Hampir setiap mobil baru keluaran merek Jepang kini banyak yang menggunakan transmisi CVT. Secara umum, transmisi ini terdiri dari sepasang pulley yang terhubung dengan sabuk baja untuk membentuk rasio tertentu yang disimulasikan sebagai gigi transmisi. Dengan komponen yang sederhana, apakah transmisi CVT mudah rusak?
Tingkat percepatan otomatis ini menggantikan peran dari transmisi matic konvensional, dengan menghasilkan perpindahan gigi secara otomatis lebih halus dan hemat bahan bakar.
Baca juga:
Apakah Benar Transmisi CVT Tidak Memiliki Daya Tahan?
Jangan Sampai Salah, Berikut Cara Mudah Merawat Transmisi Matic dan Manual
Sejarah Panjang Transmisi Matic, Sudah Populer Sejak 1940-an
CVT atau continuously variable transmission adalah transmisi otomatis dengan rasio kecepatan yang berubah-ubah secara otomatis menyesuaikan kebutuhan torsi ketika mengemudi. Rasio sabuk baja yang menghubungkan pulley premier dan sekunder ini bisa berubah menyesuaikan kecepatan dengan tenaga maupun torsi.
Transmisi CVT yang memakai sabuk baja untuk menghubungkan pulley premier dan sekunder. Karena tidak ada gigi rasio yang fix, maka proses akselerasi dapat berlangsung tanpa jeda. Ini membuat proses akselerasi bisa halus tanpa jeda seperti di transmisi konvensional.
Adapun cara kerja transmisi CVT ini bertumpu pada sabuk baja yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek. Setiap puli akan didorong melalui pompa fluida sehingga tenaga yang disalurkan lebih sempurna dan lebih responsif ketika menyesuaikan perubahan kecepatan dan torsi secara tepat.
Sistem kerja tadi membuat proses akselerasi dari kendaraan akan lebih konstan, dengan perpindahan level kecepatan yang lebih halus sehingga terasa nyaman. Kemampuan pulley dalam membuat rasio putaran sabuk baja yang fleksibel berdampak pada beban kerja pada mesin akan jauh lebih ringan.
Apabila muncul gejala menghentak, dan muncul suara asing saat akselerasi hingga kemampuan akselerasi kurang mulus, jadi pertanda CVT mengalami masalah.
Sabuk baja CVT (Continuously Variable Transmission) merupakan bagian penting yang harus diperhatikan, karena bagian ini yang paling sering mengalami kerusakan akibat gesekan dengan pulley walau usia pakainya cukup panjang.
Setelah mobil digunakan selama beberapa tahun, maka sabuk baja CVT mobil akan mulai mengalami keausan karena pemakaian normal. Keausan ini akan menyebabkan sabuk baja tidak responsif dalam memutar pulley primer dan sekunder sehingga perlu diganti baru.
Transmisi CVT sebenarnya bisa diperbaiki atau ganti satu gelondong copotan? Untuk bengkel spesialis transmisi matic, tentu memiliki kemampuan memperbaiki jeroan transmisi CVT, entah itu pulley, ganti sabuk baja, atau perbaikan sistem hidrolis untuk pergerakan sistem transmisi.
Hanya saja, dalam proses perbaikan transmisi CVT itu tidak mudah, karena tingkat presisinya berbeda, sehingga proses perbaikannya tidak sembarangan.
Salah satu keunggulan transmisi CVT adalah perpindahan gear yang dilakukan secara terus-menerus dan bertahap tanpa. Kinerja transmisinya menandakan ada masalah bila muncul suara hentakan keras atau dengung dan berdecit.
Suara dengung diakibatkan dari bearing pulley atau bearing crankcase yang sudah mulai aus sehingga putarannya sudah tidak seimbang alias oblak. Getaran dari arah transmisi akan sangat terasa saat mobil dikendarai dalam kecepatan tinggi.
Kebiasaan buruk pengemudi bila memakai transmisi otomatis ialah memindahkan gigi dari D ke N bahkan langsung D ke R ketika mobil belum benar-benar berhenti. Kebiasaan ini bila dilakukan cukup sering membuat respons transmisi jadi bolot ketika kita akan berjalan mundur.
Biasanya mobil langsung bergerak perlahan mundur ke belakang walau kita tidak injak pedal gas. Nah ini gejalanya agak lama bergerak mundur, dan seperti harus digas dahulu baru mobil mulai mundur.
Gejala kerusakan lainnya yang bisa terjadi di transmisi CVT ialah hentakan saat maju. Untuk kondisi transmisi yang sehat, mobil bergerak maju dengan halus tanpa muncul gejala njeduk.
Bila transmisi bermasalah, saat kita pindah transmisi ke D, akan ada hentakan terlebih dahulu sebelum mobil melaju dengan lancar. Setelah itu, barulah mobil bisa melaju seperti biasa.
Penyebab kerusakannya beragam, entah kerusakan awal pada sistem elektronik atau mekanis. Untuk kerusakan elektrikal transmisi, bisa saja, kabel di dalamnya mengelupas atau bahkan putus atau sistem kerja transmisi mengalami masalah.
Hentakan kasar bisa juga merupakan akibat dari kebocoran oli transmisi. Dengan bocornya oli, kinerja transmisi menjadi bermasalah dan mengarah ke kerusakan komponen. Bila mobil kalian mengalami masalah ini, harus dilakukan overhaul transmisi untuk memperbaiki seluruh komponen.
Dalam kasus yang cukup berat, mau tidak mau kita harus mengganti seluruh transmisi CVT yang rusak parah karena sudah begitu sulit diperbaiki. Biaya penggantian transmisi CVT mobil tidak main-main, harganya bahkan bisa mencapai Rp40.000.000 untuk level mobil mewah. Bahkan ada idiom bila kalau rusak satu komponen maka harus ganti semua di transmisi ini.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta