Update Harga BBM SPBU swasta, Pilihan Bijak Selain Pertamax!

• Pertamina korupsi Pertalite jadi Pertamax.
• Kepercayaan masyarakat tergerus.
• Operator SPBU Swasta banyak peminat.

Terkuaknya kasus korupsi Pertamina terkait ekspor impor BBM menyakiti hati masyarakat khususnya pengguna Pertamax.

Pasalnya selama ini pengguna Pertamax merasa tak pantas menggunakan Pertalite, supaya subsidi bisa tepat pengguna.

Alhasil kasus ini menggerus kepercayaan publik terhadap brand BBM plat merah tersebut, khususnya Pertamax.

Banyak yang meyakini jika Pertamax adalah Pertalite yang dicampur aditif, bukan murni BBM oktan 92.

Kemudian jika melihat kebelakang, ada banyak kasus fuel pump mobil dan motor rusak dengan lumpur pada filter bensin.

Di media sosial pun gencar ajakan untuk menggunakan BBM swasta yang ada saat ini, seperti Shell, BP-AKR dan Vivo.

Untuk itu, kami berikan update harga BBM dari operator SPBU swasta yang pastinya non subsidi.

Baca juga : Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin!

Yup, saat ini menggunakan BBM swasta dianggap menjadi pilihan bijak, apalagi pelayanannya pun lebih baik, jadi mesin Yamaha NMax kalian pun akan bekerja optimal.

Pertamina

• Pertalite: Rp10.000 per liter
• Pertamax: Rp12.900 per liter
• Pertamax Green: Rp13.700 per liter
• Pertamax Turbo: Rp14.000 per liter 

Shell

• Super: Rp13.350  per liter
• V Power: Rp13.940 per liter
• V Power Nitro+: Rp14.110 per liter

Vivo

• Revvo 90: Rp13.150 per liter
• Revvo 92: Rp13.350 per liter
• Revvo 95: Rp13.940 per liter

BP-AKR

• BP 92: Rp 13.200 per liter 
• BP Ultimate: Rp13.940 per liter 

Sebelumnya terungkap Korupsi ekspor impor Pertamina, menyulap BBM RON 90 menjadi 92 alias Pertamax.

Hal ini terungkap dalam penjelasan kronologi dan modus operandi praktik permufakatan jahat oleh para pelaku.

Tindak pidana korupsi ekspor impor minyak mentah dan produk kilang ini merugikan negara Rp 193,7 triliun.

Namun informasi terbaru, angka tersebut hanyalah korupsi untuk tahun 2023 saja, dan praktik ini telah berlangsung sejak 2018.

Abdul Qohar, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tinda Pidana Khusus mengatakan adanya berbagai praktik korupsi ekspor impor minyak mentah di Pertamina.

Salah satunya terkait pengadaan produk kilang BBM RON 92 yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga.

Yang berdasarkan hasil penyidikan, BBM yang didatangkan dari luar negeri adalah RON 90, namun dimanipulasi menjadi RON 92.

Dalam pengadaan produk kilang tersangka melakukan pembayaran, dan pembelian bahan bakar minyak RON 92. 

"Padahal sebenarnya hanya membeli RON 90 atau lebih rendah," kata Qohar di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

Ia juga mengatakan jika dari RON 90 yang didatangkan dengan harga RON 92, PT Pertamina Patra Niaga melakukan kejahatan lain berupa blending atau pencampuran melalui depo.