Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita meminta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) agar produk terbarunya, Toyota Yaris Cross turut di ekspor ke negara tetangga, Australia.
Agus mengatakan, pasar Australia memiliki kesempatan besar jika TMMIN mengekspor mobil bergaya Sport Utility Vehicle (SUV), seperti halnya Toyota Yaris Cross yang dilengkapi mesin bensin dan hybrid.
Baca juga: Pemerintah Ingin Ekspor Toyota Yaris Cross Sampai ke Australia
Menanggapi hal tersebut, Direktur Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam menyatakan, Toyota Indonesia akan kembali melakukan studi.
"Pasar Australia agak beda, ini pasar negara maju. Tapi ekspor itu akan lebih kuat kalau yang ekspor jangan Toyota saja (ke Australia), tapi semua brand sama-sama ekspor, harus bareng-bareng gitu," ungkap Bob saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Baca juga: Toyota Corolla Cross Akhirnya Masuk Pasar Australia, Tapi Punya Varian Lebih Banyak
Bagi Bob, alasan perlunya berkolaborasi bersama semua brand ke pasar Australia karena hal tersebut dapat membuat proses logistik dan pengiriman unitnya jadi lebih terjangkau.
Maka dari itu, Bob meminta kepada pemerintah agar alokasi ekspor juga dihimbau ke brand otomotif lainnya yang ada di Indonesia, agar bisa dijual ke negeri Kangguru.
"Kan tidak selamanya kita harus kompetisi, untuk ekspor bisa berkolaborasi,” jelas Bob.
Bob sendiri sejatinya sedikit memahami karakteristik pasar otomotif di Australia.
Maklum, sebelumnya TMMIN sudah melakukan ekspor ke negara tersebut berupa Toyota Fortuner sejak Februari 2022 lalu.
"Dia (Australia) lebih SUV. Jadi Australia ada dua marketnya, yang urban yang ada di luar Australia dia butuh cc (kapasitas mesin) besar, tapi ada juga di perkotaan yang butuh cc kecil," ucap Bob.
Kata Bob, hal yang perlu disesuaikan sebagai pabrikan, yaitu bagaimana menyesuaikan produk di negara Australia, dimana pasar SUV besar atau kecil, namun standar mesinnya adalah Euro 5.
Baca juga: Toyota Yaris Cross Buatan Karawang Mulai Diekspor ke Berbagai Negara
Diketahui, saat ini Indonesia baru menerapkan standar emisi Euro 4 (untuk bensin) serta Euro 2 (untuk diesel), dan itu pun baru dilakukan pada April 2022 kemarin.
"Jadi perlu ada penyesuaian-penyesuaian. Kita juga lihat trade balance dengan Australia ini minus terus, ke depan itu akan lebih besar lagi minusnya, karena kan konsumsi kita naik di Indonesia, sedangkan Australia negara maju yang sudah stable, jadi memang harus ada breakthrough," terangnya.
"Tapi ini domainnya pemerintah, kalau kita swasta ikut saja policy dan insentif yang diberikan pemerintah," sambungnya.
Seperti yang diinformasikan, industri otomotif nasional digunakan sejumlah brand otomotif maju sebagai basis produksi yang tak hanya menjual produknya untuk pasar domestik, namun juga ekspor.
Demikian juga dengan TMMIN yang saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 320 ribu unit per tahun, serta 440 ribu unit engine dan part yang diproduksi pada empat pabrik di Karawang dan Sunter.
Adapun TMMIN memiliki jumlah ekspor pada periode Januari-April 2023 mencapai 40.754 unit CBU, dengan total ekspor secara kumulatif sampai tahun 2023 mencapai lebih dari 2 juta unit CBU ke lebih dari 100 negara yang meliputi wilayah Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur, Amerika Latin, Oceania, dan Australia.
TMMIN juga sudah menjual 1.733 kendaraan jenis bensin dan 81 Hybrid Electric Vehicle (HEV) dilepas untuk ekspor.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota RUSH S GR SPORT 1.5
14.366 km
1,5 tahun
Jakarta
2022 Daihatsu ROCKY X 1.2
9.761 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Daihatsu TERIOS R 1.5
16.243 km
4 tahun
Jawa Barat
2021 Daihatsu TERIOS X 1.5
12.286 km
2,5 tahun
Jakarta
2021 Daihatsu TERIOS R 1.5
10.438 km
2,5 tahun
Java East