Toyota Motor Corporation (TMC) mengumumkan akan menghentkan sementara produksi di lima pabrik yang berada di Jepang pada Januari 2022. Pabrik Toyota tutup sementara ini dilakukan karena masalah rantai pasokan, krisis chip semikonduktor, dan kondisi pandemi di sana.
Mengutip laporan Reuters, penyetopan produksi ini akan berdampak pada sedikitnya 20 ribu unit kendaraan, namun tidak sampai mempengaruhi target tahunan mereka untuk bisa memproduksi sembilan juta kendaraan pada 2022.
Baca Juga: Lewat Patimban, Toyota Rush, Avanza, dan Raize Buatan Indonesia Mendunia
Sebelumnya Toyota telah menginformasikan akan mengurangi produksi 40 hingga 50 ribu unit kendaraan yang diproduksi di Amerika Utara pada bulan depan. Masalahnya juga sama karena pasokan komponen yang tersendat dan kelangkaan chip.
Akibat masalah itu, sejak Agustus hingga akhir tahun ini produksi Toyota Amerika Utara telah berkurang 385 ribu unit. Secara total produksi mobil di sana sejak awal 2021 menurun hingga 3,5 juta unit. Kendala utamanya lantaran masalah suplai chip semikonduktor.
Mengenai pabrik Toyota tutup ini, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan krisis chip semikonduktor sebenarnya juga menjangkit aktivitas produksi Toyota dalam negeri. Namun tidak sampai mengakibatkan penangguhan produksi.
"Di kami tahun lalu memang ada sempat dampak dari semi konduktor, tapi tahun ini kami berharap bahwa isu tersebut semakin berkurang dan kami bisa mengantisipasinya sehingga bisa memenuhi permintaan pasar," katanya dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
Ini karena berbagai produk Toyota yang diproduksi di TMMIN semuanya tidak membutuhkan chip semikonduktor dalam jumlah besar. Saat ini TMMIN memproduksi berbagai model meliputi Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Sienta, Toyota Kijang Innova, Toyota Fortuner, dan Toyota Veloz.
Baca Juga: Kemenperin Perintahkan Mercedes-Benz Produksi dan Ekspor Mobil Listrik Buatan Indonesia
"Semi konduktor lebih banyak mempengaruhi segmen premium, semakin premium semakin banyak menggunakan chip. Tapi untuk middle low, penggunaannya semakin sedikit, tahun ini kami sempat kewalahan mengantisipasi kenaikan permintaan, tetapi nggak sampai menyetop produksi," tambahnya.
Oleh karena itu prediksinya tahun depan, proses produksi TMMIN diperkirakan masih bisa berlangsung optimal. Sehingga selain mampu memenuhi permintaan domestik juga pasar ekspor, karena TMMIN punya satu komoditas baru lewat Toyota Veloz baru yang akan jadi produk global. "Tetap bisa suplai dan mudah-mudahan tahun depan lebih baik," lengkapnya.
Tambah Presiden Direktur PT TMMIN, Warih Andang Tjahjono, pabrikan juga berencana mengekspor mobil hybrid tahun depan. Aktivitas ini dilakukan setelah mobil hybrid Toyota diproduksi di dalam negeri. Menurut Warih, ekspor ini akan membuka jalan Indonesia sebagai jembatan rantai pasokan global.
"Dengan demikian kami berkomitmen untuk fokus kembangkan daya saing industri komponen, sehingga mengambil peran dalam rantai pasok global. Untuk itu kami percaya bahwa kita harus manfaatkan teknologi yang ada di kendaraan melalui strategi multipathway, sehingga pelanggan dapat memilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan mereka," ujar Warih.
Baca Juga: Bukan Cuma Chery, Mobil China BYD Juga Bakal Bangun Pabrik di Indonesia
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AVANZA G 1.5
7.835 km
1,5 tahun
Java East
2020 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
15.086 km
3,5 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
17.091 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota KIJANG INNOVA V 2.0
10.962 km
2,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
8.996 km
2,5 tahun
Jawa Barat