Microsleep saat berkendara adalah situasi yang sangat membahayakan dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tak sedikit kejadian kecelakaan di jalan disebabkan oleh pengemudi yang lelah dan mengantuk.
Dan salah satunya akibat pengemudi mengalami microsleep alias tidur lelap yang sangat singkat.
Baca juga: Deretan Mitos Menghilangkan Ngantuk Saat Mengemudi yang Nyatanya Salah!
Dikutip dari Halodoc, istilah microsleep yaitu suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa mengantuk.
Orang tersebut kemudian tertidur secara tiba-tiba namun hanya dalam waktu yang sangat singkat, yakni sekitar satu detik hingga satu menit yang disertai dengan sentakan kepala yang keras.
Microsleep pun bisa terjadi dengan mata terbuka namun pandangan kosong atau ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk.
Tak jarang pula orang yang mengalami microsleep mengedipkan mata terlalu sering serta tidak dapat mengingat hal yang terjadi satu pada beberapa menit sebelumnya.
Walau hanya beberapa detik saja, namun ketika microsleep saat berkendara ini hadir, maka pengemudi sama sekali tidak punya kuasa untuk menahan serangan kantuk.
Sementara disisi lain, ia secara tidak sadar sanggup menyebabkan mobil melaju tanpa terkendali yang akhirnya memicu kecelakaan fatal.
Tak ayal, microsleep juga kerap diberi label sebagai pembunuh paling sadis saat Anda berkendara di jalan raya.
Dan risiko paling bahaya adalah setiap orang sangat mungkin terkena microsleep, baik itu ketika mengemudi jarak jauh atau jarak dekat sekalipun.
Ini berarti setiap pengemudi memiliki resiko yang sama besarnya untuk terkena microsleep.
Tetapi umumnya, kondisi mengantuk tiba-tiba ini kerap menyerang saat melakukan perjalanan yang monoton dengan jarak jauh, seperti di jalan tol yang kini membentang di banyak wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Viral Bus di Padang Panjang Tabrak Flyover dan Atapnya Terbelah, Mirip Adegan Film Horor
Kondisi microsleep memang sering kali terjadi hanya dalam beberapa detik, jika Anda terlelap lebih dari dua menit, maka itu sudah memasuki fase tertidur lelap.
Ini berarti, tidak semua kondisi seseorang yang tertidur bisa disebut microsleep, dan umumnya microsleep ini disebabkan atas beberapa faktor:
Faktor obesitas atau berat badan berlebih sering menyebabkan seseorang tiba-tiba tertidur, dan umumnya kondisi ini terjadi pasca orang tersebut menyantap makanan.
Jika Anda kerap kali tidur malam dengan jangka waktu kurang dari 6 jam, maka akan berimbas pada pergeseran waktu tidur di siang hari.
Disinilah bahaya microsleep bisa mengancam, pada saat tubuh membutuhkan waktu tidur yang cukup.
Seseorang yang menderita penyakit diabetes maupun hipertensi juga lebih besar memiliki risiko terserang microsleep.
Kondisi tubuh yang tengah mengalami depresi juga bisa memicu terjadinya microsleep.
Anda mungkin bukan pengkonsumsi narkoba atau minuman beralkohol, namun ketika Anda sedang mengkonsumsi obat tertentu, seperti obat-oabatan untuk menurun flu atau batuk, maka akan menyebabkan kantuk.
Baca juga: 6 Makanan Sehat yang Dapat Menjaga Konsentrasi Saat Mengemudi, Biar Gak Gampang Ngantuk!
Serangan microsleep memang terjadi secara mendadak, tapi bukan berarti tanda-tanda dan gejalanya tak bisa dideteksi.
Dikutip dari Klinikpintar, ada sejumlah gejala microsleep yang sering diidentifikasi oleh dokter syaraf, yaitu sebagai berikut:
Lalu bagaimana tanda-tanda ketika seseorang terkena microsleep sata berkendara?
Paling mudah dengan mengingat ada kejadian apa 1-2 menit ke belakang saat mengemudi, jika tiba-tiba terlupa, bisa jadi otak memberi sinyal sudah kelelahan dan tubuh butuh istirahat total.
