Generasi ketiga Toyota Avanza mengalami ubahan yang sangat radikal. Perubahan yang dialami tidak hanya dari segi fasad, tapi juga kenyaman, keamanan serta keselamatan berkendara.
Bicara mengenai kenyamanan berkendara, salah satunya Avanza terbaru kini ditawarkan pilihan transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) menggantikan gearbox otomatis konvensional generasi sebelumnya yang terkenal kurang smooth. Pakai transmisi CVT, apa sih kelebihan dan kekurangannya? Daripada penasaran, simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Jangan Salah Ganti Knalpot Mobil, Cuma Asal Bising Tapi Nggak Lari
Continuously Variable Transmission atau yang lebih dikenal dengan CVT, merupakan sistem transmisi otomatis yang lebih canggih dibanding transmisi otomatis konvensional seperti di Avanza lama. Di Low MPV terbaru Toyota, sistem kerja transmisinya menggunakan puli atau driven pulley dan sabuk baja sebagai komponen utama penggerak transmisi.
Dengan kemampuan melakukan perubahan rasio gigi menyesuaikan dengan putaran mesin, CVT dipastikan bisa memberikan sensasi berkendara yang lebih halus saat perpindahan kecepatan. Hal ini membuat pengendara mobil bertransmisi CVT seperti tidak merasakan perpindahan gigi.
Selain itu, pada teknologi CVT, rentang rasio roda gigi juga telah diperpanjang pada sisi rendah dan tinggi, hingga memungkinkan akselerasi yang bertenaga dan mulus, serta kinerja yang hemat bahan bakar dan senyap pada kecepatan tinggi. Kelebihan lainnya, CVT bisa mentransfer tenaga dari mesin dengan lebih efektif, sehingga di putaran rendah pun bisa mendapatkan tenaga yang cukup baik.
Bukan cuma halus, penggunaan transmisi CVT pada Toyota Avanza juga mampu menghasilkan tingkat konsumsi BBM yang lebih efisien. Hal tersebut dikarenakan transmisi ini tidak membuang tenaga dan bahan bakar secara berlebih karena rpm lebih stabil.
Jika pada model sebelumnya Avanza hanya mampu meraih angka 13 km/liter untuk penggunaan dalam kota, di generasi terbarunya dapat menempuh jarak 15 km/liter. Sedangkan pemakaian luar kota, angka yang diperolehnya lebih irit lagi mencapai 18 km/liter.
Berbeda dengan transmisi matic konvensional, CVT sendiri lebih ringan sehingga membuat kinerja mesin lebih maksimal. Selain itu, secara dimensi transmisi ini juga lebih kecil yang membuatnya terasa ringkas serta memberikan ruang mesin lebih lega.
Power loss yang dimiliki oleh transmisi CVT tergolong kecil. Hal ini berdampak pada gas buangnya karena mobil tidak diharuskan membuang tenaga secara berlebih yang mengakibatkannya lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Cara Tutup Kap Mobil yang Tepat, Ditekan atau Dibanting?
Transmsi CVT umumnya tersedia di mobil berpenumpang yang mengutamakan faktor kenyamanan berkendara. Untuk membawa beban berat, transmisi jenis ini tidak cocok karena selain mudah rusak, bisa menimbulkan dampak seperti sabuk pully putus akibat selip.
Terlebih melewati jalan yang ekstrim dengan kontur terjal, berliku dengan performa tinggi membuat umurnya menjadi lebih pendek.
Kelemahan selanjutnya yang ada pada transmisi CVT adalah biaya perawatan. Untuk pelumasnya sendiri menggunakan oli khusus tidak seperti matic konvensional pada umumnya. Mengenai harganya, oli untuk transmisi CVT dibandrol lebih mahal dua kali lipat.
Selain itu, untuk perbaikannya jika mengalami kerusakan tidak seperti transmisi konvensional lain yang bisa diganti per bagiannya. Dimana untuk transmisi CVT harus diganti secara keseluruhan jika ada kerusakan di satu bagiannya.
Penggantian sendiri meliputi dari belt hingga pulley yang tentu saja memakan biaya tidak sdikit karena bisa mencapai puluhan juta. Beda dengan transmisi matic konvensional, untuk penggantian serta perbaikannya umumnya dibandrol Rp7 juta sampai dengan Rp10 jutaan.
Selain perbaikan harus satu set secara langsung dengan membutuhkan biaya yang mahal, tempat service kendaraan dengan transmisi CVT saat ini juga terbilang masih terbatas. Hal tersebut tentunya menjadikan salah satu alasan beberapa orang lebih memilih transmisi matic konvensional, meskipun dari segi kenyamanan berkendara terasa jelas berbeda.
Tak sedikit pengguna mobil bertransmisi CVT mengeluhkan tarikan mesin lebih lemot khususnya pada tarikan bawah. Hal ini tentunya membuat penggunanya tidak bisa dengan maksimal menjalankan mobil ketika terjebak kemacetan.
Ketika sedang terjebak kemacetan lalu mencoba menjalankan mobil dalam kecepatan paling lambat secara kontinu, bisa-bisa mobil mengalami masalah dan menimbulkan getaran tak wajar.
Secara bentuk, struktur serta cara kerja, transmisi CVT dengan matic konvensional jauh berbeda. Hal ini yang mengakibatkan transmisi CVT terasa lebih halus serta hemat bahan bakar jika dibandingkan matic biasa.
Namun sebagai catatan, transmisi CVT seperti yang ada di Toyota Avanza ini tidak cocok jika mobil sering membawa beban berat karena akan memperpendek umur transmisi. Selain itu, untuk pelumasnya juga diwajibkan menggunakan oli khusus transmisi CVT yang pergantiannya harus dilakukan secara disiplin guna menjaga keawetan transmisi.
Untuk mengganti oli transmisi CVT sendiri umumnya dilakukan setiap 30.000 km atau setengah lebih cepat dari interval normal yang dianjurkan jika mobil sering terjebak di kemacetan seperti di kota-kota besar.
Baca juga: Pasang Dashcam di Mobil, Kini Semakin Penting Buat Jaga-jaga Saat Mudik
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AVANZA G 1.5
7.835 km
1,5 tahun
Java East
2020 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
15.086 km
3,5 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
17.091 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota AVANZA VELOZ 1.5
8.996 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2021 Honda MOBILIO RS 1.5
12.090 km
2,5 tahun
Java East