Toyota tampaknya punya rasa penasaran mendalam terhadap hidrogen sebagai solusi alternatif ramah lingkungan. Setidaknya tercermin dalam langkah pabrikan seperti memasarkan Mirai FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) yang mampu mengubah hidrogen jadi energi listrik. Mejeng ketika pabrikan lain justru berbondong-bondong meluncurkan BEV.
Pun baru-baru ini mereka kenalkan model performa yang dipercaya dapat menggugah petrolhead di era ramah lingkungan. Bagaimana tidak, GR Yaris dibikin sanggup menenggak hidrogen tanpa harus jadi mobil listrik. Tetap kencang dan berirama pembakaran internal namun ramah lingkungan.
Yep, GR Yaris peminum hidrogen ini tetap mengusung Internal Combustion Engine (ICE). Tidak melunturkan karakteristik bawaan pula dengan unit 3-silinder 1.600 cc turbo, G16E-GTS. Hanya saja, sistem pasokan bahan bakar dan injeksi dimodifikasi sedemikian rupa agar sanggup mengalirkan hidrogen. Berikut pula tangki bahan bakar sampai cara pengisian disebut persis serupa Mirai.
Dilansir dari Autocar, modifikasi lainnya termasuk memperkuat blok mesin. Ini dikarenakan hidrogen terbakar lebih cepat ketimbang bensin. Selain itu, ada juga modifikasi di bagian dudukan klep (valve seat).
Belum dibeberkan informasi terkait output dari mesin eksperimental ini. Namun, kepala pengembangan powertrain Toyota Motor Europe, Thiebault Paquet, mengestimasi mesin ini memiliki efisiensi serupa dengan versi peminum bensin. Yang jelas, teknologi pembakaran hidrogen diklaim menyuguhkan keuntungan emisi nyaris nol sembari mempertahankan sensasi akustik dan sensorik sebagaimana motor pembakaran pada umumnya.
Mesin GR Yaris satu ini sebetulnya tengah diuji secara ekstensif. Sudah nongol duluan di balik kap mesin Corolla Sport dalam seri balap endurance, Super Taikyu, di Jepang sejak Mei. Ia berlaga di bawah naungan ROOKIE Racing dari Toyota Gazoo Racing. Hal ini ditujukan untuk menguji ketangguhan sang unit pemacu eksperimental dalam kondisi berat sebuah kompetisi berjam-jam lamanya.
Konsepnya pun kurang lebih bisa digambarkan sebagai mobil jalan raya. Selain keperluan modifikasi faktor keselamatan, sisi mekanikal terbilang normal. Memanfaatkan mesin hidrogen tiga silinder 1.600 cc turbo yang sekarang turut dijebloskan ke dalam Yaris GR. Menarik, ia bernyanyi layaknya sebuah mesin normal dan terdengar lumayan asik sebagai mobil balap.
Perbaikan dan penyempurnaan terus dilakukan dari sesi ke sesi. Contoh saja suplai hidrogen dan kecepatan pengisian ulang. Tak ketinggalan pula sentuhan sektor pemacu seperti peningkatan respons mesin, menyetarakan output dengan mesin bensin, hingga meminimalisir pembakaran abnormal yang berujung pada peningkatan performa.
Bermula sejak 2017, saat ini mesin peminum hidrogen masih dalam tahapan awal pengembangan. Belum ada kesiapan untuk dilempar ke pasar. Namun, setidaknya sudah terbukti bahwa sanggup menyuguhkan performa tinggi dengan meminimalisir emisi gas buang.
Well, hal ini bisa menunjukkan bahwa motor bakar konvensional tidak sepenuhnya akan mati diterjang badai elektrifikasi. Minimal masih ada pabrikan yang berupaya mempertahankan seperti Toyota. Sekarang kita tunggu saja seperti apa realisasinya di masa mendatang.
Baca juga: Toyota GR Yaris 2021 Udah Ada yang Jual Lagi, Harga Tembus Rp1 M!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2022 Honda BRIO SATYA E 1.2
5.503 km
0,5 tahun
Jawa Barat
2022 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
5.751 km
1 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
15.855 km
2,5 tahun
Jakarta
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
16.096 km
3,5 tahun
Jawa Barat