dapat membuat konsumsi BBM lebih boros dan komponen mobil lebih cepat rusak. Beberapa produser mobil dapat menggugurkan asuransi jika ketahuan menurunkan jenis RON pada mobil.
Hal serupa diungkapkan Zulpata Zainal, agar lebih dapat memaksimalkan laju kendaraan maka ban harus dalam kondisi layak pakai. Selain itu, pemilihan ban juga bagian penting dalam mendapatkan ‘Eco Driving’. Ban berjenis Eco merupakan ban berbahan baku ramah lingkungan, didesain khusus agar hambatan gulirnya rendah, dan spek ini bisa ditemui pada ban Champiro Eco dari GT Radial.
window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_article_relatedmodel_above_pc', [
728,
90
], 'div-gpt-ad-1685589152548-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685589152548-0'); });