Yamaha WR 155 R Bikin Repot? Pahami Cara Mengendarai si Trail Jangkung Ini
Ary · 25 Mar, 2021 19:00
0
0
Idealnya sebuah motor trail, pastilah berpostur jangkung. Bukan hanya jok, kaki-kaki maupun ground clearance, sengaja dibuat jenjang agar mumpuni di medan off-road. Penyajian itupun bisa Anda lihat sendiri pada Honda CRF 150 L, Kawasaki KLX 150 L dan Yamaha WR 155 R 2021.
Akan tetapi, rancang bangun kuda besi berlambang garpu tala sedikit berbeda. Ketinggian jok Yamaha WR 155 R saja mencapai 880 mm - lebih tinggi dari kedua rivalnya. Belum lagi bobot tubuh yang dipatok 134 kg. Lagi-lagi, paling berat diantara CRF 150 L (122 kg) atau KLX 150 L (118 kg).
Buat Anda yang sudah terbiasa menggunakan motor trail, tentu bukan masalah. Sebaliknya, kondisi ini bisa jadi problem buat motoris baru pembeli Yamaha WR 155 R. Itu pula kenapa PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), tampak aktif mengedukasi konsumennya pasca sang produk meluncur. Tentu saja supaya mereka tidak kerepotan saat mengendarai si motor.
Arief Muthia selaku instruktur Yamaha Riding Academy PT YIMM mengatakan, ada beberapa tahapan yang harus dipahami. Berikut ini tips mengendarai motor trail seperti Yamaha WR 155 R 2021.
"Hal ini penting, terutama buat orang yang tidak terlalu tinggi. Yamaha WR 155 R inikan lebih tinggi dari motor lain. Jadi, perlu teknik khusus. Posisi badan harus dari sebelah kiri. Kemudian tekuk setang kanan ke dalam supaya lebih dekat ke badan. Tekan juga rem depan lalu release standar sebelum naik ke motor," kata Arief.
Namun, Arief menyarankan posisi gear tidak netral. "Jadi sebelum naik, pindahkan dulu transmisi ke gigi 1, sahutnya. Kenapa tidak disarankan posisi gigi netral? Arief menyebut hal itu tidak efisien. Begini simulasinya. Setelah naik ke motor, otomatis kaki kanan harus turun lagi karena kaki kiri akan mengoper gigi. "Kalau caranya seperti tadi (posisi gear 1), kaki kanan jadi bisa sambil menekan rem belakang dan tinggal starter sembari menekan kopling," sahutnya.
Begitu juga sebelum turun dari motor. "Kalau mau berhenti, pindahkan ke gigi 1 lalu matikan mesin (kontak Off). Jangan dinetralkan karena tidak efisien nanti saat mau dijalankan lagi. Keuntungannya, roda akan terkunci saat berhenti di tanjakan maupun turunan," lanjut Arief lagi.
3. Berkendara ala 'Gagah Style'
Bukan bermaksud jadi tengil. Arief menyebut posisi berkendara motor trail seperti Yamaha WR 155 R ini memang harus demikian. "Pertama-tama cari dulu posisi duduk yang rileks. Lalu, posisi tangan juga seperti 'gagah style' tapi agak menekuk (menyiku).
Dengan begitu, badan juga nantinya akan rileks. Sedangkan tangan yang menekuk tadi juga berfungsi sebagai suspensi ketika melewati jalanan rusak. Ketika berdiri pun kaki bisa bertugas sebagai suspensi tambahan. Kalau terasa pegal, berarti posisi berkendaranya masih salah. Misal: posisi tangan lurus," terang Arief.
4. Paha dan Kaki Wajib Mengempit Motor
Selanjutnya posisi kaki. Walaupun Yamaha WR 155 R adalah motor off-road. Paha dan kaki wajib mengempit motor. "Istilahnya knee grip. Medan off-road itukan jalannya rusak. Kalau kaki tidak menempel ke motor, kaki bakal goyang-goyang dan motor menjadi tidak stabil. Selain rapat dengan motor, usahakan juga kaki sebisa mungkin menghindari menginjak rem. Disarankan posisi agak kebelakang ketika berkendara dalam posisi duduk," paparnya.
Berkaitan dengan knee grip tadi, cara ini juga bermanfaat saat melompat alias jumping. "Knee grip juga penting saat jump. Kalau kedua paha menjepit badan dengan kencang, nantinya saat turun motor akan stabil. Kalau tidak atau kakinya mengangkang, bisa berpotensi jatuh," tambah sang instruktur.
5. Teknik Line out The Bike saat Berbelok
Cara berbelok motor trail berbeda dengan motor jalan raya yang biasanya menggunakan teknik line with the bike dan line in the bike. "Kalau motor trail disarankan menggunakan line out the bike (badan dan motor berlawanan arah) saat menikung atau belok. Ketika posisinya duduk, badan harus agak maju ke depan," lanjutnya.
"Buat pemula, tangan kiri (jika belok ke kiri), sebaiknya diluruskan untuk acuan mendorong badan ke arah kanan. Sedangkan ketika berbelok dengan posisi berdiri, paha dan kaki sebelah kanan harus sambil menempel ke bodi motor. Harus diingat, tangan kanan harus tetap rileks dan ideal untuk membuka gas," tambah Arief.
6. Posisi Badan di Jalan Menanjak dan Menurun
Ketika di jalan menanjak, pengendara WR 155 R mesti berdiri dengan posisi condong ke depan. Sebaliknya di turunan. Posisi badan saat berdiri harus ke belakang. "Pandangan juga harus luas agar bisa mengantisipasi kendaraan lain di depan. Khusus di tanjakan, manfaatkan sisa dari tenaga motor. Jadi, motor akan smooth saat melewatinya. Kalau ditambah gasnya, di situ lah motor bisa jumping," tutup Arief.
Kesimpulan
Bertualang dengan motor trail seperti Yamaha WR 155 R memang bakal jadi giat yang menyenangkan. Kendati begitu, tetap saja butuh teknik khusus utamanya buat pengendara baru. Seperti yang kami sebutkan tadi. Diferensiasi WR 155 R dengan kompetitor adalah posturnya yang jangkung dan berat.
Tapi, hal itu terbantukan berkat output mesin SOHC satu silinder berkapasitas 155 cc-nya. Tenaga Yamaha WR 155 R mencapai 16,7 PS @10.000 rpm. Sementara torsi yang dihasilkannya adalah 14,3 Nm @6.500 rpm. Di atas kertas, dayanya di atas Honda CRF 150 L maupun Kawasaki KLX 150 L.
Pun soal momen puntir. Nah, catatan ini jua berpengaruh dengan akselerasinya. Lantaran torsi yang besar tadi, Anda mestinya tak perlu memuntir tuas gas dalam-dalam saat menghadapi tanjakan dengan kontur berbatu. Jika berminat, sila tebus Yamaha WR 155 R 2021 dengan harga Rp36.900.000 (OTR Jakarta). Jangan lupa, pahami dulu teknik berkendaranya ya!
Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!