Intip Pabrik Motor Listrik Polytron, Tiap 1 Jam Hasilkan 10 Unit!
Fariz · 26 Apr, 2024 09:30
0
0
Kapasitas produksi maksimal bisa mencapai 5.000 unit per bulan.
Perakitan baterai dilakukan di ruangan steril dengan suhu terjaga.
Beberapa waktu lalu tim Autofun.co.id mengunjungi pabrik motor listrik Polytron yang berada di Kudu, Jawa Tengah.
Pabrik motor ini listrik ikut mendukung transisi perpindahan dari pengguna sepeda motor ICE (Internal Combustion Engine) ke sepeda motor listrik.
Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya motor listrik terlihat di jalan raya, tak terkecuali motor listrik milik Polytron dengan tipe Fox-R dan juga Fox-S.
PT Hartono Istana Teknologi selaku pemilik merek Polytron pun memamerkan teknologi dan proses produksi di pabrik mereka.
Untuk perakitan motornya berada di Sayung Site, berdiri di atas lahan seluas 44 hektar berisi beberapa produksi home appliances Polytron, termasuk perakitan EV (Electric Vehicle).
Pabrik perakitan EV Polytron diklaim memiliki kapasitas produksi maksimal 5.000-an unit per bulan, namun untuk saat ini proses produksi yang sedang berjalan belum dimaksimalkan.
“Karena pasarnya saat ini belum sampai 5.000 unit perbulan, jadi yang berjalan saat ini hanya 1 line produksi, kapasitasnya sekarang ini yang berjalan ada di angka 1.500-1.700 unit per perbulan,” ujar Hariono selaku CEO Polytron.
Tembus 5.600 Unit Penjualan
Dengan kapasitas produksi tersebut, kabarnya untuk tahun lalu motor listrik Polytron sudah menjual produknya lebih dari 5.000 unit.
Sebelum ada subsidi dari pemerintah itu pasarnya memang, namun beranjak naik begitu ada program subsidi .
Penjualan semakin naik lagi ketika syarat mendapat subsidinya semakin dipermudah.
“Jadi tahun lalu total penjualan kami 5.600 unit, yang 600-an unit itu pembelian di luar subsidi. Kemudian share kita di SISAPIRa saat ini yang totalnya sudah 11 ribuan unit, 5.600 unit atau 40 persenan di antaranya produk kami. Kalau tahun ini sudah sekitar 4.000-an unit sampai 4 April kemarin,” sambung pria ramah ini.
10 Motor Listrik Polytron Tiap 1 Jam
Pabrik di Sayung, Demak, Jateng ini memulai pengerjaan dengan pemasangan swing arm, suspensi belakang, dan roda yang menjadi mesin listrik hub drive untuk digabungkan dengan rangka utamanya.
Tidak ketinggalan ada pemasangan standar samping, standar tengah, segitiga, dan juga roda depan agar Fox-R dan Fox-S dapat berdiri untuk melanjutkan ke proses perakitan selanjutnya.
Kurang lebih terdapat 13 titik pos perakitan hingga akhirnya motor listrik Polytron bisa berjalan, tapi sampai di sini belum selesai karena ada beberapa pengujian lain.
Seperti melihat kinerja mesin listriknya yang menggunakan model hub drive 3.000 watt di atas mesin dyno, seperti melihat keluaran tenaga tiap power modes hingga kecepatan puncaknya.
Dilanjut dengan pengujian sistem kerja rem depan dan belakang, pengujian keselarasan roda depan dan belakang, serta mendengar seberapa kencang klakson menggunakan alat desibel meter.
Usai di sini motor diajak berjalan untuk pertama kalinya dan melewati speed trap untuk menguji suspensi, rem, serta mendengar apakah ada suara-suara abnormal atau getaran ketika berkendara di jalur tidak rata.
Menjelang tahap akhir ada QC (Quality Control) mengenai kerapatan bodi, pemasangan logo dan emblem, pemasangan stiker pelindung mika.
Melengkapi pelindung jok, dan melihat kinerja baterai pada dashboard atau spidometer dengan melakukan pengisian daya hingga penuh.
Pabrik Baterai Khusus
Berikutnya ada pabrik kedua berada di wilayah Sidorekso, pabrik ini berdiri di luas tanah 35 hektar yang menjadi basis dari produksi speaker beragam produk Polytron.
Lalu berdirilah gedung baru tempat untuk memproduksi baterai milik Fox-R yang punya spesifikasi 3,75 kWh (72V 52Ah) dan kapasitas baterai 1,94 kWh (72V 27Ah) untuk Fox-S.
Untuk masuk ke ruangan ini perlu menggunakan topi, baju, dan alas pada sepatu, bahkan terdapat ruang khusus untuk mensterilkan tiap mereka yang masuk sehingga kebersihan ruangan ini terjaga.
Bahkan suhu ruangan tidak luput dari pengawasan, suhu ruangan selalu dipatok di angka 25° C agar kualitas baterai dari mulai dirakit hingga menjadi 1 paket utuh tetap terjaga.
Seluruh karyawan juga dibekali dengan skill khusus pada tiap tugasnya, bahkan tiap petugas dibekali dengan kabel grounding untuk mencegah adanya loncatan arus dari energi kinetik yang dihasilkan manusia saat perakitan baterai.
Tentu saja ini untuk mencegah kerusakan komponen pada paket baterai, karena banyaknya komponen-komponen kecil yang cukup penting di sini.
Kalau melihat baterai yang digunakan Polytron merupakan tipe LiFePO4 tipe prismatik, baterai yang masih import ini dikerjakan baik secara manual oleh para teknisi handal namun ada juga beberapa hal yang dikerjakan secara robotik.
Langkah awal baterai diurutkan berdasarkan performa dan karakter, setelah di grupkan lanjut merangkai baterai.
Kemudian ada mesin perekam untuk menentukan koordinat kutub, lalu pemasangan busbar, dan ada laser welding busbar menjadi rangkaian seri secara robotik.
Setelah itu semua proses dilakukan secara manual oleh para teknisi seperti pemasangan BMS (Battery Management System).
Pemasangan kabel sensor untuk baca kondisi tiap cell, pemberian lapisan khusus agar kabel kecil tetap kuat dan fokus membaca tiap sel baterai, pemasangan kutub baterai, pemasangan casing aluminium alloy, hingga pengujian kebocoran dengan tekanan udara 13 kPa.
Pengujian kebocoran ini jadi hal penting, karena baik baterai maupun mesin listrik Fox-R dan Fox-S sudah bersertifikat IP67, sehingga bisa bertahan di dalam air hingga kedalaman 1 meter dalam waktu 30 menit dan kedap debu pastinya.
Tahap selanjutnya melakukan pengecasan untuk melihat kinerja BMS dengan baterai, dipastikan sesuai agar berikutnya bisa langsung dipasang pada unit Fox-R maupun Fox-S.
Dalam waktu 1 jam bisa menghasilkan 10 unit baterai. Saat ini kapasitasnya sebulan 2.500 baterai, tapi semua ini masih fleksibel tergantung jumlah permintaan.
"Karena pabrik ini maksimalnya sebulan bisa sampai 10.000 unit baterai,” sebut Heri Wijaja, GM Production Sidorekso Plant PT Hartono Istana Teknologi.