Air Conditioner atau yang disingkat dengan AC menjadi komponen terpenting dalam mobil untuk menyejukkan suhu kabin. Konon AC mobil ini cukup memakan daya dari mesin, benarkah demikian?
Dalam beberapa kasus, kinerja mesin mobil terganggu saat kita menyalahkan AC. Biasanya ini terjadi akibat tenaga yang dihasilkan mesin terlalu kecil, dianggap sebagai penyebab secara tidak langsung.
Baca juga:
7 Hal Penyebab AC Mobil Jadi Panas, Bisa Bikin Liburan Natal dan Tahun Baru Gak Asyik
AC Mobil Harus Tetap Menyala Saat Turun Hujan Lebat, Apa Alasannya?
Sejarah Munculnya AC Mobil, dari Pakai Batu Es Berganti Jadi Kipas
Oleh karena itu, sistem yang bekerja pada AC sedikit banyak akan mengambil tenaga dari mesin ini untuk menggerakkan kompresornya. Inilah salah satu penyebab AC bisa mempengaruhi kinerja mesin.
Mesin dan AC sebenarnya merupakan komponen yang berbeda, tetapi kedua sistem tersebut bekerja bersama. Ini karena keduanya dihubungkan dengan sabuk yang memungkinkan mesin untuk menyalakan kompresor AC.
Menyalakan AC di Tanjakan Bisa Mengurangi Tenaga Mesin
AC adalah komponen yang paling memakan energi mesin, karena mencakup bagian-bagian seperti kompresor, kipas kondensor dan kipas blower. Karena ditenagai oleh mesin, ini memberi banyak beban mekanis.
Beban mekanis tambahan dari kompresor AC inilah yang bahkan menyebabkan getaran tambahan saat kamu menghidupkan AC.
Sebagai gambaran, kompresor AC bahkan dapat menyerap hingga 10 persen dari tenaga mesin pada mobil ber-CC rendah. Kompresor AC mengambil daya mesin sekitar 4–10 hp tergantung dari jenis kompresornya. Angka segitu cukup membebani mesin khususnya pada mesin yang berkapasitas kecil, misalnya kurang dari 1500 cc.
Hal yang perlu kalian pahami, daya di AC mobil ini berbeda dengan AC rumahan. Sebagai contoh, AC di kamar mungkin hanya butuh yang 0,5-1 PK sedangkan di mobil bisa jauh lebih besar.
Kompresor AC mobil dengan ukuran sekecil itu nyatanya mempunyai daya setidaknya 40.000 - 60.000 BTU atau bulatkan saja jadi 4-6 PK (HP).
Sebagai contoh pada Suzuki Ertiga, tenaga mesinnya di kisaran 102 hp. Maka kompresor dengan daya mencapai 6 pk maka memakan hampir 6 persen daya dari 102 hp tenaga dari Ertiga. Bila di mesin yang tenaga di bawah 100 hp, tentu kompresor ac makan porsi yang makin besar.
Meskipun di atas kertas tak begitu berpengaruh karena sisa tenaga mesin masih besar, namun kita kadang perlu mematikan AC saat melewati tanjakan. Tujuannya agar bisa menambah performa mesin, untuk menambah tenaga saat berakselerasi.
Lain cerita bila kita mengendarai mobil bermesin besar, yang tenaganya di atas 120 hp. Teknik mematikan AC ketika menanjak mungkin tak diperlukan, karena masih ada sisa tenaga yang besar untuk menggerakkan mobil.
Harus Terampil Saat Kondisi Stop and Go dengan AC Mobil Menyala
Mematikan AC jadi salah satu bentuk ancang-ancang agar mesin punya tenaga cukup mendaki tanjakan. Lantas bagaimana bila kita harus mengadapi kemacetan di jalan menanjak?
Situasi kemacetan menuntut kondisi stop and go sehingga kita bakal tidak nyaman bila mematikan AC dalam waktu lama. Kalian yang menggunakan mobil manual juga dituntut harus terampil start di tanjakan dengan kondisi AC menyala.
Tentu kemampuan start di tanjakan ini harus dengan menginjak pedal gas agak dalam dan melepas kopling dengan halus supaya mesin dapat tenaga cukup. Jangan lupa, gunakan bantuan rem tangan supaya mobil tidak melorot saat start di tanjakan.
Mungkin teorinya gampang, tapi kalian harus terbiasa melakukan cara yang kami anjurkan agar mudah mendapat momentum tenaga. Tak jarang, pengemudi cuma mengandalkan setengah kopling saat mulai start tanpa dibantu rem tangan.
Kampas kopling cepat aus, mobil berisiko melorot, dan sulit mendapat momentum tenaga yang cukup untuk start awal.
Sementara itu bagi pengemudi mobil matic, kalian bisa langsung injak pedal gas agak dalam secara perlahan saat start di tanjakan. Dengan begini, mesin punya tenaga yang cukup untuk start awal dengan kondisi mesin terbebani AC.