Toyota diboikot sejumlah organisasi pelestarian lingkungan karena dianggap menghambat kebijakan perubahan iklim dan menghalangi popularisasi mobil listrik. Jenama Jepang itu juga disebut-sebut terus melobi pemerintah Amerika Serikat dalam menetapkan kebijakan iklim.
Pabrikan tiga oval adalah satu dari tiga perusahaan yang antipati terhadap ekosistem elektrifikasi. Sebelumnya juga ada perusahaan minyak besar: ExxonMobil dan Chevron yang mencibir mobil listrik, demikian mengutip laporan The Guardian, Selasa (9/11).
Baca Juga: 5 Low MPV Terbaik di Indonesia Kompak Berias Diri, Mana yang Paling Menarik Perhatian?
Organisasi pro lingkungan Influence Map juga merilis bahwa Toyota adalah pembuat mobil terburuk dalam daftar mereka. Produsen lain yang tengah diperiksa karena hal yang sama meliputi BMW, Daimler, dan Hyundai.
"Apa yang kami lihat tidak terbatas pada upaya merongrong regulasi secara langsung. Ini juga mengarahkan pemerintah ke jalur yang sangat berbahaya," ujar Direktur Influence Map, Ed Collins.
Ini bukan pertama kalinya Toyota dicap buruk. Menurut laporan The New York Times, pabrikan bahkan telah merayu pada pemimpin kongres untuk memperlambat rencana pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menggunakan kendaraan listrik.
Langkah tersebut diperkuat dari penemuan pengawas dana kampanye independen pada 2020, yang menyebutkan bahwa Toyota adalah perusahaan penyumbang dana terbesar untuk partai republik dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Sebelumnya bos Toyota Akio Toyoda sudah secara terang-terangan menunjukkan keberpihakannya. Menurutnya perkembangan mobil listrik terlalu cepat. Dalam beberapa konferensi, Toyoda mengatakan bahwa karbon adalah musuh besar kita, tapi tidak untuk mesin pembakaran internal.
"Untuk mengurangi karbon, saya rasa harus ada solusi yang praktis dan berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi setiap negara," terangnya dalam konferensi pers virtual yang dilakukan Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) pada 9 September 2021 lalu.
Orang nomor satu di Toyota itu berpendapat, peralihan dari mobil konvensional ke listrik yang cepat justru akan menimbulkan masalah baru. Selain Jepang kemungkinan akan kehabisan listrik di musim panas jika semua kendaraan sudah berbasis listrik, ada juga ancaman jutaan orang kehilangan pekerjaan akibat transisi mobil listrik.
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Murni
Menurutnya produksi karbon dari kendaraan bisa dipangkas melalui penggunaan kendaraan berbasis hybrid beserta turunannya, hingga pemanfaatan energi terbarukan termasuk hidrogen fuel cell yang telah dikembangkan pabrikan untuk model Mirai.
Saat Donald Trump masih menjabat Presiden AS, Toyota juga diketahui mendukung gugatan rencana pemberberlakuan standar emisi yang ketat di California. Akibatnya perusahaan diboikot oleh beberapa organisasi peduli lingkungan yang termasuk:
Dalam surat terbuka, perwakilan organisasi meminta agar bisa dipertemukan oleh CEO Toyota Motor Amerika Utara, Tetsuo Ogawa. "Kami mendesak Toyota untuk sepenuhnya mendukung investasi kendaraan listrik baterai di semua moda transportasi dan kebutuhan infrastruktur lainnya."
Baca Juga: Libur Panjang di China, Pemilik Mobil Listrik Baku Hantam Saat Rebutan Isi Listrik
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2015 Honda CIVIC 1.8
40.865 km
7,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota COROLLA ALTIS V 1.8
12.662 km
2,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota VIOS G 1.5
88.383 km
6 tahun
Jawa Barat
2014 Mercedes-Benz E 250 AMG 2.0
53.402 km
9 tahun
Jawa Barat
2019 BMW 3 20I (CKD) 2.0
47.554 km
3,5 tahun
Jakarta