Hal lainnya bisa dilihat dari muncul kesalahan kecil yang tidak penting, seperti salah menyalakan lampu sein atau wiper.
Kemudian ketika seseorang mulai kurang konsisten menjaga kecepatan dan hilang fokus arah kemudi sehingga sulit bertahan di jalur yang semestinya, bahkan mengabaikan rambu lalu lintas, itu juga patut dicurigai sebagai gejala microsleep.
Baca juga: 10 Hal yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Konsentrasi Mengemudi Meski Perjalanan Jauh
Salah kaprah yang banyak dilakukan pengemudi jika terserang rasa kantuk adalah dengan minum kopi atau mengkonsumsi minuman berenergi.
Tujuannya menambah daya tahan tubuh dari serangan kantuk, padahal tindakan ini bisa saja kesalahan yang fatal.
Mengkonsumsi kopi dalam batas wajar memang bisa memberikan sugesti menghilangkan rasa mengantuk.
Faktor kandungan kafein dan rasa asam pada kopi memberikan efek tersebut, tetapi hal ini tidak bertahan lama, pada saat kondisi otak memerintahkan tubuh untuk beristirahat, maka microsleep tetap hadir kapan saja.
Sebaliknya, konsumsi kopi, soft drink dan minuman berenergi berlebihan justru sangat berisiko bagi tubuh.
Terutama pada orang yang memiliki resistensi akan zat kafein, karena efeknya dapat meningkatkan tekanan darah.
Belum lagi kebanyakan minuman ringan dan kopi yang memiliki kandungan gula cukup banyak, bisa memicu penyakit diabetes serta beresiko menyebabkan asam lambung naik.
Minuman yang disarankan adalah air putih untuk melancarkan peredaran darah dan menghindar dari dehidrasi yang bisa membuat kelelahan dan turun konsentrasi.
Baca Juga: Sering Terlupakan, Ini Fungsi dan Waktu Penggantian Oli Transmisi di Mobil Manual
Pada kadar tertentu microsleep memang bisa sedikit dicegah dengan mengonsumsi kopi.
Hanya saja beri jarak waktu saat Anda mengkonsumsi kopi sebelum mulai mengemudi, mengingat kafein biasanya beaksi pda tubuh setelah 30 menit.
Kemudian Anda boleh konsumsi kopi namun tanpa gula, sehingga efek kafein bekerja secara murni tanpa tercampur kandungan glukosa.
Nah, sebenarnya ada beberapa cara lain untuk menghindari microsleep terutama ketika Anda sedang mengemudi di jalan raya:
Aktifitas disini tentu bukan berlari-lari atau loncat-loncat di dalam mobil, tetapi pastikan Anda selalu membuat tubuh tetap terjaga.
Misalnya mengobrol dengan teman selama perjalanan, atau mungkin menyanyikan lagu favorit.
Untuk menghindari serangan kantuk yang mengintai secara tiba-tiba, pastikan Anda tidur dengan cukup terutama sebelum melakukan perjalanan jauh.
Tidur yang berkualitas 7-8 jam akan membuat tubuh jadi bugar selama berkendara.
Satu solusi yang paling ampuh untuk menghindari microsleep adalah tidur.
Di jalan tol tersedia rest area yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat, bahkan sekadar tidur di dalam mobil.
Cukup tidur selama 30 menit hingga 1 jam, bakal memulihkan kondisi fisik lebih baik ketimbang memaksakan berkendara nonstop.
Jika memang perjalanannya jauh, semisal dari Jakarta ke Bali, ada baiknya menyiapkan dana lebih untuk menginap di tengah perjalan
Setelah tidur singkat, jangan langsung berkendara, lakukan dulu senam ringan sebelum kembali mengemudi agar badan tidak kaku dan lebih rileks.
Selain itu, senam peregangan badan ini bisa dilakukan setidaknya tiap 4 jam perjalanan, atau Anda bisa ajak teman maupun keluarga yang bisa mengemudi, yang nantinya dapat bertugas sebagai sopir pengganti.
Baca juga : Sudah Tahu Belum, Ini Alasannya Sehabis Makan Kemudian Mengemudi Malah Ngantuk
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}